Ngevote enggak, protes dan minta update terus. Kalau mau cepet update, jangan cuma jadi silent reader. Vote juga lah gaes. Vote kan gratis. Warrior yang view sama votenya jomplang banget. Yuk dibiasakan vote sayangku 💋
Apakah kalian salah satu pembaca macam itu?? Semoga tidak ya, jangan dibiasakan. Silent reader juga jangan ya.
Jangan lupa untuk baca cerita yg lain ya.
- Fantasy (Untuk semua umur)
- Sweet Escape 18+
- Clueless (Mini Seri) 18+
-Crazy for You (Crazy The Series, Coming Soon)
- Crazy in Love 21++Jangan lupa ya untuk follow, vote & komen. Target next update 80 vote ya.
***
Perry mengikuti Sven meninggalkan kamar Eliss. Perry bingung kenapa Sven malah uring-uringan setelah perbuatan panasnya dengan Putri Elis.
"Mm, Pangeran hari sudah malam. Kurasa sudah saatnya untuk beristirahat. Aku memohon diri untuk beristirahat di kamarku." pinta Perry saat tiba didepan kamar Sven.
Lagi-lagi Perry berbicara formal saat sedang berdua dengan Sven. Sven memandang Perry tajam. "Masuk Perry."
Perry menelan ludahnya. Apa lagi salahnya kali ini. Perry memasuki kamar Sven yang megah. Saat Perry berada di dalam kamar Sven, Sven mengunci pintu dari dalam.
"Mau apa kau?!" Perry tercekat.
"Sejak pagi tadi kau mendiamkanku Perry. Dan sejak kapan saat kita sedang berdua aku memperbolehkanmu bicara formal padaku?!"
Perry lagi-lagi diam. Hatinya masih mendidih saat mengingat perbuatan panas Sven dan Eliss.
"Kau harus dihukum Perry!"
Sven menarik Perry. Mendekap Perry sembari melepaskan ikatan rambutnya. Rambut gelap Perry selalu menjadi favoritnya. Favorit Sven.
Dengan cepat Sven melepaskan pakaian Perry mengabaikan rontaan Perry. Sven hanya membutuhkan Perry saat ini, bukan wanita lain.
Perry tidak tahu betapa gila Sven saat semalam mendapati kamar Perry dikunci dan keesokan paginya didiamkan oleh Perry tanpa tahu alasannya. Dan undangan Putri Eliss adalah satu hal yang bisa dijadikan bahan untuk membuat Perry cemburu namun gadis itu hanya diam mematung saat Sven menyetubuhi Putri Eliss.
Satu hal yang tidak diketahui Perry, Sven saat dia menyetubuhi Putri Eliss, Sven membayangkan sedang bercinta dengan Perry hingga dirinya bisa mencapai puncak karena membayangkan mendekap tubuh mungil Perry.
Perry yang membuatnya seperti ini maka Perry pula yang harus bertanggung jawab.
"Ahh.. Sven please, jangan." rintih Perry ditengah kegelian yang melandanya.
Sven mengulum puncak payudara Perry, Menggigitnya hingga merah menantang. Sedangkan tangan Sven yang lain sibuk meremas payudara Perry yang lain.
Sven membuka kedua kaki Perry dan menenggelamkan bibirnya di lekuk kewanitaan Perry. Perry terkesiap tatkala merasakan lidah Sven yang lihai melahapnya. Sven memporak-porandakan pertahanan Perry. Kemarahan Perry berganti menjadi gairah.
Perry meremas rambut Sven meminta Sven untuk menuntaskan siksaannya. Rintihan Perry membuat Sven semakin berhasrat. Sven mencecap klitori Perry hingga Perry menggelinjang hebat kala mendapatkan pelepasannya.
Masih sangat lemah, Sven mengikat tangan Perry di atas ranjang membuat Perry keheranan.
"Sven apa yang kau lakukan?!"
"Itu hukumanmu karena membuatku marah. Itu adalah hukumanmu karena kau membuatku seperti ini Perry!"
Sven mengangkat satu kaki Perry ke atas sementara Sven menggesek-segekkan miliknya ke liat Perry. Nafsu Perry yang mulai tersulut membuat Perry menggigit bibir bawahnya. Sven yang melihat apa yang Perry lakukan dan menggeram hebat. Inilah efek Perry terhadapnya.
Bagaimana mungkin hanya melihat Perry yang menggigit bibir menahan nafsunya sudah membuat Sven setegang ini. Gadis kecilnya ini tidak akan dia biarkan seenaknya sekarang. Sven bertekad akan membuat Perry tidak bisa bangun. Sven akan menyiksa Perry hingga Perry mengakui bahwa dia menginginkan Sven sama besarnya dengan Sven.
Sven memasuki Perry dengan keras. Membuat Perry berteriak kaget.
"Ya tuhan! Kau sangat sempit Luthessa." kewanitaan Perry mencengkram kejantanan Sven saat Sven memanggil Perry dengan nama panggilannya yang lain. Bahkan cairan kenikmatan Perry tidak mempermudah jalan bagi kejantanan Sven untuk menerobos sepenuhnya. Terkadang Sven meruntuki dirinya, mempunyai kejantanan dengan ukurannya apakah anugrah atau siksaan.
"Sven, kau terlalu besar. Ahh... Lepaskan aku! Kau baru saja bercinta dengan wanita lain. Ya tuhan!!" Perry membuka mulutnya kala merasakan miliknya penuh sesak karena Sven sekali lagi menyentakkan dirinya melesak memasuki Perry. Ukuran Sven dengan mudah memasuki rahim Perry menghantarkan jutaan rasa nikmat.
"Katakan kau menginginkanku, Perry. Katakan!"
"Ah...Ah..Ah.." hanya desahan yang keluar dari bibir Perry.
Seketika Sven menghentikan hujamannya, membuat Perry merasa kosong. Perry menggoyangkan pinggulnya agar rasa nikmat itu tidak menghilang. Sven yang sengaja menahan dirinya merasakan rasa nikmat akibat goyangan pinggul Perry.
"Sven, please..." rintih Perry.
"Katakan dulu, Luthessa."
Perry menghentikan gerakan pinggulnya, lemas karena kecapekan.
"Katakan!"
Perry menggigit bibirnya. Pikiran waras Perry perlahan menghilang. Dia hanya ingin dipuaskan oleh kejantanan Sven. Hanya itu yang diinginkan tubuhnya sekarang.
"Aku... Aku menginginkanmu Sven."
"Apa yang kau inginkan Perry?!"
"Mmm... Aku ingin kau memenuhiku, membuatku lemas tak berdaya dan puas." aku Perry. Persetan dengan bagaimana takdir mereka nanti. Perry hanya ingin menikmati saat ini. Dalam dekapan panas Sven.
Sven menggeram menuntaskan apa yang dia hentikan. Setiap hujaman Sven membuat Perry merasakan nikmat sekaligus perih. Ukuran Sven yang makin tegang menandakan Sven yang hendak klimaks. Otot kewanitaan Perry makin kuat mencengkram kejantanan Sven. Perry menggila kala tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya terikat. Diikat membuat Perry merasa lemah dan tidak berdaya. Sensasinya sangat berbeda.
"Sven... Aku datang!"
"Bersama-sama." gerakan Sven semakin cepat saat klimaks sudah didepan mata. Perry berteriak nyalang kala pelepasan menghantamnya. Sven menggeram kala otot kewanitaan Perry meremas miliknya yang kala itu mengeluarkan semua isi benihnya didalam rahim Perry. Sven mendapatkan pelepasan yang panjang. Perry merasakan aliran benih Sven yang terus mengisi rahimnya. Rasa hangat itu akan betahan lama disana.
Sven mencium dahi Perry dan melepaskan ikatannya. Nafas keduanya menderu. Sven mengeluarkan kejantanannya dari liang Perry. Perry memeluk Sven. Cairan keduanya membasahi sprei dan terus mengalir keluar dari kewanitaan Perry. Sven yang melihat bagaimana benihnya keluar dari kewanitaan Perry dan membasahi sprey, tersenyum puas. Keduanya menikmati saat-saat pelepasan yang dahsyat.
"Hanya ini yang kuinginkan." batin Sven.
***
Pagi harinya Putri Eliss masih membayangkan percintaan panasnya dengan Sven semalam. Sven benar-benar sempurna. Tidak ada yang bisa menandingi ukuran kejantanan Sven. Kali ini tidak sia-sia Putri Eliss datang jauh-jauh dari Wilayah Selatan untuk menyambar kesempatan menjadi salah satu putri pengisi harem calon penguasa Namec. Putri Eliss yang tiba-tiba terkikik membuat takut 2 orang dayang yang menemaninya.
Secara tiba-tiba pula Putri Eliss cemberut saat ingat setelah bercinta Sven langsung meninggalkannya dan pergi bersama Warriornya. Padahal Putri Eliss ingin memeluk Pangeran Sven hingga fajar. Tapi tidak apa-apa, toh kelak Sven akan menjadi miliknya. Putri Eliss bersumpah dia tidak akan kalah dari putri-putri lain yang ada di harem Sven kelak.
***
Kalo nggak nanti malam atau besok pagi akan ada Oneshot yang aku post. Seperti biasa genrenya dewasa ya.
Nanti kan ya, karena ringan banget ceritanya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
WARRIOR (21++)
FantasyWarrior di beberapa jaman dikatakan sebagai pejuang yang rela mengorbankan nyawanya untuk kepentingan negaranya. Tapi di dimensi ini, Warrior berarti tangan kanan Pangeran yang harus siap mati demi keselamatan sang Pangeran. Warrior dipilih langsung...