12. Wacana

2.1K 252 14
                                    


**
(Namakamu) berjalan beriringan dengan jefri.
Saat ini, mereka sedang berada di parkiran sekolahnya dan akan berjalan menuju kelas (Namakamu).

"Abang antar ya?"

  (Namakamu) mengangguk. Sudah seminggu ini setelah kejadian itu Jefri menjadi overprotektif terhadapnya.

"Abang bentar lagi lulus."  (Namakamu) menggembungkan pipinya sembari menatap Jefri.

"Iya dong, habis itu, jadi anak kuliah," balas Jefri.

"Abang kuliah ke luar negri ya?" Pertanyaan  (Namakamu) berhasil membuat Jefri menatapnya serius.

"Kamu ikut abang ya, ke spanyol! Kita belajar di sana!"

(Namakamu) menghentikan jalannya.

"Jadi, benar! Abang mau ke luar negri."

Jefri menghela nafas pelan.

"Maukan adek belajar bareng abang di sana?"

(Namakamu) menggeleng.

"Nanti  (Namakamu) jauh dari ayah sama bunda lagi," ucap  (Namakamu).

"Tapi dek, bentar lagi, Iqbaal akan ke usa ambil beasiswanya, dan abang juga akan ke spanyol buat kejar cita-cita abang."

"Yasudah, bang Jefri hati-hati ya di spanyol.  (Namakamu) mau temani ayah sama bunda saja."  (Namakamu) kembali melanjutkan jalannya.

" (Namakamu) masuk ya bang. Bang Jefri semangat belajarnya!"  (Namakamu) berjalan memasuki kelasnya, tetapi berhasil di tahan oleh Jefri.

"Sejak kapan dek, kamu berani berontak sama abang."

(Namakamu) menunduk, ia takut jika sudah seperti ini.

"(Nam)..  (Namakamu) ngga bisa tinggalin ayah sama bunda bang.
(Namakamu) baru beberapa bulan tinggal sama mereka," ucapnya dengan pelan. Jefri menarik si mungil itu ke dalam pelukannya.

"Tapi, mana bisa abang tinggalin kamu dengan ayah yang sangat kejam itu."

"Bang Jefri nggak usah khawatirin itu,  (Namakamu) bisa mengatasinya. Abang ke kelas sana! Sebentar lagi bel."

Jefri mengacak rambut  (Namakamu) pelan.

"Kamu belajar yang benar!" Pesan Jefri yang di balas acungan jempol oleh  (Namakamu).

(Namakamu) duduk di kursinya yang berada di belakang. Ia melihat sekeliling, di amatinya Dafa yang duduk di kursi yang berada di depan.
Ia tersenyum tipis mengamati punggung super heronya, begitulah gadis polos ini menjulukinya.

"Pagi  (Namakamu)."

(Namakamu) tersenyum melihat teman sebangkunya yang menyapanya dengan ceria.

"Pagi," balasnya.

"Sudah lo sampaikan kan salam gue ke kak Iqbaal?" Tanya Milka.  (Namakamu) mengangguk tersenyum.

"Sudah, kata bang Iqbaal, Waalaikumsalam."

Milka terlonjak girang.

"Ah  (Namakamu), seharuanya lo rekam saat nyampaikan salam gue."

"Kan kamu nggak suruh buat merekam, cuma suruh salamin aja," ucap  (Namakamu).

"Yaudah sekali lagi ya! Kali ini sambil rekamin! Ya.. ya.." Milka memasang wajah seimut mungkin,  (Namakamu) terkekeh.

"Iya deh, insyaallah ya."

Milka mengangguk, kemudian memeluk  (Namakamu) dengan erat.

"Thanks you verry much, my best friend."

"Sama-sama Milka," balas  (Namakamu).

**
"(Namakamu)." Gadis itu menoleh ke sumber suara.
Dilihatnya lelaki tinggi nan kurus itu tersenyum lebar ke arahnya.
(Namakamu) membalasnya dengan melambaikan tangan. Lelaki tinggi itu menghampirinya.

"Bang Iqbaal kapan pulang? Kok udah pakai seragam aja sih?" Tanya (Namakamu) dengan halus.

Iqbaal, lelaki tinggi itu mencium jidad (Namakamu) sebentar.

"Tadi malam," jawabnya.

"Tadi malam?" (Namakamu) mengernyitkan dahinya.

"Iya."

"Kok (Namakamu) nggak tahu?"

"Kamu udah tidur dek, dan paginya abang kesiangan. Jadi deh, nggak ketemu kamu.
Tapi bang Jefri tahu kok."

(Namakamu) memeluk Iqbaal dengan erat.

"(Namakamu) rindu... banget sama abang. Abang udah seminggu lebih nggak pulang."

Iqbaal melepaskan pelukannya, lalu menangkup kedua pipi (Namakamu).

"Abang cari uang dek. Buat ayah sama bunda bangga," ucap Iqbaal, (Namakamu) mengangguk tersenyum.

"Oiya, kamu mau kemana?" Tanya Iqbaal.

"Ke kantin! Udah di tunggu bang Jefri," jawab (Namakamu).

"Yaudah, bareng yuk!"

(Namakamu) mengangguk.
Iqbaal pun merangkul (Namakamu).
Di perjalanan menuju kantin, banyak pasang mata yang melihat adegan itu dengan berbagai ekspresi.
Ada yang senang, biasa aja, ataupun yang iri.

Bersambung💕

Ada yang nungguin cerita ini nggak sih? Komen dong!

(namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang