19. Tragedi

2.3K 266 21
                                    

Disleksia adalah suatu gangguan proses belajar, di mana seseorang mengalami kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bagaimana kata-kata yang diucapkan harus diubah menjadi bentuk huruf dan kalimat, dan sebaliknya.

**
Hari ini, tepat (Namakamu) memasuki tahun keduanya di sma jakarta.
Sudah tiga bulan ia hidup dengan tanpa kakak lelakinya. Ia hanya bersama bunda dan ayahnya yang sibuk.

Soal Ari yang akan kuliah di jakarta, itu semua hanya hoax! Nyatanya, Ari masih menetap di bandung dan melanjutkan pendidikannya di sana.

(Namakamu), gadis manis itu tak marah. Ia hanya kecewa.

Jefri, abang pertamanya itu sudah tiga bulan meninggalkan indonesia. Dia benar-benar serius ingin pindah ke spanyol.

Sedangkan Iqbaal, lelaki itu masih betah di USA. Katanya, dia juga akan melanjutkan kuliah di sana.

Terkadang jika (Namakamu) memikirkan hal itu, ia merasa miris dengan dirinya sendiri.
Terkadang juga, ia iri dengan kepintaran abang-abangnya.

"Adek, kamu memang nggak bisa sepintar Iqbaal yang dapat beasiswa ke luar negeri. Tapi kamu bisa menggambar dengan baik! Jadikan kelebihanmu itu untuk masa depanmu ya!
Jangan pernah merasa iri dengan siapapun! Bang Jefri selalu mendukungmu! Keep spirit!"
Itu adalah sederet kalimat dari Jefri yang selalu ia ingat.
Jefri mengatakan itu tepat sebelum  berangkat ke spanyol.
Ia merasa bangga dengan abang pertamanya itu.

(Namakamu) berjalan sendiri memasuki sekolahnya.
(Namakamu) sedikit terganggu dengan tatapan seluruh siswa di sepanjang koridor yang menatapnya sinis sembari mengejek.

(Namakamu) bingung, ia pendiam dan ia tak punya musuh. Tapi, kenapa mereka seolah-olah seperti ingin menerkamnya.

"(Namakamu)!"
Suara itu berhasil menghentikan langkah kecil (Namakamu). Ia menoleh ke sumber suara. Dan ternyata, Milka.

"Ada apa Mil?" Tanya (Namakamu).

"Lo lo harus tahu ini." Milka menarik (Namakamu) menuju mading.

  (Namakamu) terkejut melihat semuanya terpampamg di sana. Semua, nilai-nilai raport-nya mulai dari sekolah dasar di bandung sampai ia sma di sini. Dan semuanya, Merah!

(Namakamu) menitikan air matanya.
Milka menyobek kertas-kertas itu dengan marah.

"Tenang (Nam), gue ini teman lo, gue akan cari tahu siapa yang berani fitnah lo," ucap Milka.
(Namakamu) menggeleng.
"Semuanya benar Mil, dan itu.. itu buka fitnah." Setelah mengucapkan itu, (Namakamu) berlari menjauh daru sana.

"(Namakamu)." Ketika Milka berlari menyusul (Namakamu), Marko menahannya.

"Gue harus di samping (Namakamu) Ko, lepasin!" Milka menghempaskan tangan Marko, tetapi tak bisa.

"(Namakamu) butuh waktu sendiri. Lo sama gue, cari tahu siapa pengecut yang berani melakukan semua ini!"
Milka mengangguk saja.

**
(Namakamu) berlari ke tempat yang sepi. Tetapi, tanpa sengaja ia menabrak seseorang sampai ia terjatuh.
(Namakamu) mengusap air matanya, kemudian beranjak dari jatuhnya.

"Ternyata, bukan hanya dalam pelajaran aja ya lo bodoh! Tapi semuanya!"

Suata itu, suara yang ingin selalu (Namakamu) dengan. Dan itu suara, super heronya, Dava.
(Namakamu) menatap Dava yang menatapnya dengan sinis itu sendu.

"Dav..dava," ucapnya pelan.

"Jangan pernah sebut nama gue lagi. Anggap lo nggak pernah kenal gue. Gue malu punya teman bodoh kayak lo."
Setelah mengucapkan kalimat menyakitkan itu Dava pergi.
(Namakamu) menatap tubuh Dava yang menjauh. Ia shok dengan ucapan Dava tadi.
Ternyata, Dava seperti itu orangnya, tidak seperti apa yang (Namakamu) prediksi.

(Namakamu) berlari menuju taman belakang sekolah. Ia menangis sejadi-jadinya di bawah pohon yang cukup besar.

"Eyang," batinnya.

"Eyang, semuanya jahat! (Namakamu) mau sama eyang lagi.
(Namakamu) mau tinggal di bandung lagi. Jemput (Namakamu) eyang!" Gadis itu membatin miris.

"(Namakamu)."
Suara teriakan itu hanya di hiraukan oleh (Namakamu). Ia juga mendengar suara langkah seseorang mendekatinya dan duduk di sampingnya dan merangkulnya.

(Namakamu) hanya menunduk. Ia tak berani mendongak.

"(Namakamu), gue sama Marko selalu di samping lo kok. Lo nggak usah sedih lagi ya! Gue sama Marko juga sudah temuin siapa dalang di balik semua ini.
Lo tahu kak Nella kan (Nam)? Ternyata pasukan kak Nella yang melakukan semua ini! Marko sedang mengurus semuanya."

(Namakamu) mendongak, menatap sendu Milka.
Milka yang tak tega pun, langsung Memeluk (Namakamu).

"Ak..aku ini bodoh Mil! Kam..kamu mau berteman sama orang bodoh?"

Milka tersenyum sembari mengelus kepala belakang (Namakamu).
"Gue ini bukan orang pemilih (Namakamu). Gue nggak akan jauhin lo cuma gara-gara ini," ucap Milka.

"Bb..beneran?" Tanya (Namakamu). Milka mengangguk saja.



Karena aku suka ngaret, aku double update😊
Maaf ya sudah nunggu lama, semuanya😙
Jangan lupa hargain author, gampang kok caranya😊
Tinggal pencet bintang sama tulis komentar udah☺ gratis kok, tidak di pungut biaya serupiah pun😆.
Terima kasih🙏

(namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang