Part 6

21.8K 742 15
                                    

Jangan lupa vote & komen ya.
Selamat membaca ❤

"Aku tidak bisa. Ini sulit sekali, Per!" Sven menyerah.

"Bukan soal mudah atau sulit. Jangan pikirkan apapun. Let it flow."

"Pangeran, dari pada mencoba mengusir semua suara itu bukankah lebih baik kau fokus pada satu hal saja... For example..." Perry melihat sekitar dan tidak ada apa-apa, hanya ada Perry, Sven, pohon dan rumput yang bergoyang.

"Me. Try to focus on me. Make it your whole world." ucap Perry.

Sven memfokuskan semua indranya hanya untuk Perry. Sven mendengan suara nafas Perry yang perlahan dan teratur. Detak jantung Perry yang seirama serta bau khas badan Perry yang selalu membuat Sven lebih tenang. Sambil tersenyum simpul, Sven merasakan kekuatan yang mulai terbentuk di tubuhnya. Tanpa Perry dan Sven sadari, aliran listrik mulai keluar dari tubuh Sven dan membuat Perry terpental. Tubuh Perry menabrak pohon dan membuat Sven terkejut setengah mati.

"Oh my God! Perry.." Sven menghampiri Perry dan melihat kondisi Perry.

"I am ok, Pangeran. Sedikit sakit tapi aku tidak apa-apa. Kau hampir menguasai kekuatan halilintarmu. Teruslah latihan." Ucap Perry tanpa bisa menyembunyikan kebahagiannya.

Sven membantu Perry untuk berdiri. Perry sedikit mengernyit, punggungnya nyeri.

"Kau yakin tidak apa-apa?" Tanya Sven khawatir.

"Aku tidak apa-apa pangeran. Sekarang kita sudahi latihan hari ini. Permulaan yang bagus sekali, tinggal memantapkan intensitas kekuatanmu saja. Kau pasti bisa, Pangeran. Sekarang beristirahatlah." Perry mengakhiri sesi latihan kali ini.

***

30 menit berlalu, Sven mencari keberadaan Perry.

"Ibu tahukan kau dimana Perry?" Tanya Sven.

"Mungkin dia sedang berjalan-jalan di sekitar hutan. Biasanya jam segini dia sedang berlatih kan. Tumben kau mencarinya?"

"Saat sedang berlatih, aku tidak sengaja melukainya. Dan sekarang aku ingin mengobatinya." Sven membawa botol kecil ramuan penghilang rasa sakit miliknya. Enia melirik botol kecil itu. Yah setidaknya sifat Sven sedikit demi sedikit mulai berubah. Sven mulai bisa menghargai orang-orang yang ada disekitarnya.

"Pergilah. Aku akan menyiapkan makan malam." Ucap Enia. Sven mengangguk.

Sven mulai mencari Perry disekitar rumah tapi tidak menemukan Perry. Sven yang teringat punggung Perry yang menabrak pohon. Walau kekuatan halilintarnya tidak terlalu besar, punggung Perry tetap akan memar dan Perry akan menyalahkan Sven karena itu. Sven terkekeh. Sven menelusuri hutan lebih dalam dan menemukan hal yang sangat menyenangkan.

Sven melihat seorang wanita tengah mandi di sungai. Dari kejauhan Sven memandang betapa indah tubuh wanita yang tengah mandi itu. Payudara besar yang ukurannya sangat kontras dengan tubuh mungil si wanita. Rambut panjang nan gelap membuat pemandangan didepannya semakin lengkap.

Hasrat mulai menguasai Sven. Sudah cukup lama dia tidak bersetubuh dengan wanita. Mungkin ini adalah jawaban atas doa-doanya. Kemudian wanita itu menyibak rambutnya, kenyataan menampar Sven. Wanita itu memiliki wajah Warriornya, Perry.

"Apa-apaan...." Sven merasa sangat tertipu. Selama ini Perry menipu semua orang. Sven mengira Perry pasti menggunakan sihir pengubah kelamin untuk mengelabuhi semua orang. Amarah dan hasrat menguasai Sven. Sven menunggu saat yang tepat untuk membalas Perry. Perry yang tidak menyadari kehadiran Sven dengan santainya menggosok lengannya. Perry merasa sejak berada di Namec, tubuhnya makin kencang. Dulu di bumi dirinya jarang berolahraga, tetapi sejak di Namec dia berolahraga dengan teratur. Perry mengernyit saat tangannya menyentuh punggungnya. Warna kemerahan mulai membentuk di sepanjang punggungnya hingga pinggang.

Sven mengepalkan tangannya, dia sangat membenci warna merah yang menodai kulit Perry. Jelas sekali Perry kesakitan akibat perbuatannya.

Perry bangkit dan berjalan menjauhi sungai, menuju tempat bajunya, yang ternyata tidak jauh dari tempat persembunyian Sven. Perry memakai kain pelindungnya terlebih dahulu, lapisah sihir yang selama ini menyembunyikan identitasnya sebagai seorang wanita.

Saat Perry hendak memakai baju, Sven menyekap mulut Perry. Suara jeritan Perry tertahan saat dengan cepat Sven membungkan mulut Perry dengan ciumannya. Dengan kasar Sven meremas pantat Perry membuat jeritan Perry semakin menjadi.

Sven memasuki kewanitaan Perry. Perry menjerit kesakitan! Perry mencakar, memukul bahkan memohon agar Sven menghentikan perbuatannya. Sven kanget merasakan sempitnya kewanitaan Perry. Bahkan lapisan penghalang yang telah dikoyaknya membuat Sven semakin terangsang.

"Sakit, brengsek!" Teriak Perry kesakitan. Kejantanan Sven semakin membesar di dalam kewanitaan Perry.

"Ya Tuhan!" Desah Perry. Sven bergerak perlahan agar mengurangi kesakitan Perry.

"Ini adalah hukuman bagimu karena kau telah menipuku selama ini.." Kewanitaan Perry yang sangat ketat membuat Sven tidak bisa menahan diri. Sven merobek kain sihir pemberian Ratu yang selama ini menyembunyikan identitas Perry yang sebenarnya. Agar membuat Perry merasakan kenikmatan yang sama, Sven mencumbu payudara besar milik Perry. Ukuran yang sangat disukai Sven. Sven sangat menyukai payudara yang penuh dan kenyal. Sungguh sangat disayangkan payudara seindah ini harus di bebat sihir untuk disembunyikan.

Perry bergidik saat merasakan lidah dan gigi Sven di payudaranya. Remasan lembut Sven membuat Perry bergelinjang nikmat. Perry merasakan kegelian yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tanpa melepaskan penyatuannya, Sven berhasil merangsang Perry. Senyum muncul di bibir Sven sebelum dia membungkam bibir penuh Perry. Sven melumat bibir Perry seakan-akan Perry adalah buah yang sangat menggiurkan. Perry tersedak saat tidak bisa mengimbangi permainan Sven.

Sven mengerutkan keningnya, "Shit! Kenapa ini semakin sempit saja?! Kalau Perry terus-terusan seperti ini aku akan..." Sven menyemburkan benihnya ke dalam rahim Perry. Membuat Perry terkaget-kaget dengan rasa hangat di bagian bawah perutnya.

"Jangan bilang kau barusan... Lepas, Sven! Jangan di dalam!" Perry memukul dada Sven histeris. Dia tidak sudi kalau sampai hamil gara-gara Pangeran mesum brengsek satu ini.

Saat Perry kira Sven sudah puas, Sven kembali memompa kejantanannya di dalam kewanitaan Perry. Kewanitaan Perry yang mulai basah membuat Perry mulai merasakan kenikmatan yang dirasakan Sven.

Sven tersenyum puas melihat Perry yang mulai terangsang, "Aku akan membawamu ke Surga, Manis."

***

Oke, target next part adalah 15 vote. See you soon 👋😘

WARRIOR (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang