"Gue malah lebih suka liat bintang di mata lo dari pada bintang di langit."
-Marvelion Bara
—————————————Bara menatap langit malam ini dengan sudut bibir yang tertarik ke atas. Bintang malam ini sangat banyak dan indah. Cowok tersebut pun menghirup udara segar di puncak sambil mengusap lengannya yang sedikit dingin meskipun sudah memakai jaket.
Saat mereka sampai, banyak yang memilih langsung tidur dan mengabaikan acara malam ini. Sehingga acara tersebut pun diundur hingga keesokan harinya. Bara duduk sendirian di sana, ditemani angin malam yang bisa membuat siapa saja masuk angin.
"Belum tidur?" Tanya Abel sambil ikut duduk di sebelahnya. Bara menoleh melihat Abel yang berada di sebelahnya dengan sweater merah maroon, rambut dicepol asal dengan anak rambut yang menjuntai, dan celana training berwarna hitam dengan tiga garis putih.
Bara mengusap tengkuknya, merasakan angin dingin yang menerpanya.
"Ya kayak yang lo liat nih. Lo kenapa belum tidur?" Tanya Bara sambil menatap Abel yang terkekeh pelan.
"Gue tadi ga bisa tidur, terus ngeliat lo di sini ya gue ikut aja." Jawabnya sambil tersenyum melihat Bara yang diam sambil memperhatikannya.
Abel menatap ke atas, melihat taburan bintang yang terlihat sangat indah. "Di Jakarta mana ada bintang sebagus ini." Gumam Abel dengan nada kagum sambil tersenyum melihat bintang-bintang yang menemani mereka malam ini.
Cowok tersebut pun ikut mendongak, melihat bintang-bintang yang sedari tadi ia pandangi tanpa rasa bosan sedikitpun. Abel menaruh kepalanya di bahu kiri Bara sambil melihat ke depan. Perempuan tersebut lagi-lagi tersenyum, sedangkan Bara memperhatikan Abel yang sedang menatap ke arah depan sehingga membuat mata perempuan tersebut terlihat berkerlap-kerlip seperti bintang pada malam ini.
"Bagus ya."
"Bagusan mata lo." Gumam Bara, masih saja memperhatikan Abel yang terkagum-kagum. Abel menoleh ke arah kanan atas, melihat Bara yang juga menatapnya.
"Maksud lo?"
"Ya gue suka pantulan cahaya bintangnya di mata lo." Jawab Bara dengan gestur senormal mungkin, meskipun ia sadar bahwa suaranya sedikit bergetar.
Abel kembali bersandar sambil melihat ke arah depan, sedangkan Bara melihat ke arah lain sambil merutuki dirinya sendiri yang terlalu blak-blakan.
Dan tanpa ia ketahui, Abel tersenyum. Senyum yang sebenarnya ia tidak tahu untuk apa, tapi kali ini Abel hanya ingin tersenyum setelah mendengar perkataan cowok yang berada di sampingnya saat ini.
***
Abel sudah terlelap di pundaknya, membuat Bara tak tega untuk membangunkan cewek tersebut. Ia pun memutuskan untuk menggendong Abel ala bridal style ke arah kamar perempuan tersebut.
Fyi, setiap orang memiliki teman sekamar setidaknya 2-3 orang.
Cowok tersebut mengetuk pintu kamar Abel, menunggu teman sekamarnya membukakan pintu. Tidak mendapatkan jawaban, ia pun kembali mengetuk pintu tersebut. Hingga akhirnya terdengar suara keluhan sambil membukakan pintu.
"Hai." Sapa Bara sedikit kikuk. Ghea—teman sekamar Abel pun terbelalak melihat temannya digendong oleh Bara.
"Lo kasih apa temen gue? Racun ya? Lo kasih obat tidur ya?! Lo apain, Bar?!" Tanyanya panik dengan nada yang lumayan tinggi. Bara pun segera menyuruhnya diam sambil mendorong cewek tersebut masuk ke kamar.
"Gue ga ngapa-ngapain, sumpah. Tadi dia sama gue lagi ngeliat bintang, awalnya dia bilang dia belum ngantuk makanya ikutan duduk bareng gue. Eh, tau-tau dia udah tidur aja. Ya gue ga tega banguninnya, makanya gue gendong aja." Jelas Bara sambil melihat Ghea yang masih dengan tatapan menyelidik miliknya.
"Gimana gue bisa percaya?"
Bara mengembuskan napas panjang, "Lo tanya aja teman lo sendiri ntar kalau dia bangun." Jawab Bara sambil berjalan menuju kasur dan menaruh Abel dengan perlahan, menyelimutinya, kemudian ia mengusap kepala Abel dengan lembut.
"Ya udah, gue pergi dulu ye. Jagain Abel, kunci pintu kamar." Suruh Bara sambil menatap Ghea yang melongo dengan rasa penasaran. Setelah cewek tersebut mengangguk, Bara pun segera pergi meninggalkan mereka berdua dan menuju ke kamarnya sendiri.
F r i e n d s
Gimanaaa? Suka nggak?
Jangan lupa votenyaa yaaaa
Makasih🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS (Completed)
Teen Fiction"Menurut gue, ga ada namanya sahabat diantara cewek sama cowok. Gue bener-bener yakin bakal ada perasaan meskipun cuma sedikit." Ucap Bara sambil menatap bintang-bintang di langit yang semakin indah jika dipandang dari sini. Abel menoleh sambil meng...