"Ra Ra Ra udah stop jalan, Ra. Gue capek Ra sumpah." Ucap Varo sambil memegang tangan Abel.
Abel memutar bola matanya, malas
"Ya kalau capek ga usah ngikutin gue lah!"
"Gue minta maaf, Ra." Abel berhenti lalu menatap Varo dengan tajam hingga cowok tersebut berdiri kaku masih dengan memegang tangan Abel.
"Lo tau salah lo dimana?" Dengan ragu Varo mengangguk pelan.
"Lo aja masih ragu, ngapain minta maaf?"
"Ya tapi gue minta maaf, Ra. Sumpah gue sebenernya ga tau salah gue dimana, Ra." Ucapnya dengan wajah memelas.
"Mau tau salah lo dimana?" Varo mengangguk cepat.
"Lo itu ga salah sih. Ya cuma gue pengen marah aja." Kata Abel sambil tertawa kencang.
"Anjir lu ah! Gue udah takut, sumpah!" Varo memukul bahu Abel pelan dengan wajah kesal.
"Lo harus liat muka lo gimana, Yo. Sumpah gue nahan-nahan ketawa."
"Ampe gue bela-belain chatan ama Dapa."
"Ngapain?"
"Nyari solusi lah! Abis lo kayak maaaraaaah banget." Ucap Varo sambil menarik tangan Abel dan mengajaknya jalan ke arah kelas.
"Pake banget?"
"Bukan marah banget lagi, pake maaaraaaaahhh gitu."
"Harus panjang ya?"
"Jelas!"
"Coba-coba sini, gue mau liat chatnya."
"Anjir. Udah bikin kesel, merintah-merintah lagi!" Kesalnya sambil memukul kepala Abel.
"Sakit bego!"
"Biarin!!"
"IHH AWAS LU YA!! YO!!" Teriak Abel sambil mengejar Varo yang sudah lari duluan.
***
Bel pulangan berbunyi kencang, murid-murid bergegas memakai tasnya. Begitu pula Varo dan Abel.
"Jadi bareng gue atau lo dijemput?"
"Bareng lo aja lah, Yo." Ucap Abel sambil menatap Varo yang manggut-manggut.
Varo sudah sangat tahu kondisi keluarga Abel. Kedua orang tuanya sudah berpisah sejak lama, sehingga membuat Abel serta kakaknya, Ryan tumbuh dengan kekurangan kasih sayang. Hal itu membuat keduanya memilih tinggal di rumah neneknya.
"Lo mau langsung pulang aja?"
"Sebenernya sih nggak. Soalnya Ryan sama nenek lagi gak ada di rumah. Jadi gue sendirian sama mbak."
"Bagus." Abel mengernyit sambil berjalan menuju parkiran bersama Varo.
"Emang kenapa?"
"Gue mau ajak lo jalan. Kan udah selese ujian juga, ya buat ngehibur lo aja sih. Tapi kalau lo gamau—"
"Mau mau gue mau."
"Napsu bener mba. Ngebet banget ya jalan sama abang ganteng?" Tanya Varo sambil mencolek dagu Abel hingga membuat cewek tersebut memasang ekspresi jijik disusul dengan Varo yang ketawa ngakak.
siang ini mereka melaju dengan kecepatan tinggi menuju mall dengan lelucon-lelucon kecil di sepanjang jalan.
F r i e n d s
Jadi, ai baru sadar kalau nama cewek ini sama kayak nama cewek di cerita ai yang judulnya Arjuna :)
Tolong di maafkan kelalaian ini, karena ai malas ganti juga hehehe
Intinya Abel yang ini sama Abelnya Arjuna beda yaaaa
❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS (Completed)
Teen Fiction"Menurut gue, ga ada namanya sahabat diantara cewek sama cowok. Gue bener-bener yakin bakal ada perasaan meskipun cuma sedikit." Ucap Bara sambil menatap bintang-bintang di langit yang semakin indah jika dipandang dari sini. Abel menoleh sambil meng...