25. akhir

4.1K 329 63
                                    


**
Beberapa bulan kemudian



Barcelona, spanyol.

Sepasang remaja ini sedang menikmati waktu liburnya untuk melihat galeri lukisan yang terletak di samping mall yang akan di kunjungi mereka nantinya.

"Bang, lihat deh, ini kayak pemandangan pantai kuta saat sunset ya!" (Namakamu), gadis ini berucap sembari menunjuk lukisan yang berada di atas sendiri.

Jefri mengangguk. (Namakamu) melihat-lihat lagi dengan antusias. Nggak ada lagi raut ketakutan di wajah (Namakamu).
Tidak, (Namakamu) tidak bermaksud untuk melupakan kejadian di masa lalu.
Tapi, takdir yang melakukannya. (Namakamu) lupa karena takdir.
Yah.. setelah hampir dari dua bulan (Namakamu) tertidur dan bangun tiga bulan yang lalu, dokter menyatakan bahwa (Namakamu) amnesia permanen.
Dan Jefri sangat bersyukur untuk itu.
Ia bersyukur bahwa adik kecilnya telah melupakan kejadian yang tak mengenakkan itu.
Biar, biarkan Jefri saja yang mengingatnya.

"Dek, katanya mau beli baju!"

"Oiya. Ayo bang!" (Namakamu) menarik tangan Jefri menuju mall.

(Namakamu) menatap Jefri yang sedang serius memilih gitar.
Ia bersyukur memiliki abang yang sangat baik.
Setahu (Namakamu), (Namakamu) hanya mempunyai abang.
Pernah sekali (Namakamu) bertanya dimana orang tua kita? Jefri menjawab dengan tegas bahwa, 'jangan tanyakan hal yang membuat abang sakit, dan jangan tanyakan alasannya'
Dan setelah itu (Namakamu) tak bertanya lagi.
Ia yakin, Jefri melakukan ini untuk kebaikannya.

"Abang cepet ih, Ricard sama Kevin sudah menunggu," ucap (Namakamu).

Ricard dan Kevin adalah rekan kerja abangnya. Mereka membentuk suatu band, dan setiap malam minggu mereka melakukan busking a.k.a ngamen di jalan.
Mereka juga kerap kali manggung di kafe.

"Bentar, abang bayar dulu."

(Namakamu) memanyunkan bibirnya. Jefri mengacak pelan rambut (Namakamu).

Sekarang mereka telah bahagia.
Bukannya Jefri melupakan keluarganya. Jefri tidak melupakannya.
Biar, biar nanti saja mereka balik ke negara asal.
Jefri hanya menginginkan kebahagiaan (Namakamu) yang sulit di dapat jika pergi ke indonesia.
Jefri juga sesekali menghubungi eyangnya untuk menanyakan kabar, bukan untuk meminta uang ataupun memberitahu dimana dirinya sekarang.

Kata eyang, ayah saat ini tengah menjalani masa tahanan. Om-nya yang melaporkan, karena itu memang merupakan tindakan kekerasan.
Sedangkan bundanya telah sembuh dan telah menjalani harinya dengan bekerja.
Iqbaal, adik lelakinya itu telah menjalani aktifitasnya di USA. Saat ini Iqbaal tengah kuliah disana.
Sesekali juga ia menyempatkan waktunya untuk mengunjungi Iqbaal tanpa sepengetahuan (Namakamu). Iqbaal pun memaklumi itu.

Sekarang keadaan telah berubah. Yang dulunya hancur kini dengan perlahan tertata rapi, walaupun belum semuanya.
Jefri bersyukur adiknya ini selamat dari pisau tajam itu. Dan ia semakin bersyukur kala (Namakamu) mengalami amnesia.

Jefri tersenyum melihat (Namakamu) yang tertidur dengan damai di kamarnya.
Dikecupnya dahi adiknya pelan.
"Semua akan baik-baik saja dek, abang janji."




Happy ending😙


Ending yang diluar ekspetasi. Dan menurut saya, ini adalah bad ending😅


Terima kasih buat reader yang mau membaca cerita absurd saya🙏
Jangan lupa cintai terus cerita ini ya😀


Jangan lupa juga kasih komentar, karena sejujurnya saya lebih menyukai komentar kalian dari pada vote😊

Sampai jumpa di cerita Iqbaal dan (Namakamu) berikutnya🙌

HAPPY NEW YEAR🎉

(namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang