Part 3

21.1K 699 11
                                    

"Hei, bangun!"

"Mau apa lagi kamu?" Perry masih memejamkan matanya.

"Kau tidur sepanjang hari seperti orang mati."

Perry ingat kata-kata Ratu bahwa setiap dia menggunakan kekuatannya maka staminanya akan semakin berkurang. Dan akhirnya Perry percaya dengan kata-kata sang Ratu bahwa berolahraga adalah hal yang wajib di lakukannya di Namec.

"Well, I used a lot of energy."

"Not that much silly. Kau hanya sparing dengan para warrior itu." Kata Sven.

"But I beat them all. I win, Pangeran Sven. So, tidur adalah hadiah yang layak kudapatkan. Considering aku selalu menemanimu bersama wanita-wanitamu."

Sven berdecak. "Sekarang bangun dan temani aku ke rumah Bordil. Ayo bersenang-senang, Perry. Bagaimana mungkin kau selibat begini?!" Sven memegang pergelangan tangan Perry, mencoba menyeretnya. Kekagetan menimpa Sven kala menyadari betapa kecil pergelangan tangan Perry. Bahkan tidak ada otot dilengan kecil Perry.

"Pangeran Sven, please. Pergilah sendiri dengan para Pangeran dan jangan ganggu aku." Perry kesal dan menepis tangan Sven.

"Kau adalah warrior-ku. Dimana aku pergi kau harus mengikutiku. Aku tidak peduli darimana kau berasal tapi kau harus menuruti semua kata-kataku." Sven mulai menaikkan nada bicaranya. Kesal karena sejak dinobatkan hingga saat ini Perry selalu membantahnya. Perilaku Perry sangat berbeda dari Warrior lain yang sangat menurut tanpa bertanya balik saat diperintah para pangeran.

Setelah menjadi Warrior Sven, Perry pun baru mengetahui kelakuan asli Sven. Sven adalah Pangeran paling brengsek yang Perry tahu. Sven sangat suka minum dan perempuan. Entah sudah berapa banyak wanita penghibur yang pernah ditidurinya. Dan Sven juga adalah orang paling tampan yang pernah Perry lihat. Tubuh tinggi tegap, berotot dan wajahnya bak dewa membuat semua wanita di Namec tergila-gila pada Sven. Tetapi tidak untuk Perry karena Perry sudah tahu betapa brengseknya Sven.

Perry ingat peraturan yang mengikat seorang Warrior, bahwa kata-kata Pangeran adalah mutlak. Perry dengan terpaksa bangun, meregangkan sedikit badannya yang kehabisan stamina. Sedangkan Sven sendiri tersenyum penuh kemenangan.

***

Dirumah bordil.

Saat para Pangeran dan warriornya bercumbu dengan wanita penghibur, hanya Perry yang berdiam diri. Perry merasa geli dan jijik dengan kelakuan lelaki di Namec.

"Menjijikkan sekali. Bagaimana mungkin mereka semua bercumbu didepan satu sama lain seperti ini?! Apalagi si Putra Mahkota gila itu, setiap hari kelakuannya seperti anjing gila, bergonta-ganti pasangan setiap hari. Entah sudah berapa wanita yang jadi korbannya." Perry memutar matanya dan menguap.

Sven yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku Perry bertanya-tanya, bagaimana mungkin Perry tidak tertarik dengan wanita-wanita cantik di rumah bordil. Bahkan saat semua warrior sedang asik bercumbu, Perry hanya memperhatikan dengan bosan dan mengantuk. Sven mulai merasa kesal. Perry harus diberi pelajaran.

"Perry, ikuti aku ke Kamar." Sven menarik wanita yang sedari tadi menempel erat disisinya.

Perry mengikuti Sven dalam diam.

"Kunci pintunya." Perintah Sven. Perry mengunci pintu dari dalam.

Di dalam kamar, Sven mencium dam mencumbu wanita penghibur itu dengan sangat keras. Erangan terangsang dari si wanita memenuhi kamar mewah nan kedap suara itu. Perbuatan Sven membuat wajah Perry memerah. Bulu roma Perry merinding kala melihat Sven melakukannya dengan menatap Perry dalam-dalam.

"Kau yakin tidak mau bergabung?" Sven melepaskan cumbuannya dari dada wanita penghibur itu sejenak.

"Tidak, Pangeran." Lidah Perry kelu.

Sven hanya mencibir lalu meneruskan aktifitasnya. Perry mengalihkan tatapannya kearah lain. Sven tidak suka itu.

"Lihat aku, Per. Jangan alihkan pandanganmu. Liat aku sampai selesai, itu tugasmu malam ini." Perintah Sven.

Perry dengan terpaksa kembali melihat kearah Sven. Aktifitas Sven membuat Perry merasa aneh. Walau dulu sering menonton film porno, Perry tidak pernah melihat hal paling tidak senonoh itu secara langsung. Cara bercinta Sven sangat berbeda. Sven terlahir mendominasi dan itu dia buktikan dalam setiap perbuatannya.

Sven membuat wanita dihadapannya berteriak kencang penuh kenikmatan membuat Perry bertanya-tanya apa yang membuat wanita itu bersikap seperti binatang. Baru kali ini Perry melihat ekspresi Sven yang sangat dingin sedangkan si wanita berteriak nikmat dengan nyalang. Dan ukuran Sven membuat Perry sedikit terkejut. Sangat terkejut.

"Itu pasti sakit sekali." Batin Perry saat melihat kejantanan Sven yang tengah keluar masuk di kewanitaan si wanita penghibur itu. Entah sudah berapa kali wanita itu klimaks sebelum pada akhirnya Sven bergumam menandakan klimaks sedang melandanya. Tanpa menunggu sisa-sisa klimaks mereda, Sven duduk dan membuang condom bekas percintaannya. Sven segera menyuruh si wanita untuk pergi dari kamar. Seperti biasanya. Pangeran Sven tidak akan pernah bercinta dengan 1 orang wanita yang sama.

"Aku harus menjauhi lelaki seperti Sven." Batin Perry penuh tekad. Jantungnya berdegup kencang setelah melihat aktifitas panas tadi. Perry menelan ludahnya.

Tanpa istirahat, Sven mengenakan pakaian dan jubahnya, memandang Perry dengan pandangan yang aneh.

"Aku tidak menyukaimu." Aku Sven. Perry menaikkan alisnya.

"Aku juga." Batin Perry.

"Bagaimana mungkin kau tidak bereaksi apa-apa? Aku memberimu laki-laki dan wanita tapi semua kau tolak."

Perry berdecak tidak setuju. "Terimakasih tapi anda tidak perlu melakukan apapun untukku Pangeran."

"Kau memang aneh." Sven segera keluar ruangan untuk kembali ke Istana.

***

Oke, target next part adalah 10 vote. Jangan lupa vote & komen ya 💋❤

WARRIOR (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang