8. dava

3.1K 319 9
                                    

Saat ini, keluarga herry hermawan sedang melakukan makan malam bersama.

"Bang Jefri, nanti ajarin adek matematika ya! Besok ada ulangan",

"Siap dek, nanti ke kamar abang" (Namakamu) mengangguk, lalu kembali melanjutkan makan,

"(Namakamu), ikut Ayah! Ayah mau bicara" Ayah bangkit, (Namakamu) mengikutinya, ternyata menuju ke ruang kerja,

"Ada apa yah?" Tanya (Namakamu) pelan, Ayah menatapnya datar,

"Ayah nggak suka kamu merepotkan Jefri",

"Ke...kenapa yah, bbbang Jef..Jefri eng..nggak keberatan kok",

"Ayah bilang Ayah nggak suka, belajar sendiri, Jefri juga butuh belajar" setelah mengucapka itu, Ayah enyah dari ruang kerjanya, (Namakamu) menunduk, lalu berlari menuju kamarnya.

*****

(Namakamu) membuka buka matematikanya, membaca dan menghafalkan rumus walau itu mustahil. Ia benci, benci saat Ayahnya marah dengannya,

"Adek" (Namakamu) melihat pintu kamarnya, pasti itu Jefri.
dengan segera ia bangkit, membukakan pintu untuk Jefri,

"Katanya minta di ajarin, Hem.." (Namakamu) menunduk, Jefri mengernyitkan dahinya, berfikir apa yang membuat Adiknya seperti ini, lalu ia ingat, ini pasti ulah Ayah,

"Boleh Abang masuk kamar adek" (Namakamu) mengangguk,

Cklek... Jefri menutup pintu kamar (Namakamu),

"Sini Abang ajarin, bab apa?",

"Ngga nggak usah Bang, (Namakamu) eum... (Namakamu) besok nggak jadi ulangan" Jefri tersenyum sembari mengelus kepala (Namakamu),

"Jangan bohong, Abang nggak suka, Abang tau kok, ini semua karena Ayah kan?" (Namakamu) menatap Jefri sembari menggeleng,

"Eng...enggak",

"(Namakamu) jangan bohong, abang tau" (Namakamu) menunduk,

"(Namakamu) nggak mau Ayah marah lagi, (Namakamu) nggak suka Ayah marah" Jefri memeluk (Namakamu),

"Selagi Abang mampu dan nggak merasa terganggu, Abang akan ajarin kamu",

"Tap... tapi bang",

"Mana yang mau di uji besok?".


***

"Akhirnya selesai juga ulangannya, lega gue" ucap Milkan yang merupakan teman sebangku (Namakamu), Milka mendelik, menatap Marko, teman sekelasnya yang berjalan mendekati bangkunya,

"(Nam) kaki lo kenapa?" Tanya Marko, (Namakamu) mengerutkan dahinya bingung,

"Emang kenapa? Nggak kenapa-napa kok",

"Bisa jalan, kan?",

"Bisa",

"Oke nanti malam kita jalan, Awss..." Marko meringis sembari mengelus tangannya yang di cubit Milka,

"Basi tau nggak, jangan mau (Nam)" ucap Milka sewot,

"Apaan sih lo, cemburu lo",

(namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang