16. Salah paham

2.2K 260 21
                                    



**
Malam minggu yang sepi bagi Iqbaal, lelaki itu kini sedang bermalas-malasan di kasurnya.
Caitlin, pacarnya sedang ada shooting, dengan abangnya pula. Ini semakin membuatnya bete.

Lalu ia beranjak. Ia berjalan gontai menuju kamar adiknya.
"(Namakamu)," panggilnya.

"Iya bang," balas (Namakamu).

"Keluar yuk, kita malam mingguan."

(Namakama) membuka pintu kamarnya.
"Kemana?" Tanyanya.

Iqbaal tersenyum.
"Ada deh. Pokoknya kamu dandan yang cantik ya!"

(Namakamu) mengangguk.
"Yaudah. Tunggu bentar ya!" (Namakamu) menutup kembali pintu kamarnya.
Setelah beberapa menit, (Namakamu) turun ke bawah dan langsung berangkat.

"Mau kemana bang?" Tanya (Namakamu) di tengah-tengah perjalanan.

"Ke pim aja ya. Abang gak tau juga mau kemana, di rumah pun gabut."
(Namakamu) mengangguk-angguk.

Mereka kini berada di dalam pim. Dan berjalan ke zona game.
"Dek, foto box yuk!" Ajak Iqbaal. (Namakamu) menurut.
Mereka pun berfoto dengan gaya masing-masing.
Iqbaal mengambil hasil foto mereka.
"Kamu lucu banget sih dek. Abang pakai case hp ya!"

"Ih bang Iqbaal jangan ah. (Namakamu) jelek gitu," tolaknya.

"Ini lucu dek, bukan jelek," sanggah Iqbaal.

"Gitu ya bang," balas (Namakamu) polos. Iqbaal tertawa, adiknya ini sangat polos sekali.

 Iqbaal tertawa, adiknya ini sangat polos sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang lusa berangkat ke USA lo dek."
(Namakamu) menatap Iqbaal cepat.

"Hati-hati di sana ya bang. Jangan lupakan (Namakamu)," pesannya. Iqbaal mengacak rambut (Namakamu) sembari terkekeh.

"Nggak mungkinlah abang lupain adek bang ter-kiyut ini," ucapnya.

"Cari makan yuk dek. Abang lapar," ajak Iqbaal. (Namakamu) mengangguk saja.

**
Disinilah mereka berdua, di sebuah taman yang terbentang luas.
Iya.. setelah makan, Iqbaal mengajak (Namakamu) ke salah satu taman yang ada di jakarta pusat.
Iqbaal tiduran di paha (Namakamu) sembari menatap bintang.

"Abang sebenarnya nggak pingin pergi ke USA dek," curhat Iqbaal.
(Namakamu) menunduk guna menatap Iqbaal.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Abang pinginnya di sini aja sama kamu. Kamu kan baru tinggal beberapa bulan disini. Abang pingin lebih lama dulu sama kamu."

(Namakamu) tersenyum tipis sembari mengelus kepala Iqbaal.

"Kita kan masih bisa video call-an bang. Lagipula, ini cita-cita abang dari kecilkan?"

Iqbaal mengangguk saja.
"Terus apa cita-cita kamu?" Tanya Iqbaal.
(Namakamu) tampak berfikir.
"(Namakamu) mau jadi komikus bang. (Namakamu) mau ke jepang," jawab (Namakamu).

Iqbaal mendongak menatap (Namakamu).
"Mana boles sama ayah dek," ucap Iqbaal.
(Namakamu) tersenyum.
"Harus boleh dong bang," balasnya.

"Semoga terwujud ya dek."

"Amin."

"Bentar lagi katanya bang Jefri juga mau ke spanyol ya dek?"

(Namakamu) mengangguk.
"Iya bang. Bang Jefri mau kuliah di spanyol."

"Yah.. kamu sendirian dong dek. atau kamu mau balik ke bandung? Disana-kan ada Azka dan bang Ari yang temanin kamu."

"(Namakamu) mau disini aja bang. (Namakamu) nggak sendiri kok. Bang Ari mau kuliah di sini," ucap (Namakamu).

"Kalau begitu abang nggak perlu khawatir lagi dong."
(Namakamu) tersenyum. Ia melihat bintang yang bertaburan di atas sana.

"Jadi, kalau (Namakamu) sedang lihat bintang. Abang disana lagi sekolah," ucapnya.

"Kita nggak bisa lihat bintang bareng-bareng lagi," lanjutnya.

"Gapapa, kita bisa vidcall-an. Nanti kamu perlihatin abang bintang-bintang itu," balas Iqbaal.

"Pulang yuk dek! Udah malam banget."
Iqbaal beranjak dari pangkuan (Namakamu).

"Abang." (Namakamu) menahan tangan Iqbaal.

"Hmm," balas Iqbaal.

"(Namakamu) sayang bang Iqbaal," ucapnya. Iqbaal tersenyum kemudian memeluk (Namakamu).

"Abang sayang kamu lebih," balas Iqbaal.

**
Iqbaal sedang berbaring di kamar (Namakamu). Katanya, ia masih tidak bisa tidur.
Iqbaal beranjak ketika dilihatnya sesuatu yang menarik perhatiannya di atas lemari (Namakamu).

"Kamu punya lighstick BTS dek?" Tanya Iqbaal sedikit keras karena (Namakamu) berada di kamar mandi.

Iqbaal meraih lighstick itu. Tetapi, tak sengaja tangannya menyetuh beberapa kertas yang membuat kertas itu berhamburan ke bawah.

Iqbaal membereskan kertas itu sembari membaca isi dari kertas itu.

"Ab..abang," ucap (Namakamu) pelan.
Iqbaal mendongak, menatap adiknya tak percaya.

"Jadi, ini raport asli kamu dek?
Selama ini kamu membohongi kita?
Jadi, kamu sebenarnya bodoh dek!
Pantas saja ayah selalu sinis sama kamu, mungkin ayah sudah tahu semuanya.
Abang kecewa sama kamu, (Namakamu)!" Setelahnya Iqbaal pergi dengan amarah akibat kesalah pahamannya.

(Namakamu) menunduk menangis. Hatinya sakit Iqbaal berbicara seperti itu.
"Bukan (Namakamu) yang berbohong bang.
Ayah yang melakukan semua ini! Ayah yang telah membohongi semuanya!
Abang, jangan marah! (Namakamu) takut, hiks.." isaknya pelan.
Kemudian ia membereskan raport-nya.




 

 
Maaf ya semuanya, author ngaret terus nge-next-nya🙏🙏
Jangan lupa vote sama comment-nya ya😊 gratis kok, tidak di pungut biaya.

(namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang