13. Dava day

2K 222 7
                                    


**
(Namakamu) berjalan dengan tumpukan buku yang di bawanya dengan susah payah. Hari ini, ia mendapat perintah dari guru untuk mengumpulkan dan meletakkan buku tugas teman-temannya di meja guru yang letaknya sangat jauh dari kelasnya.
Dengan susah payah,  (Namakamu) melihat jalan.

"mau aku bantu?"

Bruk.. buku itu jatuh,  (Namakamu) memegang dadanya karena kaget.

"Eh, maaf, kamu kaget ya?"  (Namakamu) mengangguk. Ia menatap lelaki itu tanpa kedip.

"Dav, Dava."

"Iya."

"Eh,"  (Namakamu) menutup mulutnya. Dava mengernyitkan dahinya.

"Kenapa (Nam)?"

"Eng, nggak." Dengan cepat (Namakamu) mengumpulkan kembali buku yang berserakan.
Dava pun membantunya.

"Terima kasih," ucap (Namakamu) yang di balas senyuman manis oleh Dava.

"Biar aku saja yang bawa," ucap Dava yang akan mengambil alih setumpuk buku itu. Tetapi, di tahan oleh (Namakamu).

"Nggak usah! Ini tugas ku."

Dava tersenyum.
"Aku bantu ya!"

(Namakamu) menggeleng.

"Yaudah, aku bantu setengah. Nggak ada penolakan." Dava mengambil setengah dari setumpuk buku itu dan berjalan mendahuluinya.

Dengan langkah besar, (Namakamu) mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Dava.

"Te..terima kasih Dava," ucapnya, Dava tersenyum.

"Sama-sama. Mau ke kelas bareng?" Tawar Dava. (Namakamu) mengangguk.
"Boleh."

Mereka berdua pun berjalan kemvali ke kelasnya.

"Kamu beneran sudah sembuh kan, (Namakamu)?"

(Namakamu) mendongak, menatap wajah tampan Dava sebentar, lalu kembali fomus ke jalannya.

"Alhamdulilla aku sudah sehat. sekali lagi, terima kasih ya sudah tolongin  aku."

Dava tersenyum. "Ini sudah ke 75 kalinya kamu bilang makasih loh."

(Namakamu) membolakan matanya. "Kamu hitung?" Tanyanya polos.

Dava terkekeh. "Ya nggak lah. Polos banget sih."

(Namakamu) menunduk.
"Bang Azka juga sering bilang kayak gitu."

Dava mengernyitkan dahinya. "Azka siapa?"

"Abang aku dibandung," balas (Namakamu).

"Kayak kenal," batin Dava.

**
(Namakamu) sedang menunggu Jefri di pos satpam sekolahnya. Di temani dengan satu satpam yang sedang jaga.

"Neng (Namakamu) teh, adiknya Jefri sama Iqbaal ya?" Tanya pak satpam.
(Namakamu) membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

"Neng (Namakamu) teh, geulis pisan uy."

(Namakamu) terkekeh. "Terima kasih pak," jawabnya.

"(Namakamu), ngapain kamu disini?"

(Namakamu) menoleh ke sumber suara.

"Dav.. Dava," ucapnya.

Dava mendekatinya dan duduk disampingnya.

"Iya. Ngapain kamu disini? Nanti di godain pak satpam, kan bahaya."

"Ye.. mas Dava mah. Fitnah tuh neng! Pak Tarjo mah alim, nggak pernah atuh, goda-godain cewek," ucap pak satpam yang di balas senyum tipis (Namakamu) tetapi di hiraukan oleh Dava.

"Ikut aku yuk." Dava menggandeng tangan (Namakamu) sembari mengambil helmnya yang ia titipkan di pos satpam tadi pagi.

"Dava, kita mau kemana?" Tanya (Namakamu).

"Ke kantin. Makan yuk! Aku lapar," balas Dava.

"Tapi aku nggak lapar."

Dava memberhentikan jalannya. Kini, mereka berada dikantin. Dava sedang menyatap baksonya, sedangkan (Namakamu) hanya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin yang lumayan sepi karena sudah pada pulang.

"Dava, makannya pelan-pelan saja! Aku nggak minta kok."

Dava terkekeh.
"Polos banget sih," batinnya.

"Aku lapar stadium akhir (Nam)."

(Namakamu) mengernyitkan dahinya.
"Emang ada ya, lapar stadium akhir?"

Dava mengangguk.

"Aku baru tahu," ucap (Namakamu) lagi.

"Yaudah, di lanjut gih makannya. Tapi pelan-pelan ya! Nanti tersedak," lanjutnya.

"Kamu bawel juga ya (Nam)."

"Eh." (Namakamu) menutup mulutnya.
"Ma..maaf." (Namakamu) menunduk.

"Eh, kamu nggak salah kok." Dava jadi bingung sendiri.

"Ak..aku dukuan ya. Bang Jefri sudah di mobil." (Namakamu) berlari keluar dari kantin

"Hati-hati (Nam)," teriak Dava yang tak digubris oleh (Namakamu).

Bruk..
Aws...
(Namakamu) mengelus pergelangan kakinya yang terasa sakit. Ini adalah, kali keduanya dalam sehari ini ia bertabrakan.

" (Namakamu), astaga." Seseorang yang menabraknya, Jefri, membantunya untuk berdiri.

"Aws... aku nggak bisa berdiri."

Dengan cepat, Jefri menggendong (Namakamu) memasuki mobil.

"Kamu ceroboh banget sih dek. Kenapa tadi lari-lari?" Omel Kefri yang membuat (Namakamu) menunduk dalam.

"Ak..aku takut abang nunggu lama. Soalnya aku tadi kekantin nemenin teman makan."

Jefri menghela nafas. Lalu menyibak rambut (Namakamu) yang menghalangi wajah cantik itu.

"Lain kali jangan kayak gitu lagi ya! Abang nggak apa kok tunggu kamu lama. Lagian, kamu kan yang nunggu abang sampai selesai bimbel."

"Ma..maaf bang."

Jefri mengangkat dagu (Namakamu).

"Angkat kepalamu princess. Abang sudah maafin kok."
Kemudian, kakak beradik itu berpelukan.

Maaf next lama,🙏 soalnya, lagi sibuk bimbel😩
Sekali lagi, maafin author ya😊
Like komennya jan lupa!!!

(namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang