Mobil yang di kendarai revan melaju perlahan membelah jalanan yang sepi . Ia menoleh ke kanan dan kekiri mencari sosok anak kecil yang di cari , ia sudah menjelajahi tempat-tempat yang kemungkinan di datangi oleh humaira , namun gadis kecil itu tetap tidak ada .
Pulang dari kantor sore tadi seisi rumah bingung mencari humaira yang tidak ada di rumah , bahkan ayah dan nia bilang mereka tidak melihat humaira .
Tujuannya kini taman kota . Ia berharap humaira berada di sana , revan menghentikan mobilnya di pelataran mall kemudian masuk menyusuri taman kota yang padat pengunjung . Ia mulai bertanya kepada setiap orang yang di temuinya .
" mbak maaf liat anak ini ?" tanya revan ke mbak-mbak penjaga kedai eskrim . Sedangkan yang di tanya hanya menggelengkan kepala
Revan tidak menyerah , ia tetap mencari ke sudut taman kota . Senja terlihat dari ufuk barat , hari mulai gelap revan menjambak rambut frustasi . Ia berdiri kemudian melangkah menuju kursi di ujung taman .
Langkahnya terhenti saat ia melihat seorang wanita berhijab duduk , wajahnya yang terpapar sinar senja sekilas tidak terlihat namun revan yakin dia sangat cantik . Ia menggeleng , dadanya bergemuruh ,bukan karena si wanita itu namun seorang bocah yang kini duduk memakan gulali disamping wanita itu .
" Humaira " secepat kilat revan berlari menghampiri nya. Ia menatap tajam wanita di samping humaira , sedangkan yang ditatap justru menaikan alisnya .
" Kamu kemana aja huma , abang nyariin kamu dari tadi ya allah astagfirullah " ucap revan memeluk humaira.
" Huma daritadi disini ko bang , abang kok bau , belum mandi ya " sahut huma
" eh.... Anu ... Kamu sih pergi gak bilang-bilang kalo pergi jadi abang pulang kantor langsung cari kamu" revan yang terlanjur malu hanya mengusap tengkuknya yang tidak gatal , pandangannya beralih kepada wanita yang berada di samping humaira.
" dan kamu siapa ngajak humaira keluar seenaknya , nggak tahu kalo serumah bingung cari dia " cerocos revan menunjuk aliya , ia sudah kalap dengan emosinya
" Siapa bilang? Huma udah bilang sama ayah sama kak nia juga kok kalo mau pergi sama teh ia " jelas humaira
" lho kata ayah sama kak nia kamu ilang ? Mereka bilang gak tau kamu pergi kemana " revan menunjukan wajah bingungnya
" di kibulin mau " humaira menjulurkann lidahnya
" tadi saya dateng kerumah , terus saya ketemu sama humaira , dia itu sudah saya anggap adik saya , kami sudah tidak bertemu lama , jadi tadi gak sengaja ketemu , akhirnya saya ajak jalan-jalan "jelas wanita di depan revan , ia mengangguk
" Bang revan kenalin ini tuh teh ia ,dia temennya kak nia . Dulu pas teh fiza masih ada , aku sama teh ia sering ngaji di ajarin teh fiza , cuma setelah teh ia udah gede dia pergi kesini , jadi tinggal teh fiza sama huma deh " jelas humaira sambil sesekali menjejalkan gulali ke mulutnya . Revan menahan sesak di dadanya .
" saya Revan " ucap revan menangkupkan tangan , aliya melakukan hal yang sama
"Aliya"" ya udah yuk pulang , udah malem " ajak revan menggandeng tangan humaira.
"Mari saya antar " tawar revan kepada aliya .
" terimakasih , rumah ku deket kok mas , aliya bisa jalan " demi apapun dada revan berdesir , seseorang yang dulu memanggilnya "mas" hanya hafiza , kini ia mendengar lagi panggilan itu .
" anuu ... Tapi ini sudah malam aliya " ucap revan yang sedikit memaksa
" Maaf mas , bukannya nolak , tapi bener kok rumah aliya deket , dua kompleks dari sini " ia tersenyum
" ya sudah , saya sama humaira pamit , assalamualaikum " pamit revan kemudian menuntun tangan humaira keluar dari taman kota yang di padati orang , namun langkah humaira terhenti tidak jauh dari aliya , ia menoleh kebelakang
" Teh ia sering main ke rumah ya , ajarin huma ngaji " teriak humaira
" iya sayang , dada" sahut aliya melambaikan tangan , setelah itu mereka menghilang di telan lalu lalang pengunjung .
Revan memandangi wajah humaira yang terlelap , wajahnya hampir mirip dengan hafiza , dengan alis tebal , hidung mancung serta bulu mata yang lentik , sekelebat bayangan aliya muncul di pikirannya , ia menggeleng kuat lalu fokus memandangi jalan di depannya .
Sesampainya di rumah revan turun dari mobil , ia buka pintu sebelah kiri hendak menggendong humaira , namun yang mau di gendong justru menggeliat kemudian membuka mata .
" udah sampai bang " tanya huma mengerjapkan mata bulatnya , revan hanya mengangguk , ia kemudian menuntun humaira masuk ke dalam rumah , ia melihat ayahnya dan nia - adiknya sedang duduk di ruang tengah
"assalamualaikum" ucap revan dan humaira bersamaan
Ayah dan adiknya yang melihat kedatangan revan dengan huma menoleh sekilas
" waalaikumsalam" sahut mereka" nia sama ayah kok gak bilang kalo humaira pergi sama aliya ,revan sampe pusing nyari mereka ke mana- mana tau "
Ayahnya dan nia saling pandang kemudian tertawa terbahak-bahak .
" siapa suruh gak tanya dulu , langsung ngacir " ucap ayah
" katanya humaira ilang ? " tanya revan
" Bukan humaira adekmu van , kucingnya nia " ayahnya terpingkal-pingkal
Revan yang awalnya mengernyit bingung kini ingat bahwa dirumah ada dua humaira , humaira adiknya dan kucing persia milik hania .
" tapi bagus deh , udah ketemu sama aliya kan , cantik kan bang " hania menaik turun kan alisnya , revan hanya menatap tajam hania
" btw ,humaira masih ilang nih bang , liat gak " ucap hania sedikit lesuh
Revan ingat tadi pagi saat ia bangun tidur , sesuatu berbulu mendusal kakinya saat tidur , awalnya ia kira guling atau bantal, ia mengelus perlahan dan keluar suara dengkuran halus , sontak ia menedang sesuatu itu sampai jatuh di samping kasurnya , setelah di lihat ternyata itu kucing milik hania . Ia bergidik ngeri, revan yang notabennya phobia dengan kucing dengan sigap menggiring kucing itu keluar dari kamarnya menuju gudang . Memang saat hania dirumah kucing itu di bebaskan dari kandang , dan itu membuat revan mau tidak mau harus was-was . Dan benar saja yang di takuti revan terjadi pagi tadi saat humaira mencoba ikut tidur dengannya . Ia bergidik ngeri membayangkan hal itu kembali . Ia menoleh ke arah hania yang mulai fokus ke tv kembali , revan bisa kena semprot hania kalau tau kucing kesayangannya di kunci di dalam gudang belakang. Lebih baik ia mencari aman saja .
" aku gak liat , ayah huma aku bersih-bersih dulu" pamitnya kemudian berlalu menuju lantai atas .
Assalamualaikum , maafkan ceritaku yang amburadul ini yaaa , jangan lupa vote coment kalau berkenan , tidak maksa ko 😂 , tambahkan ke perpustakaan dan tunggu next chap ya , terimakasih. ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Waktu
SpiritualAllah maha baik merencanakan segalanya bagi makhluknya , tidak terkecuali untuk revan , ketika ia merasa allah begitu kejam memisahkan dirinya dengan orang-orang yang di sayangi seakan dunianya runtuh begitu saja , hampir ia berputus asa tanpa mengi...