11

677 24 0
                                    

Tugas kita hanya percaya ,bahwa  takdir Allah mempertemukan kita bukan tanpa tujuan .

              ***

Suasana kampus mulai ramai setelah liburan semester berakhir , koridor kelas sampai taman dipenuhi manusia yang bercengkrama melepas rindu .

Aliya menarik nafas lelah setelah menaiki tangga mulai lantai satu sampai lantai lima , kebetulan lift di gedung fakultasnya sedang di perbaiki karena sering macet saat digunakan , alhasil semua mahasiswa harus memutari gedung lewat tangga darurat yang jumlah anak tangganya hampir 70 anak tangga.

Aliya berhenti di depan kelasnya , ia menengok ke dalam kelas mencari keberadaan sahabatnya , tapi nihil . Apa mungkin rahma dan hania belum berangkat, tapi itu tidak mungkin .

Aliya mengambil benda persegi panjang nan pipih dari dalam tasnya , belum sampai ia menekan dial call , benda itu sudah berbunyi terlebih dahulu .

" Assalamualaikum , han kamu dimana?" tanya aliya saat telfon nya sudah terhubung

" Waalaikumsalam . Di taman bawah al , udah berangkat belum ? Kesini deh " sahut seseorang di seberang

" yah han , aku udah di kelas nih , capek tau. Tadi aku naik pake tangga kesini . Tapi emang mau ngapain kalian disana" keluh aliya

" kenapa gak pake lift aja sih al , tadinya sih mau minta bantuin milih desain undangan buat rahma tapi kita aja deh yang kesana "

" liftnya di renovasi "

" yarobb , lift fakultas ekonomi kan bisa neng " ucapan hania menyadarkan aliya sesuatu . Iya ! Kenapa tadi ia tidak lewat fakultas ekonomi saja , setiap lantai antar fakultas kan di hubungkan dengan jembatan . Ia mengusap wajahnya pelan .

" yaudah kalian kesini aja ya ,aku tunggu " putus aliya

" oke boss , assalamualaikum " hania memutuskan telfonnya sepihak

Aliya duduk di kursi koridor , ia mengeluarkan buku novel kemudian membacanya , matanya terlihkan saat ia melihat sepasang sepatu berada di depannya . Ia tercenung sebentar kemudian mendongak .

Jantungnya berdetak lima kali lebih cepat dari biasanya . Ia menunduk sambil melantunkan istighfar , seseorang di depannya benar-benar membuat aliya was-was .

" Hai al " . Lelaki itu menunjukan deretan giginya , jangan lupakan juga lubang pipitnya .

" waalaikumsalam " jawab aliya membuat lelaki itu diam kemudian tersenyum kecut .

" Kamu ngapain di sini vid?" tanya aliya

" aku kuliah disini al "

" Bukannya kamu kuliah di london ?" . David beralih duduk di kursi , aliya yang kaget langsung saja berdiri menatap david.

" hemm , menurut kamu apa aku harus bener-bener tinggal di london? Disana sepi al ,mama papa sibuk , gak ada yang bener-bener aku kenal disana , ada temen tapi fake , beda sama disini , temen aku berandalan semua tapi gak fake " david menyunggingkan senyumannya kemudian menunduk. Aliya menarik nafasnya dalam-dalam , ia sebenarnya takut dengan david tapi mendengar ceritanya aliya menjadi prihatin .

" seindah apapun dunia luar , tetap saja yang paling nyaman itu rumah sendiri vid ". David mendongak berharap setelah aliya berbicara seperti itu ia tersenyum kepada david , tapi kenyataanya aliya masih tertunduk takut dengan david .

" Aku pergi karena sakit hati al , dan aku kembali karena cinta " kini giliran aliya yang menegak , tidak sengaja manik mata mereka bertemu  . Aliya segera memutuskan kontak mata itu .

Ruang Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang