Matahari masih malu-malu memperlihatkan sinarnya , lampu dari rumah-rumah mulai padam , banyak orang mulai berlalu lalang menjalankan aktivitasnya.
Seorang lelaki berjalan meraih kunci motor yang berada di atas nakas , ia melangkahkan kaki keluar dari rumahnya dan menaiki motornya meninggalkan bagasi .
Motor melaju kencang membelah jalanan yang cukup lengang . Ia membelokkan stang motornya masuk kedalam sebuah komplek kemudian berhenti di seberang jalan sebuah rumah berpagar hitam , rumah itu masih nampak sepi menunujukan sang empunya masih sibuk berada di dalam rumah .
Jam menunjukkan hampir pukul 6 pagi . Lelaki tersebut terperanjat saat seorang wanita keluar dari pagar dan melangkah keluar kompleks . Ia mengepalkan tangannya , siapa yang tahu jika matanya berkaca-kaca, karena helm fullface menutupi seluruh wajah tampannya . Rasanya ia ingin berlari dan memeluk gadisnya , hanya saja ia cukup sadar diri bahwa jarak mereka terlalu jauh . Ia memutuskan untuk melajukan motornya berlawanan arah dengan sang gadis , karena tugasnya untuk memastikan bahwa gadisnya baik-baik saja sudah selesai .
******
Revan berjalan buru-buru saat ia menyadari bahwa jam menunjukkan pukul 6 , ia bahkan lupa jika ada meeting pagi ini . Revan hanya menyalami ayah dan adik-adiknya yang sedang sarapan kemudian mengendarai mobilnya membelah padatnya ibukota .
Sekilas ia seperti melihat sosok aliya berjalan di trotoar , revan mengamati apa yang di lakukan oleh aliya . Jujur saja revan bingung , sepagi ini aliya mau pergi kemana , tidak mungkin ke kampus karena ini waktu liburan semesteran , spontan saja revan yang terlanjur ingin tahu langsung membanting stir mengikuti aliya yang sudah hampir hilang di ujung jalan .
Mobil revan terhenti di depan bangunan dengan pekarangan luas , matanya menjelajah kepada anak-anak yang sedang bermain di halaman . Tiba - tiba saja dari arah berlawanan aliya keluar mendorong kereta bayi , revan mengalihkan pandangan karena aliya menyadari keberadaannya , dan benar saja , aliya menghampiri revan di seberang jalan . Revan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal , apa yang harus ia katakan pada aliya .
" Assalamu'alaikum ?" ucap aliya mengetuk kaca mobil
" wa'alaikumsalam " revan tersenyum canggung
" lho mas revan? Kok ada disini ? "
" tadinya mau cari jalan tikus biar cepet ke kantor eh liat kamu disini " alibi revan ngawur
" jalan tikus ? Disini kan jalan buntu mas ?"
Bego . Umpat revan
Benar saja disini hanya ada beberapa toko dan satu bangunan yang di datangi aliya sedangkan depannya adalah tembok yang jelas -jelas mendandakan jalan buntu.
Revan hanya meringis tidak tau harus berkata apa lagi .
" mas revan mau mampir? " tawar aliya
Revan yang terlanjur malu memilih mengikuti aliya .
" boleh " revan mengangguk dan keluar dari mobil
" mobilnya bawa masuk aja mas , kalo di sini takut di jahili orang " ucap aliya sebelum melangkah memasuki pekarangan dan melebarkan pintu gerbang . Revan memarkirkan mobilnya kemudian turun , ia sedikit terkejut , ternyata tidak hanya 4 orang anak kecil yang berada di sini tapi puluhan . Matanya beralih ke papan nama di sebelah kiri bangunan yang tertulis bahwa ini merupakan panti asuhan , sejenak ia tersenyum kemudian tersadar .
Revan menghampiri aliya yang sibuk dengan anak kecil di dalam kereta , ia mengamati bagaimana aliya merawat anak kecil itu dengan telaten.
" lho kamu siapa " suara cempreng membuat revan dan aliya terperanjat , lebih parah lagi bayi yang sedang bersama aliya juga menangis karena terkejut .
" ihh mbak ayun , pelan dong , haidarnya kaget ini " aliya mencoba menenangkan bayi yang di panggil aliya dengan nama haidar
" dia temennya aliya mbak , namanya revan " lanjut aliya memperkenalkan revan. Revan hanya tersenyum kepada ayun . Kalau dilihat aliya dan ayun hanya berbeda beberapa tahun , bahkan sekilas terlihat seumuran .
" masyaallah , eta kasep pisan nyaaa " ucap ayun memandang revan .
" mbak ayun" tegur aliya , ayun hanya nyengir kuda .
" mbak nitip haidar , mau ngobrol bentar " ucap aliya memberikan haidar dari gendongannya kepada mbak ayun.
Aliya mengajak revan ke taman panti yang berada di belakang panti. Revan baru tau jika panti ini sangat luas , terlintas rasa kagum di benak revan terhadap aliya , bagaimana bisa wanita yang usianya cukup muda seperti aliya sudah bisa memberi manfaat untuk orang banyak . Sedangkan ia bahkan masih bergantung kepada orang .
" mas tau gak ini tuh anak - anak yang sama seperti humaira " ucap aliya
" humaira?"
" iya , mereka dari daerah yang sama , mereka kehilangan keluarga mereka saat gempa " jelas aliya . Revan masih bergeming , ia membiarkan aliya melanjutkan penjelasannya
" ya begitu lah, awalnya hanya satu dua yang aku temui ,awalnya juga mereka aku tampung dirumah . Tapi kalo semakin banyak gak bisa dong kalo di rumah , lagipula aku kuliah kadang sampe sore , mereka gak ada yang jagain. Jadi aku sama mbak ayun kerja sama , dia gak mau kuliah jadi bantuin aku disini " aliya berhenti
" mbak ayun itu temen kamu atau gimana ? Sekilas kalian seumuran " tanya revan memastikan
" mbak ayun itu kakak sepupu aku mas ,orangtua sama adiknya meninggal waktu gempa , nah setelah pindah disini dia malah gak mau nerusin kuliahnya , padahal kurang 3 semester " aliya menyenderkan punggungnya ke kursi yang di duduki .
Aliya menceritakan banyak tentang panti , dari mulai bangunan sampai isinya . Kadangkala juga di selingi tawa . Revan sampai lupa jika ada meeting pagi ini jika aliya tidak mengingatkan .
" mas " panggil aliya saat revan masih asik tertawa .
" mas revan gak ke kantor? Udah jam 10" ucapan aliya tidak membuat revan berhenti tertawa . Aliya mengelus dada dan membatin istigfar melihat wajah revan yang terlihat berkali-kali lebih tampan saat tertawa
" baru juga jam sepul... "
"APA JAM SEPULUH?" teriakan revan membuat seisi panti menghentikan kegiatannya dan beralih memandang revan ." aliya saya pergi dulu ,salam buat yang lain Assalamualaikum " ucap revan kemudian bergegas mengendarai mobilnya
" teh ia , itu tadi siapa ?" seorang anak berusia 8 tahun menghampiri aliya yang memandang kepergian revan .
" temennya teh ia , namanya bang revan " aliya menggunakan panggilan bang karena revan memang terlihat pantas di sebut abang daripada kakak atau om . Anak itu mengangguk kemudian berlari menyusul anak yang lain bermain .
Aliya melangkahkan kaki masuk ke dalam panti . Langkahnya terhenti saat ia melihat seseorang di seberang jalan . Aliya mengamati , namun sulit karena helm fullface yang digunakan . Ia sedikit curiga, namun ia tidak boleh suudzon , aliya memutuskan untuk menghampiri lelaki itu . Namun , baru beberapa langkah aliya mendekat motor itu sudah pergi meninggalkan panti . Aliya tersentak mendengar motor itu melaju , perasaan aliya tidak enak ,namun ia harus tetap berhusnudzon . Ia kembali masuk ke panti dan menutup pagar.
" sebelumnya aku pernah merayu allah untuk menjadi seseorang yang menjadi alasan bahagiamu . Namun tidak lagi , karena aku tau bahagiamu tidak berada padaku "Assalamualaikum , im comebackk , terimakasih untuk yang sudah membaca
,tinggalkan jejak dan tetap tunggu kelanjutannya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Waktu
SpiritualAllah maha baik merencanakan segalanya bagi makhluknya , tidak terkecuali untuk revan , ketika ia merasa allah begitu kejam memisahkan dirinya dengan orang-orang yang di sayangi seakan dunianya runtuh begitu saja , hampir ia berputus asa tanpa mengi...