19

28 3 0
                                    

Abel menggendong tasnya. Ia berdiri di dekat pintu sambil menunggu Ghea yang baru selesai memakai kupluknya.

"Ayo!" Ajak Abel sambil membuka pintu kamar mereka. "Ga ada yang ketinggalan kan?" Tanyanya kepada Ghea. Ghea menggeleng, ia sibuk membalas pesan.

Keduanya pergi ke meja makan. Kemudian ikut bergabung dengan yang lain.

***

Perjalanan menuju puncak tidak berlangsung begitu lama. Ntah memang karena tidak lama atau karena perempuan tersebut hanya tidur sedari tadi.

Keempatnya turun dari bis sambil menunggu arahan. Bara merangkul Abel sambil menarik Abel mendekat dengannya. Perempuan tersebut jelas saja terkejut dengan perlakuan Bara. Ia menatap Bara sambil meremas tali tasnya. Jantungnya sudah tak karuan. Seperti hampir lepas dari tempatnya. Pipinya memanas dan langsung mengeluarkan semburat berwarna merah muda.

"Haus ga?" Tanya Bara sambil menatap Abel yang berada di rangkulannya. Mata mereka bertemu, Abel langsung menunduk, takut bila Bara akan melihat pipinya.

"G-gue ga haus." Jawab Abel. Bara tersenyum sambil mengacak rambut Abel. Melihat hal itu, Varo langsung mendekat. Ia menarik pelan tangan Bara agar tidak menimbulkan kegaduhan.

"Apa-apaan lo?" Ucap Varo tanpa suara. Alisnya menyatu, keningnya berkerut, wajahnya menimbulkan kesan tidak suka kalau Bara mendekati cewek tersebut.

"Apa?" Jawab Bara. Abel menoleh ke sumber suara, setelah itu ia langsung melihat ke arah Varo yang menatap Bara dengan tatapan cemburu miliknya.

"Yo?" Panggil Abel. Varo beralih melihat mata Abel. Lelaki tersebut terdiam. Ekspresinya berubah 180 derajat setelah melihat sahabatnya.

"Ayo, udah dipanggil tuh." Ajak Ghea sambil menarik tangan Abel dari kedua cowok tersebut.

***

Kegiatan kali ini sangat seru. Mereka asyik menunggu matahari tenggelam di puncak. Abel tersenyum senang setelah melihat hasil fotonya bersama Ghea.

Kemudian Bara berdeham. "Ga mau foto sama gue apa?" Tanyanya dari belakang Abel. Abel pun berbalik untuk melihat Bara yang sedang berdiri di belakangnya sambil memasukkan kedua tangannya di kantung jaket.

"Emm"

"Bercanda, kalau ga mau juga ga papa sih." Ucapnya sambil terkekeh pelan. Ia kemudian menunduk sambil memainkan kerikil dengan kaki kanannya. "Ya asal lo nanti ga kangen aja kalau gue pergi." Gumam Bara pelan.

"Apa—?

"Ayo! Kita ke mereka." Ajak Bara seraya menyodorkan tangannya. Abel membalas tangan Bara, membiarkan Bara menuntunnya.

F r i e n d s

FRIENDS (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang