Mata aliya menjelajah taman kampus mencari kedua sahabatnya , matanya berhenti ketika Dua orang wanita melambai kepada aliya dari arah berlawanan , aliya tersenyum kemudian menghampiri mereka
" Assalamu'alaikum " ucap aliya saat sampai di meja yang di tempati sahabatnya
" Wa'alaikumsalam " jawabnya serempak" kalian tumben disini pagi-pagi " tanya aliya
" nunggu cogan " jawab hania asal , sedangkan yang di beri jawaban malah melotot tajam.
Hania dan rahma tertawa melihat ekspresi aliya yang ketakutan . Wajar saja , dari mereka bertiga yang sangat menjaga pergaulan dengan lawan jenis adalah aliya , jadi jangan kaget jika dia suka menghindar jika rahma dan hania bercerita tentang pria." Hari ini ada kelas nggak ma ?" tanya aliya
" nggak ada al , cuma nanti siang aja matkul sastra " jawab rahma
Rahma dan aliya sama-sama jurusan ilmu komunikasi , mereka bersahabat sejak SMA , aliya dan rahma masuk jurusan tersebut karena memang dari SMA mereka sudah masuk jurusan bahasa , sedangkan untuk Hania , ia mengambil jurusan Management, karena dari silsilah keluarganya yang merupakan pebisnis terkenal ia harus bisa jika sewaktu-waktu di terjunkan untuk mengelola perusahaan itu .
" eh btw , minggu depan liburan semester yakan " ucap hania
" iya kenapa ?" tanya rahma
" kayaknya aku mau pulang deh,di asrama pasti kan sepi" keluhnya
"yaudah pulang aja " aliya mengangguk-angguk
" tapi males , dirumah juga sepi " hania mengerucutkan bibirnya
" nanti kalo liburan aku sama rahma main- main deh kerumah kamu biar kamu ga kesepian" ucap aliya menghibur hania
" bener lho ya " rahma dan aliya mengangguk
"yaudah aku mau masuk dulu deh ada matkul , gasabar pengen liburan , wassalamualaikum "
"waalaikumsalam" jawab aliya dan rahma****
Aliya duduk berteduh di bawah pohon yang berada di taman kota , ia berfikir seharusnya tadi ia menerima tumpangan hanna saat pulang. Namun ia urungkan karena ia ingin pergi ke toko buku untuk membeli buku referensi untuk skripsinya .
"Subhanallah , panasnya " gumam aliya mengibaskan tangannya .
Jam menunjukan pukul 1 siang , pantas saja matahari bersinar dengan terik . Aliya segera beranjak menuju toko buku , ia yakin disana ia akan mendapat udara yang lebih baik.
Di sepanjang perjalanan aliya di temani shalawat yang ia dengar melalui earphone-nya
Ia mengagumi semua karya ciptaan allah yang masih bisa ia nikmati saat ini. Matanya berbinar saat melihat toko buku sudah terlihat di seberang jalan. Sesaat ia menoleh saat hendak menyebrang . Dan
Hap !!
Ia sampai di depan toko buku terbesar di indonesia itu .
Tanpa pikir panjang aliya kemudian masuk menuju rak buku yang ia cari . Tidak lama , Aliya menemukan buku-buku yang ia cari .Di sisi lain aliya merasa ada seseorang yang mengawasi gerak-geriknya , namun ia segera menepis pikiran itu , setelah mengumpulkan buku-buku yang ia butuhkan , ia membawanya ke kasir dan membayarnya . Setelah mendapat nota dan bungkusan buku aliya segera keluar dari toko buku . Entah mengapa ia merasa ada yang tidak beres .
" Aku menemukanmu Aliya , bahkan sekarang kamu lebih Baik " ucap seseorang menatap kepergian aliya dari toko buku
*****
Revan memperhatikan apa yang di presentasikan sekretaris pak surya mengenai rencana kerja sama yang akan di lakukan perusahaannya . Sesekali ia akan menanggapi kemudian mengangguk sebagai respon .
Kejadian di kantor sebelumnya sudah mulai hilang dari pikirannya , revan sudah dapat mengontrol emosinya . Namun tetap bagi revan , Hafiza masih tetap berpengaruh hebat dalam diri revan.
" Bagaimana Revan? Semua sudah di jelaskan oleh sekeretaris saya , silahkan tanda tangan di sini " ucap pak surya menyodorkan Map berisi kertas yang harus di tanda tangani .
Tanpa pikir panjang ia menandatangani kertas itu dan mengembalikannya kepada pak surya
" Terimakasih , senang bekerja sama dengan anda " ucap pak surya mengulurkan tangan , segera revan menjabat tangan pak surya kemudian mengangguk takzim
" saya permisi dulu , assalamualaikum" pamit pak surya
"waalaikumsalam"
" Hari ini saya ada meeting lagi atau tidak daniel?" tanya revan
" tidak pak"
" Yasudah , kamu boleh kembali ke kantor , saya masih ingin disini , saya juga tidak akan kembali ke kantor setelah ini " jelas revan
" baik pak , assalamualaikum" pamit daniel"waalaikumsalam"
Setelah kepergian daniel revan kembali menikmati kopi nya , ia memandangi sekeliling restoran ini , ukurannya cukup besar dengan beberapa ornamen islami yang menghiasi sudut restoran . Murrotal alqur'an juga mengalun indah di sini setiap menjelang waktu sholat , seperti saat ini .
Berbagai orang juga terlihat menikmati makanan nya , ada yang datang bersama keluarganya , pasangannya , atau pacarnya pun ada , revan menggeleng pelan . Kenapa tiba-tiba ia berpikir tentang kehidupan orang lain .
Ia beranjak keluar dari restoran setelah membayar menu yang di pesan , revan masuk ke dalam mobil dan mulai berjalan ke arah rumah.
Sesampainya dirumah ia melihat humaira bermain di halaman , ia tersenyum menghampiri gadis kecil itu
" assalamualaikum " ucap revan
" waalaikumsalam bang " jawab humaira menyalami tangan revan
" papa kemana? Kok huma main sendiri?" tanya revan mensejajarkan tubuhnya dengan humaira" huma gak sendiri kok , tadi sama papa tapi kak nia dateng jadi papa masuk " jelas huma
" yaudah masuk yuk " ajak revan yang di angguki oleh huma
" Bang revaaaannnnn " Ucap nia berhambur ke pelukan revan
"kirain lupa rumah " sindir revan mengacak hijab yang di gunakan nia
" enggak dong bang , masa lupa sama rumah yang ada pangerannya " ucap nia menggoda. Sedangkan revan hanya tersenyum
******
Seorang pria berdiri menghadap jendela memegang selembar foto wanita yang tersenyum manis dengan rambut yang basah terkena hujan .
" Kamu Cantik , tapi sekarang lebih Cantik " Ia tersenyum bangga
Ia meletakkan kembali foto itu di nakas kemudian memejamkan mata , membiarkan angin masuk membelai wajahnya . Ia tidak sabar bertemu dengan orang yang di sayanginya . Namun, rasa takut kehilangan juga semakin besar .
Assalamualaikum . Tinggalkan jejak dan tunggu kelanjutannya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Waktu
SpiritualAllah maha baik merencanakan segalanya bagi makhluknya , tidak terkecuali untuk revan , ketika ia merasa allah begitu kejam memisahkan dirinya dengan orang-orang yang di sayangi seakan dunianya runtuh begitu saja , hampir ia berputus asa tanpa mengi...