Setiap kali mereka tidak sengaja melakukan kontak mata, Abel selalu membuang pandangannya ke arah lain. Ia sebenarnya butuh penjelasan cowok yang kini duduk bersama Daffa. Ya, semenjak kejadian itu Varo langsung pindah ke bangku sebelah Daffa sedangkan Abel duduk bersama Hana.
"Lo kenapa sih sama Varo?" Tanya Hana sambil menutup soal fisika Abel menggunakan telapak tangannya. Abel yang sedang mengerjakan soal pun langsung menoleh melihat ke arah Hana yang menatapnya penuh dengan rasa penasaran.
Cewek tersebut kemudian menggeleng, "Ga, kita ga kenapa-kenapa."
"Bohong ih. Gue temen lo dari tk loh, Bel. Lo ga bisa bohong sama gue. Gue tau lo lagi ada masalah."
Abel menggigit bagian bawah bibirnya, ia sangat tidak ingin menceritakan hal tersebut kepada orang lain. Tetapi Hana sangat memaksa dan membuat Abel ingin menumpahkan semua yang telah mengganggu di pikirannya selama ini.
Tiba-tiba Bara datang lalu merangkul Abel dari belakang sambil melihat Hana yang mengadah untuk melihat cowok tersebut.
"Kantin yuk, Bel." Abel menatap Bara lalu kembali melihat Hana. Cewek tersebut pun segera menutup bukunya lalu berpamitan kepada Hana untuk pergi ke kantin bersama Bara.
Dari kejauhan, Varo menatap mereka berdua dengan lekat sehingga Daffa yang tadinya sedang mengoceh pun tidak ia hiraukan.
***
Kantin siang ini sungguh ramai. Mereka pun memutuskan untuk duduk di pojokan sambil memakan pesanan masing-masing. Sebenarnya Abel tidak lapar, hanya saja ia ingin cepat-cepat keluar dari kelas, menghindari pertanyaan-pertanyaan Hana yang sangat mengganggu.
"Lo kalau ada yang mau diceritain, cerita aja kali." Ucap Bara yang sedari tadi melihat Abel yang sedang mengaduk-aduk batagor pesanannya.
Abel melihat Bara yang sedang berada di depannya dengan tatapan khawatir. "Tenang, gue bukan orang yang suka ngebeberin rahasia orang. Kalau lo ga mau cerita juga ga papa, gue cuma menawarkan diri, kali aja lo butuh teman curhat." Lanjut Bara sambil tersenyum lalu lanjut memakan mie ayamnya yang tinggal sedikit. Abel menghela napas berat.
"Menurut gue akhir-akhir ini Varo berubah." Ucapnya pada akhirnya. Bara menatapnya sambil meminum es teh manis yang sudah tinggal setengah.
"Dia makin protektif sama gue. Pokoknya kayak gue ga boleh lecet sedikitpun." Bara mengangguk paham.
"Dari kapan?"
"Dari kelai-kelai itu loh. Yang di pasar malam."
"Oohh, iya-iya." Bara mengangguk sambil tersenyum.
"Terus kemaren-kemaren dia..." Bara mengangkat sebelah alisnya. "Eh lo ikut kan yang jalan-jalan ke puncak?" Tanya Abel, mengalihkan. Bara tahu kalau Abel sedang berusaha mengalihkan perhatiannya. Mungkin ia belum siap untuk bercerita lebih lanjut.
Bara tersenyum manis, "Iya gue ikut."
F r i e n d s
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS (Completed)
Teen Fiction"Menurut gue, ga ada namanya sahabat diantara cewek sama cowok. Gue bener-bener yakin bakal ada perasaan meskipun cuma sedikit." Ucap Bara sambil menatap bintang-bintang di langit yang semakin indah jika dipandang dari sini. Abel menoleh sambil meng...