9

608 30 2
                                    

Aku dulu sering mengingatmu kemudian tertawa , begitu pula sekarang , aku masih suka mengingatmu , tanpa menangis :)

              ****

Seorang wanita dan pria yang bukan mahrom tidak boleh berkhalwat agar tidak timbul zina . Hal itu yang membuat revan gusar tak tenang , sejak tadi ia hanya dijadikan obat nyamuk oleh alvin yang sedang bertemu dengan calon istrinya .

Revan sengaja mengetuk-ngetuk kan tangannya di meja , bersiul , dan melakukan hal apapun yang mungkin saja bisa membuat alvin peka . Namun kenyataannya ia justru salah tingkah sendiri karena jadi pusat perhatian.

Hampir 2 jam sudah ia duduk tanpa melakukan apapun , tidak ada yang bisa diajak bicara karena revan memilih duduk terpisah dengan dua sejoli yang beberapa minggu lagi akan menikah itu , alvin dan rahma

'Tling'

Revan melirik ke arah pintu yang terbuka , ia melihat aliya yang berjalan ke arah meja kasir , jarak mereka cukup jauh , tapi revan yakin itu pasti aliya . Ia melirik lagi ke arah alvin dan rahma yang masih sibuk bicara . Akhirnya revan memilih beranjak menghampiri aliya .

"assalamualaikum aliya" ucap revan

" eh, waalaikumsalam mas " jawab aliya terkejut .

" kamu ngapain disini ? "

" ini mas mau..."

"al" belum sempat aliya melanjutkan ucapannya tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya menghampiri aliya dan revan . Aliya berbalik kemudian menyalami pria yang diketahui revan adalah pemilik restoran ini .

" kamu ngapain ? " tanyanya

" ini bi , aliya mau konfirmasi cathering buat panti , acaranya maju terus ada tambahan orang jadi al mau tambah pesenan , tapi kata mbak nada nggak bisa " sesal aliya

" kan kamu dadakan ngomongnya , ya gak bisa dong al " jelas pria yang dipanggil aliya dengan sebutan abi ,setelah itu ekor mata beliau berpindah menatap revan sampai revan salah tingkah sendiri

" eh ini revan bi , temen aliya " aliya memperkenalkan revan

Beliau tersenyum kemudian mengulurkan tangan " saya rifa'i , abinya aliya " 

" revan om " awalnya revan grogi, kemudian memutuskan untuk membalas uluran tangannya.

" gak usah gemeteran gitu , baru perkenalan , belum ijab qabul" godanya membuat pipi revan memanas , sedangkan aliya sudah melotot tak percaya . Abinya hanya tertawa renyah.

" panggil abi saja ,saya sering lihat kamu meeting disini , kamu kerja disekitaran sini ? " tanya abi

" iya bi , saya kerja di PERMANA GROUP " jawab revan

" oh ya ? Pemiliknya itu karib saya lho " abi antusias.

" Maksud abi , pak rehan ? "

" iya rehan "

"dia ayah saya bi " jawaban itu membuat abi rifai terkejut

" masyaallah , kamu anaknya rehan , sudah besar aja kamu , dulu waktu saya sering main ke rumah tuh kamu masih kecil , masih mainan lumpur, ya allah" ucap abi takjub.

Sama halnya dengan perempuan , lelaki jika sudah membicarakan dunianya juga lupa waktu . Aliya mendengus pelan melihat abinya masih antusias bercerita dengan revan.

" abi maaf menyela , tapi gimana ?  Bisa ditambah nggak ?  Kalau nggak nanti aliya pesenin di tempat lain aja deh ,mepet." ucapan aliya membuat abinya dan revan berhenti bercerita.

Ruang Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang