1

3.3K 82 3
                                    

Seorang pria membenarkan kopyah yang digunakan hari ini , ia mengusap-usap jas yang kini melekat di tubuh nya . Jujur saja , ia merasakan gelayar gugup yang menjalar di tubuhnya , bahkan tangannya sudah mendingin .

Hari ini , lebih tepatnya beberapa menit lagi ia akan beralih menjadi seorang imam yang memikul segala tanggung jawab bersama wanita impiannya , Hafiza.

" Saya terima nikahnya Hafiza nur jamilah binti safwan said dengan..." ucapan sakral itu berhenti seketika saat terasa goncangan dahsyat menggetarkan barang-barang yang ada di gedung itu , orang-orang mulai berhambur meninggalkan ruangan gedung . Pikirannya terpaku kepada seseorang yang berada di lantai dua gedung , Hafiza dan ibunya masih ada di sana , ia berdiri hendak berlari menuju tangga sebelum tangan kekar menariknya untuk segera keluar dari gedung .

" Ayah lepasin revan yah, ibu sama Hafiza masih di atas yah , lepasin " berontak lelaki bernama revan itu . Namun sayang , kini bukan hanya ayahnya yang menahannya , banyak orang yang berhambur menyelamatkan diri mendorongnya semakin jauh dari gedung

" Hafizaaaaaaaaaaaaaaa " teriaknya

Tepukan lembut menyadarkan revan dari bayangan peristiwa yang merenggut dunianya , merenggut orang-orang yang di sayangi nya .

" Bang revan yang kuat ya , kak Hafiza sama mama vania pasti udah bahagia disana kok " ujar anak berumur 7 tahun itu . Revan tersenyum lembut mengusap kepala yang tertutup oleh hijab putih itu .

" Kita pulang yuk , Nanti kemaleman sampe jakarta " ajak revan mengulurkan tangan yang segera di raih oleh anak itu.

             ****

Suara bacaan alqur'an menggema di rumah yang bisa di katakan mewah untuk ukuran rumah di daerah kompleks . Sudah dapat di pastikan suara itu berasal dari mushola yang berada di lantai satu .

Seorang pria beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan badan dan mengambil wudhu . Setelah dirasa pakaiannya sudah rapih ia kemudian keluar kamar menuju mushola .

Ia berhenti seketika melihat siapa yang membaca alqur'an di pagi buta , awalnya ia kira hanya rekaman suara ayahnya yang di stel ulang , tapi ternyata memang ayahnya yang membaca alqur'an itu .

Ia hanya mengamati , tidak ingin mengganggu , bacaan alqur'an yang mengalun membuatnya terhanyut , perlahan ia menitikkan air mata , ia sangat bersyukur , di saat dunia-nya perlahan pergi satu persatu , allah masih adil memberinya pegangan untuk menguatkan dan menemani langkahnya , pegangan itu tak lain adalah ayahnya , setelah kepergian vania-ibunya , hanya sang ayah yang senantiasa menjadi sosok yang mampu membuatnya bertekad untuk tetap kuat.

" Revan? Ngapain berdiri disitu , ayo buruan sholat tahajjud , keburu subuh " ujar sang ayah yang sudah bersiap melaksanakan sholat yang digadang-gadang memiliki keutamaan itu .

Setelah ucapan sang ayah revan segera berdiri menata shaf di belakang ayahnya kemudian menggumamkan niat menghadap sang kuasa di sepertiga malam .

Revan Permana Dirgantara adalah seorang pria berusia 28 tahun , ia adalah putra dari Rehan Dirgantara dan Vania rosalia , vania meninggal saat ada bencana gempa bumi yang terjadi saat hari pernikahannya , bukan hanya ibunya yang menjadi korban , namun Hafiza yang notabennya adalah calon istrinya juga menjadi korban. Peristiwa itu cukup membuat semua yang ada dalam diri revan hancur , namun ia sadar tidak seharusnya ia selamanya tersungkur , ia masih mempunyai ayah dan adik yang harus dibahagiakan . Karena ia anak sulung dari keluarga Dirgantara , ia di percaya oleh sang ayah untuk mengelola PT Permana Group yang sudah di rintisnya dulu bersama Sahabatnya Safwan said yang merupakan ayah dari Hafiza , dari situ pula Revan dapat mengenal gadis pujaan hatinya itu sebelum bencana yang memisahkan mereka. ah sudahlah ,Sejak Revan tahu perjuangan ayahnya untuk menyembuhkan dirinya , ia bertekad untuk bangkit untuk sang ayah.

              💚

Embun pagi menerpa lembut wajah gadis yang berjalan di trotoar , sesekali ia mengangkat gamis bagian bawah agar tidak basah terkena air genangan , ia bersyukur masih mendapat oksigen dari allah hingga saat ini . Sesekali ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya , masih cukup pagi untuk memulai aktivitas bagi orang awam , namun kesiangan bagi gadis manis bergamis biru langit ini. Ia menyusuri trotoar , terkadang ia menyebrang , semua itu dilakukannya dengan lincah dan hati-hati .

"Assalamu'alaikum " Sapanya saat memasuki pekarangan yang cukup luas dengan papan nama "PANTI ASUHAN ASSYIFA" di bagian depan

" Wa'alaikumsalam warohmatullah" jawab seorang wanita berhijab hitam yang kini tengah menyiram bunga di luar , ia segera meletakan penyiram itu kemudian tersenyum menghampiri seseorang yang datang

" mbak ayun tumben udah di luar , anak-anak emang udah siap?"

" udah teh ia , malahan ada yang udah berangkat sekolah " ucap mbak ayun

" lho siapa? Ini masih pagi banget lo mbak " tanya Aliya

" Kevin teh yang nganterin , katanya biar teh ia gak harus bolak balik puter jalan . Yang satu arah sama kevin di anterin dia " jelas mbak ayun

" yaudah , terus yang belum berangkat siapa mbak? "

" udah semua kok teh , tinggal kanaya sama yang lain , kan masuknya jam 8 jadi biar saya aja yang nganterin " ucapnya tersenyum

" bener nih mbak? " yakinnya
" bener teh , udah sana teteh berangkat aja , nanti kesiangan mubadzir waktunya" perintah mbak ayun .

" ngusir nihh yaa , padahal aku mau minta sarapan " ucap aliya mengerucutkan bibirnya
" eh.. Bukan , jadi teh ia belum sarapan , ayo masuk dulu kalo gitu . Masih ada makanan kok teh " jawab mbak ayun gelagapan.

Melihat ekspresi mbak ayun yang terkesan aneh , aliya sontak tertawa lirih

" hahaha , biasa aja donk mbak ayunn , aku udah sarapan kok tadi dirumah "
" yaudah aku mau ke kampus dulu ya mbak , sana mbak ayun masuk ke dalem , nanti kalo ada mas haris mbak ayun lupa waktu lho" goda aliya yang mendapat cubitan dari mbak ayun
" atuh apa teh ia mah bisa aja ," sedangkan mbak ayun yang mendapat godaan hanya tersenyum malu

" hahahahaaaa , yaudaah deh , pamit ya mbak ,assalamualaikum " ucapnya melangkah keluar pekarangan .

Aliya Rizki Maulina adalah gadis manis berumur 22 tahun , ia adalah putri dari Rifa'i Ahmad Maulana dan Herlina Alexia , ayahnya adalah pemilik restoran terkenal yang memiliki cabang dimana-mana , sedangkan ibunya merupakan ibu rumah tangga . Walaupun terlahir dari keluarga yang berkecukupan , ia ingin hidup mandiri dengan membuka usaha catering , selain mendapat uang sendiri , usahanya juga dapat mengembangkan usaha dari ayahnya . Selain itu , ia juga mempraktekkan kehidupan sosial dengan mendirikan panti asuhan yang menampung anak-anak yang kehilangan orang tuanya saat gempa bumi di daerah tempat tinggalnya dulu .

Assalamualaikum readers yang baik hati , maafkan daku yang labil ini ya , kemarin pas cerita runa dan yudha itu aku gaada kerangkanya , jadi gak tau mau di bawa ceritanya akhirnya aku ganti tokoh sama alurnya karena aku mau buat cerita yang benar-benar terkonsep , alhasil jadilah cerita ini , sekali lagi aku minta maaf ya , semoga sukaa ❤ tinggalkan jejak dan tunggu kelanjutannya. Terimakasih


Ruang Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang