2. nyaman

4.5K 388 8
                                    

(Namakamu) menata bajunya di kamar barunya.
Yah... ia telah sampai di jakarta beberapa jam yang lalu.

"Bunda bantuin ya."

(Namakamu) terlonjak kaget. Kemudian ia tersenyum menatap bundanya yang kini sudah duduk di tepi ranjangnya.

"Boleh bunn," balas (Namakamu).

"Dek.." panggil bunda. (Namakamu) menghentikan aktifitasnya kemudian menatap bundanya dengan tatapan bertanya.

"Ada apa bun?" Tanya (Namakamu).

"Kamu nggak ingin sekolah normal aja? Selama ini kan kamu homeschooling," ucapan bunda, membuat (Namakamu) menunduk.

"(Nam..), (namakamu) terserah ayah saja bun.
Nanti kalau (Namakamu) membantah ayah marah bun," 

Bunda tersenyum sembari mengelus puncak kepala (Namakamu) dengan sayang.

"Bunda bisa bantu kalau kamu mau. Kamu bisa sekolah di sekolahan abang."

(Namakamu) mendongak menatap bundanya yang sedang tersenyum itu.

"Tap... tapi bun."

"Syutt... yuk ikut bunda! Kita bicarain baik-baik sama ayah."

(Namakamu) mengangguk.
Bunda menggandeng (Namakamu) untuk menemui ayah.

***

(Namakamu) menunduk takut. Ayah menatapnya dengan tajam, sementara bunda mengelus punggung (Namakamu) dengan lembut.

"Ayah nggak mau ngambil resiko yang besar," ucap ayah.

"Tolong yah, beri (Namakamu) kebebasan sedikit saja," ucap bunda memohon.

"Ayah malu punya anak bodoh seperti dia!" Dan ucapan ayah Heri begitu membuat hati (Namakamu) mencelos sakit.

"Jaga bicara ayah. (Namakamu) anak kandung ayah, darah daging ayah," ucap bunda Rike, ia tak habis fikir dengan pemikiran suaminya.

"Bun... bunda udah. (Namakamu) gak apa-apa kok kalau harus homeschooling," ucap (Namakamu) pelan.
Bunda menggeleng.

"Bunda mohon yah! Sudah cukup ayah.
(Namakamu) lima belas tahun terkurung.
Bunda mohon yah!"
Bunda memohon dengan bertekuk lutut di depan ayah.

Sedangkan ayah dan (Namakamu) terbelalak, ayah membangunkan bunda.

"Ayah akan beri (Namakamu) kesempatan satu tahun sekolah normal di sekolah abangnya dan kamu harus naik kelas tanpa bantuan uang dari ayah.
Tapi kalau kamu tidakak naik kelas,
Ayah akan kirim kamu ke australia," ucap ayah.
(Namakamu) membolakan matanya. Bunda menatap tajam ayah.

"Jangan gila kamu yah!" Marah bunda.

"Kalau nggak mau yasudah. Tinggal homeschooling apa susahnya sih." balas ayah santai.

Bunda menatap (Namakamu) yang sedari tadi menunduk.

"Kamu sanggup sayang?" Tanya bunda.
(Namakamu) mendongak menatap bunda dengan senyuman.

"Insyaallah bun, (Namakamu) sanggup," jawab (Namakamu).

"Bagus kalau begitu," sahut ayah.

"Te...terima ka...sih yah, Su...dah memberi (Nam..) (Namakamu) kesempatan untuk sekolah normal," ucap (Namakamu).
Ayah mengangguk saja.

(namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang