25

371 13 0
                                    

Aliya masih sibuk menikmati es krim rasa vanilla yang di beli beberapa waktu yang lalu. Sekarang aliya dan ev sedang berdiri di sebuah jembatan yang di depannya menghampar pemandangan yang indah, sepulang kuliah tadi aliya dan joyce dikejutkan oleh ev yang tiba-tiba berada di depan gerbang kampus. Ev mengajak aliya untuk berkeliling lagi, awalnya aliya ragu karena bagaimanapun aliya dan ev baru mengenal, tapi lagi-lagi joyce meyakinkan bahwa ev adalah orang baik. Sampai akhirnya aliya mengiyakan dan di sinilah sekarang mereka.

" Aku cuma ada waktu 3 hari lagi di sini, aliya," ucap ev.
" Oh ya? Kenapa buru-buru, ev?"
" Apa aku boleh sedikit cerita?"
" Kenapa tidak, aku akan mendengarkan"
" Sebenarnya kedatanganku ke sini tanpa rencana. Bisa di sebut kabur, karena beberapa waktu sebelumnya aku berada di titik terendah di hidupku"
" Aku punya kekasih, kami baru mengenal beberapa bulan. Tapi dia memaksaku untuk segera menikahinya, aku setuju karena sudah merasa cocok dengan dia. Tapi di hari pertunangan saat semua tamu dan keluarga besar sudah datang, dia justru tidak datang, dan lebih malangnya dia justru sedang Having fun dengan lelaki lain di hotel. She's bitches, Kamu tahu perasaan saya aliya? Harga diri sebagai lelaki anjlok. Terlebih lagi setelahnya saya tahu fakta yang lain lagi kalau dia sedang mengandung anak yang entah siapa bapaknya! Aku hancur aliya."

Aliya menoleh, ev menunduk dalam. Aliya sedikit merasa bersalah telah mendengarkan cerita dari ev.
" aku ke sini ingin menyingkir sebentar dari masalahku, sedikit berhasil. Tapi aku tidak bisa membiarkan keluargaku yang menanggung masalah di sana. Aku harus pulang dan menyelesaikannya dulu. Tapi aku janji setelahnya aku akan segera kembali ke sini, kalau perlu aku akan pindah untuk tinggal di sini" Ev tersenyum menatap mata aliya. Apa maksud ucapan ev? Aliya benar-benar tidak mengerti.  

Cerita ev masih mengalir, telinga aliya mendengar tapi pikirannya ke mana-mana. Apakah kedatangan aliya kesini juga semata-mata kabur dari kenyataan yang menyakitkan? Tapi menurut aliya hal yang di hadapi tidak serumit kehidupan ev. Aliya menggeleng, jelas saja dia datang ke sini untuk belajar, memperdalam ilmunya. Walaupun sebenarnya aliya tidak tahu alasannya benar atau salah.

" Aliya?" sang empunya nama menoleh," Are you ok?" tanya ev. Aliya hanya mengangguk.

Hari sudah semakin sore, ev mengantarkan aliya kembali pulang. Ev masih se antusias itu bercerita banyak hal kepada aliya, sedangkan aliya sendiri hanya mendengarkan.

" Terima kasih, Aliya" ucap ev sesaat setelah aliya keluar dari mobilnya.
" Sama-sama, Ev." ucap aliya tersenyum.

Belum sempat aliya menyentuh gagang pintu, pintu sudah lebih dulu di buka dari dalam. Aliya menatap aneh joyce yang tiba-tiba muncul dengan wajah yang sangat ceria.

" Ada apa, Joyce?"
" Dia sudah menyatakan?" aliya mengernyit.
" Menyatakan apa?"
" Cinta"
" Siapa?"
" Ev"
" Menyatakan cinta ke siapa?"
" Hah! Kepadamu aliyaa, apa ev sudah menyatakan cinta padamu?" aliya terkejut, apa maksud pertanyaan joyce? Menyatakan cinta apa?
" Tidak joyce" ucap aliya lalu masuk melewati joyce yang masih berdiri di depan pintu
" Sudah ku tebak, anak itu mentalnya ciut kalau dengan perempuan" ucap joyce mencak-mencak di ruang tengah.
" Kamu bicara apa sih joyce, sejak tadi aku tidak paham"
" Ev bilang dia menyukaimu, aku kira hari ini dia akan menyatakan cinta padamu. Tapi ternyata tidak"

Aliya bangkit menyodorkan secangkir teh hangat untuk joyce.
" Aku dan Ev berteman saja, joyce. Jangan berfikir terlalu jauh"
" Apa salahnya kan, kalian sama-sama butuh saling mengobati"

Aliya diam, apa yang harus di obati dalam dirinya? Bahkan aliya baik-baik saja.
" Kamu tahu ev gagal bertunangan?"
" Jelas tahu, bahkan aku ada di sana saat kejadian."
" Ooh"
" Dulu ev sudah pernah aku beri tahu, Emily bukan gadis baik-baik. Tapi dia merasa lebih tahu segalanya. Jadilah begitu" jelas joyce.

Aliya pamit ke kamar setelah beberapa saat ngobrol dengan joyce. Rasanya aliya ingin tidur di kasurnya yang nyaman, berharap akan mimpi indah. 

***

Revan mengamati keadaan sekitar kampus, hari ini revan sengaja datang menjemput hania karena ada sesuatu yang harus revan tahu. Beberapa saat kemudian hania yang baru keluar langsung menghampiri mobil revan.

" Tumben bang, ada apa ngajakin hania jalan" tanya hania.
" Ngobrolnya nanti aja"

Mobil revan melesat meninggalkan area kampus menuju cafe yang ada di dekat taman kota. Setelah turun  revan dan hania melangkah masuk lalu duduk di kursi yang sebelumnya telah revan pesan.

" jadi, Ada apa bang?" tanya hania to the point.
" Kamu tahu aliya di mana?" hania melotot, tidak terbesit dalam pikiran hania kalau revan akan menanyakan hal ini. Hania sudah berjanji kepada aliya untuk tidak memberi tahu siapapun tentang keberadaannya. Tapi di sisi lain hania merasa kasihan dengan revan yang akhir-akhir ini berubah menjadi pemurung.

" Kenapa bang revan tanya begitu?"
" Engga papa sih, soalnya kayak kamu sekarang nggak pernah main sama dia. Dan dia kaya menghilang gitu aja setelah kejadian itu"

Hania gelisah, dia tahu kakak lelakinya sudah jatuh cinta kepada aliya. Tapi dia juga takut untuk mengingkari janjinya kepada aliya.
" Han, abang mohon kasih tahu abang di mana aliya."
" Abang beneran jatuh cinta sama aliya?"
" Kamu tahu jawabannya", hania tersenyum lalu menarik nafas panjang. Kali ini mungkin tidak ada salahnya hania membantu kakaknya untuk menemukan cintanya.

" Aliya ada di London bang" jawab hania, revan mendongak. Matanya mencari jawaban kalau hania berbohong.
" London? Ngapain?"
" Abang tahu setelah semua kejadian di dalam hidup aliya. Aliya nggak baik-baik aja. Aliya cuma butuh menenangkan diri sebentar bang dan kebetulan dia dapet beasiswa yang selama ini dia impikan. Jadi dia meyakinkan diri buat berangkat ke sana"

Revan diam, tatapannya kosong. Ada sesuatu yang hilang lagi dalam dirinya, tapi entah apa.
" Abang harus gimana, han?"
" Doakan yang terbaik dan tunggu aliya pulang aja bang, jodoh nggak akan kemana." hania meyakinkan revan yang semakin murung. Revan hanya mengangguk, obrolan mereka beralih, bukan tentang aliya lagi. Hania berhasil membuat revan menjadi semangat lagi, banyak hal yang di ceritakan hania. Seperti saudara yang sudah lama tidak bertemu.

Haii, assalamualaikum
i'm come back. Terima kasih buat yang sudah stay di cerita ini, nggak nyangka sampai +10k readers, Maaf kalau sering menggantungkan cerita ini karena masih ada urusan yang harus di selesaikan. Sekali lagi terima kasih banyak.

Jangan lupa vote, komen dan tunggu kelanjutannya.❤❤

Ruang Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang