13

531 29 2
                                    

Jam menunjukkan pukul tiga sore , suara qiro' al-qur'an bersahutan dari tiap penjuru pesantren , seperti biasa kegiatan sore hari adalah mengaji .

" Bang afnan " panggil seseorang dari belakang. " assalamu'alaikum " lanjutnya

" eh Fathan , waalaikumsalam . Ada apa? " tanya afnan kepada fathan

" Boleh pinjem Hape abang gak ? Mau telfon teh ia " tanya fathan

" Boleh , ini " afnan menyerahkan hp yang ada di genggamannya kepada fathan

Fathan meraih hp itu kemudian menyentuh icon Kontak yang ada di menu . Beberapa kali ia menggeser nama-nama disana tapi ia tidak menemukan nama kakak perempuannya disana . Ia berfikir , jika saja kontaknya dinamai sesuai nama pasti mudah menemukannya , tapi ini gak ada , apa mungkin di beri nama lain? Tapi siapa? . Fathan yang tak ingin suudzon terlalu dalam memilih menanyakan saja kepada attha .

" bang kok gak ada kontaknya teh ia ?". Afnan yang mendapat pertanyaan langsung saja gugup.

" ada kok .. Sini abang cariin " afnan meraih hpnya dari tangan fathan kemudian menekan icon dial di kontak bernama " Ummah "

Fathan mengerutkan kening saat melihat nama kontak yang terpampang dilayar hp .

" Ummah bang?"

" iya , itu doa abang buat aliya supaya bisa jadi ummi dari anak-anak abang " jelas afnan

" Acieeee cieee " ledek fathan

Fathan beralih saat panggilan terhubung . Ia sampai lupa dengan niat awalnya sangking asyiknya dengan afnan .

" Assalamualaikum teh " ucap fathan , Hening dari sebrang .

" teh " ucap fathan lagi

"......"

" teh mau tanya , yang nyiapin berkas punya fathan kemaren dirumah , siapa? Kayaknya ketinggalan deh "

" ......"

" oh bukan teh ia , yaudah nanti kirim nomernya bunda ya teh "

"....."

" Makasiih teteh , assalamualaikum"

"....."

" Berkas apa tan?" tanya afnan

" buat beasiswa itu lho " . Afnan hanya menganggukan kepalanya kemudian pamit .

Sesampainya di rumah afnan duduk di teras . Sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah . Seorang lelaki berumur keluar dari kursi penumpang . Kyai hamdan , ayah afnan .

"assalamu'alaikum bi " afnan berdiri menyambut sang ayah

" waalaikumsalam warohmatullah , udah pulang ngajar kamu nan?" jawab sang ayah tersenyum

"Udah bi " , hamdan mengangguk kemudian berjalan melewati afnan dan memilih duduk .

Farkhah- Umi afnan yang mendengar suara sang suami berbicara  langsung membawakan kopi ke teras dan ikut bergabung dengan afnan dan hamdan. 

" Abi tadi habis dari rumah kyai rasyid , kalian ingat roshita ? Dia cantik masyallah " ucap hamdan sesekali menyeruput kopi yang di sajikan sang istri.

" emang roshita udah boyong bi? " tanya farkhah

" sudah , minggu lalu . Nan , kamu gak tertarik sama roshita? Abi yakin kamu sudah cukup matang untuk membicarakan masalah ini " pandangan afnan beralih kepada manik mata hamdan .

" abi pengen kamu ta'aruf sama roshita nan " , bak petir , ucapan itu membuat attha sesak .

" Tapi bi.... " sanggah attha

" kenapa? Apa kamu punya pilihan sendiri nan ? " tanya hamdan

Bagaimana ini? Haruskah ia mengatakan kepada abinya tentang niat baiknya kepada aliya ? Tapi apakah aliya mau menerimanya ? Attha bimbang dengan pikirannya . Ia menarik napas dalam .

" iya bi , afnan mencintai orang lain " aku attha didepan orang tuanya

Sejenak semua orang diam , hamdan kembali membuka suara

" Siapa dia? " tanya hamdan

" belum waktunya abi sama umi tau tentang dia , umi sama abi cukup doakan dia jadi jodoh afnan " afnan tersenyum .

" abi sama umi gak masalah kamu mencintai siapapun nan , abi yakin kamu lebih kenal pilihanmu , tapi abi minta kamu tetap ta'aruf dengan roshita , allah maha membolak-balikan hati , siapa tau kamu bisa beralih ke roshita . Abi pasti lebih bahagia " ucapan hamdan membuat afnan bernafas lega , afnan bersyukur dilahirkan didalam keluarga yang menjunjung demokrasi . Abi dan uminya tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada afnan .

" Afnan ke dalam dulu bi , umi " pamit afnan kemudian beranjak menuju kamarnya .

Langkahnya menuju meja di pojok ruangan , ia jongkok kemudian membuka laci dan mengambil sebuah amplop usang disana . Ia beralih ke balkon yang menghadap langsung ke perkebunan yang masih asri.

Sebuah foto , beberapa lembar surat dan gelang masih lengkap berada di dalam amplop itu .

Afnan membuka surat yang sudah rusak bekas diremas-remas itu . Pikirannya melayang tentang surat itu .

Flashback On

"Bugh" afnan menoleh saat ada sesuatu terlempar ke kepalanya

Sebuah kertas yang sudah di remas-remas itu tidak menarik sama sekali bagi afnan , ia menghiraukan kemudian lanjut berjalan

" hei " teriak seseorang . Ia kembali menoleh dan kali ini ada seorang gadis yang menghampirinya

" ini " gadis itu menyerahkan remasan kertas tadi .

" buat apa ? " tanya afnan mengernyitkan dahi

" ah kuno kamu , ini greeting card , versi aku " . Ia hampir saja menarik tangan afnan jika afnan tidak segera menarik tangan . Gadis itu menggerutu kemudian melemparkan kertas itu .

" Bye-bye " ucap gadis itu .

Afnan mengambil kertas itu kemudian membuka isinya .

" Assalamu'alaikum Calon imamkuu , namaku Aliya rizki maulina :) "

Afnan tersenyum . Lucu , batinnya

Flashback off

Afnan tersenyum geli memandang surat usang itu . Matanya beralih ke sebuah foto dimana aliya tertawa lepas di gedung lantai 2 setelah berkata bahwa ia mencintai afnan , sungguh apapun tentang aliya masih sangat berarti untuk afnan.

" Aliya , aku selalu berharap kamu bisa menerima ku kembali , bukan hanya teman kerja , tapi juga jadi teman hidupmu "

Suara adzan maghrib membuat afnan beranjak dari masalalunya . Ia berdiri kemudian melangkahkan kakinya menuju masjid .

              * * *

Assalamu'alaikum , maaf ya partnya pendek banget , maaf gaje juga . insyallah kalau ada ide lagi nanti di revisi , selalu tinggalkan jejak dan tunggu kelanjutannya ya ❤

Ruang Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang