7

54 8 5
                                    

Ketiganya kini sedang bermain di timezone sambil tertawa seperti sudah mengenal sejak lama. Abel duduk di sebuah bangku pada permainan menggambar sambil meminum es teh yang ia beli saat menuju ke tempat bermain ini. Ia melihat kedua cowok tersebut sedang asyik bermain basket, mereka juga melakukan taruhan dan ini sudah yang ke lima kalinya.

Abel tersenyum kecil saat melihat Bara mengangkat tangannya karena ia menang dari Varo. Cowok tersebut pun berjalan menuju ke arah Abel dengan keringat yang membanjiri keningnya, bahkan wajahnya pun sudah memerah.

"Gimana taruhannya?" Tanya Abel sambil bergeser sedikit, memberikan tempat duduk kepada Bara.

"Gue menang." Ucap Bara dengan napas yang tidak karuan. Abel tersenyum kecil.

"Varo itu emang cupu soal basket." Ucapnya disusul dengan tawa Bara.

"Bel."

"Hmm?"

"Yakin nih mau jadi temen aja?" Abel menoleh ke arah cowok tampan tersebut dengan tatapan bertanya-tanya.

"Maksud lo?"

"Lo sama Varo, lo bakal temenan terus?"

"Iya. Emang kenapa?" Tanya Abel sambil memperbaiki posisi duduknya, ingin mendengar Bara dengan lebih jelas.

Bara menghela napas, "Nggak, gue liat-liat kalian berdua cocok." Kekeh Bara sambil meminum air mineral yang ia bawa dari rumah. Abel tertawa lalu memukul bahu Bara pelan.

"Nggak lah. Gue ga ada perasaan lebih. Oh iya, lo bukan orang pertama yang bilang kayak gitu." Ucap Abel sambil menatap Bara. Keduanya diam sejenak, "Kita juga punya aturan."

Bara mengangkat sebelah alisnya, "Aturan apa?"

Abel tersenyum kecil, "Udahlah ga usah di bahas. Kita bahas kenapa tadi lo nabrak gue aja." Bara tertawa.

"Masih diingat aja."

"Iyalah. Es gue jatoh gitu, gue pencinta es teh manis tau ga?"

"Nggak."

"Yaudah gue kasih tau aja. Emang gue gimana pas jalan tadi? Kok gue ga sadar udah keluar dari koridor?" Tanya Abel sambil tertawa kecil.

"Mana gue tau. Pokoknya dari jauh lo itu kayak robot. Mana kaga kedip pula. Kan gue takut jadinya. Terus ada basket mau ngenain lo, makanya gue dorong lo. Eh yang kena malah kepala gue." Jelasnya sambil menunjuk kepala sebelah kirinya.

Abel tertawa, "Ya maaf, abis lo ga jelasin."

"Udah kena basket, eh lo malah marah-marah nyuruh gue jalan pake mata. Padahal sendirinya ga pake."

"Iya iyaaa maaf, makasih juga udah nolong gue. Sakit ga kepala lo?"

"Sakit sih, pusing. Tapi bentar aja."

"Ah." Bara mengangkat sebelah alisnya "Harusnya lebih keras lagi!!" Ucapnya sambil tertawa keras.

"Kurang ajar. Harusnya ga gue tolong." Balas Bara sambil memutar bola matanya, malas. Abel masih tertawa sambil memukul bahu Bara.

"Udah jam segini, guys. Pulang yok?" Ajak Varo yang baru saja tiba dari permainan capit boneka. Cowok itu kini membawa boneka sapi hitam putih yang lumayan besar, lalu memberikannya kepada Abel.

"Buat lo." Ucap Varo lalu berjalan keluar dari tempat bermain.

"Tuh, kan."

"Apaa?" Tanya Abel sambil menyusul Varo bersama Bara.

"Kalian cocok." Balas Bara yang dijawab dengan cengiran oleh Abel sambil menarik tangannya, menyusul Varo yang sudah lumayan jauh di depan sana.

F r i e n d s

FRIENDS (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang