9. Abang tidak merokok, Ayah!

3.4K 327 10
                                    

Gadis mungil yang cantik itu sedang duduk di balkon kamarnya. Ia termenung sesekali melihat selembar kertas yang di pegangnya, selembar kertas ulangan bernilai merah ini ia genggam erat, hatinya risau, ia takut ayahnya akan melihat ini.
Suara mobil terdengar memasuki pekarangan rumahnya, dengan penasaran ia berdiri dari duduknya, berjalan ke arah pembatas balkon dan menunduk untuk melihat ke bawah.

Matanya berbinar, senyum manis terukir di bibir mungilnya, dengan segera ia berlari memasuki kamarnya, lalu turun ke bawah untuk menyambut si tamu,

Cklek... "Bang Ari.." pekiknya sembari memeluk Ari dengan erat, Ari yang belum siap pun hampir terhuyung ke belakang.

Ari tersenyum, lalu mengecup singkat kening (Namakamu), ia menyingkirkan boneka yang di bawanya ke samping kiri (Namakamu), "rindu.. "gumam (Namakamu), Ari terkekeh, "Abang nggak di bolehin masuk nih." (Namakamu) melepas pelukannya lalu tersenyum, "masuk yuk Bang, Abang nginap kan? "Ari mengangguk, ia merangkul (Namakamu) memasuki rumah, "ke kamar (Namakamu) yuk, (Namakamu) mau cerita-cerita sama Abang." ajak (Namakamu),

(Namakamu) mendongak untuk melihat wajah tampan Ari, lalu ia tersenyum, ia bahagia, sangat bahagia bisa di samping Ari lagi. Ia sangat merindukan Ari, walaupun mereka bukan saudara kandung, tetapi mereka sejak kecil selalu bersama bukan? "Abang-Abang kamu di mana? "ucap Ari yang saat ini sedang lesehan di lantai dengan bersender di ranjang (Namakamu) yang berada tepat di belakangnya, (Namakamu) menyalakan tv lalu duduk di samping Ari,

"Bang Jefri ada show kalau Bang Iqbaal sedang latihan band, "jawab (Namakamu), Ari merangkul (Namakamu), "kamu bahagia di sini? "(Namakamu) mendongak, menatap Ari yang juga menatapnya, lalu ia tersenyum, "(Namakamu) bahagia, sangat bahagia." Ari tersenyum sembari mengelus rambut (Namakamu), "syukurlah," ucapnya.

Brakk...
(Namakamu) terlonjak kaget, begitupun dengan Ari, mereka saling tatap, lalu mereka bangkit berdiri, mencoba mencari tau tentang keributan di bawah.

"Ayah kecewa sama kamu, Ayah nggak menyangka kalau kamu menghisap barang haram itu Iqbaal, siapa yang ajarin kamu ngerokok? "Ayah bertanya dengan murka. Ya... tadi Ayah memergoki Iqbaal yang sedang berkumpul dengan teman perokok, "Iqbaal nggak merokok yah." Ayah tersenyum miring, "kamu kira Ayah anak kecil yang gampang kamu bodohi! "

"Tapi Iqbaal ngg...
"Diam kamu! "Ayah melayangkan tangannya di wajah Iqbaak, tetapi berhasil di tahan oleh (Namakamu), "jangan yah." (Namakamu) memeluk Iqbaal, mencoba melindungi Iqbaal dengan tubuh mungilnya, sementara Ari ada di samping Ayah, "jangan ikut campur kamu," ujar Ayah, (Namakamu) melepaskan pelukannya lalu menatap Ayah,

"Tolong kasih Abang kesempatan untuk menjelaskan, Ayah," ucap (Namakamu), Ayah menghela nafas pelan lalu duduk di sofa, (Namakamu) mengelus punggung Iqbaal, mencoba menenangkan Abang ke duanya itu, "duduk Bang." desis (Namakamu), Iqbaal duduk di ikuti (Namakamu), Ari duduk di sebelah Iqbaal.

"Apa? Apa yang harus Ayah dengar!" , "Iqbaal nggak merokok Yah, Iqbaal hanga mengambilkan rokok karena di suruh teman, Ayah salah paham, Iqbaal nggak mungkin merokok." Iqbaal menjelaskan, "kamu percaya kan Dek? "(Namakamu) mengangguk, lalu kembali mengelus punggung Iqbaal, Ayah menghela nafas pelan,

"Baiklah Ayah percaya, maafkan Ayah yang emosi tadi." Iqbaal mengangguk, (Namakamu) tersenyum, lalu Ayah beranjak, sebelumnya ia menepuk pelan pundak Ari,

"lo beneran nggak ngerokok kan Baal? "tanya Ari yang sedari tadi diam, Iqbaal menatapnya sebentar, "ya enggak lah, ya kali gue ngerokok."

"Siapa tau aja lo bohong, kan lo jago ekting," ucap Ari, Iqbaal mendengus sebal, "tau ah! gue mau tidur." Iqbaal beranjak, "nebeng," celetuk Ari,

"Nggak ada, lo sama Bang Jefri sana! "balas Iqbaal, Ari mendengus, "Assalamualaikum, eh Ari, baru sampai? "

"Waalaikumsalam tante, sudah dari tadi kok." Ari menyalami Bunda yang baru pulang di ikuti (Namakamu), "sudah kamu buatin minuman Abangnya? "tanya Bunda, (Namakamu) mengangguk, "sudah kok, "jawabnya, "yasudah, kalian lanjutin ngobrol gih, Bunda mau iastirahat dulu, kalau lapar delivery saja ya, Bunda capek banget, ini."

"Iya Bun," balas (Namakamu), "ke kamar (Namakamu) lagi yuk, sambil tunggu Bang Jefri." (Namakamu) menggandeng Ari untuk menuju kamarnya,

"(Nam) foto yuk! sudah lama Abang nggak foto sama kamu." (Namakamu) mengangguk, Ckrek.. , "Abang di sini berapa lama? "tanya (Namakamu), "dua hari, Abang aja job di jakarta dua hari, "balas Ari, (Namakamu) menunduk,

"Yah.., "desisnya kecewa, Ari menengadahkan dagu (Namakamu), lalu mengecup pelan dahi (Namakamu),

"Abang kan juga harus sekolah (Nam), udah ah! Jangan cemberut gitu, kamu tidur gih, udah malam! "Pinta Ari, "tapi.. Abang? "tanya (Namakamu), Ari tersenyum, "Abang mau mandi, habis itu mau tidur di kamar Jefri, "jawab Ari,

"temani (Namakamu) dulu sampai (Namakamu) bobo ya! "Ari mengangguk, lalu menyelimuti (Namakamu), "Bang, "ucap (Namakamu), Ari membalasnya dengan deheman,

"Thanks for the doll, I like it, "ucapnya, Ari tersenyum, ia mengacak sebentar rambut (Namakamu), "sama-sama, tidur gih! "(Namakamu) mengangguk, lalu memejamkan ke dua matanya, Ari tersenyum tipis,

"Semoga kamu selalu bahagia, (Namakamu)."

 
 
 
 
 
 
Instagram

Ariirham
 
 

Ariirham   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
Iqbaal.e, Aisyahaqillah, salsadr, and 48.000 other

34000 other comment for view

@iqbaal.e idih, alay lo @Ariirham

@Ariirhamofficial cute

@(Namakamu)lovers kak (Namakamu) so beautifful

@mimiperi masih cantikan aing

@kartuxl beli kartu di sini

@cabecabean (Namakamu) cabe, mending gue kemana-mana

@Aisyahaqillah cantik

@soniqgobetter (Namakamu) gemesin ih, kayak abangnya @Iqbaal.e

@Ariaisyahshipper nggak cocok

@Ariirham bacod @Iqbaal.e // lo cantik @Aisyahaqillah

panjangkan😅

(namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang