Saatnya Warrior update nih.
Well happy banget sama komen dari kalian di part yang lalu. Maaf gak bisa bales satu-satu tapi aku baca semua komen dari kalian dan itu membuatku seneng & semangat banget.So, aku bahagia banget kali ini dan aku bonusin untuk part ini lebih panjang dari part yang lalu.
Jangan lupa ya untuk follow, vote & komen.
Tak perlu berlama-lama. Langsung aja cekidot 💋❤
***
Semakin Edward mengenal Perry, semakin Edward terpesona. Kesederhanaan Perry membuat pandangan Edward berubah. Candaan Perry selalu berhasil membuat semua orang tertawa. Para prajurit yang pada awalnya memandang rendah Perry karena fisiknya yang mungil mulai menghormati semua keputusan Perry.
Edward menggeleng-gelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin seorang wanita malah lebih suka berlatih pedang dari pada berdandan?! Edward menggeleng-geleng kebingungan.
Sedangkan Sven setiap hatinya harus menelan pil pahit melihat kedekatan Perry dengan Warrior dan prajurit lain. Setiap malam, Sven selalu menyelinap ke kamar Perry. Perry yang awalnya menentang pada akhirnya pasrah dengan kelakuan Sven.
"Setiap melihatmu aku ingin memelukmu, Per. Kenapa aku seperti ini??" Ungkap Sven setelah kegiatan panas yang dia lakukan bersama Perry.
"Itu karena kau menyukaiku, silly." Batin Perry. Senyum simpul tidak dapat Perry tahan. Walau pun itu hanya rasa yang sementara, Perry tetap bersyukur. Setidaknya dia bisa bersama dengan Sven dan melihatnya menggapai puncak tertinggi sebagai Raja Namec.
Perry sudah puas dengan itu. Tapi benarkah hanya itu saja?!
Keyakinan Perry seolah runtuh saat Wilayah Selatan menawarkan persekutuan dengan penikahan politik. Wanita tercantik di Namec, Putri Eliss sebagai tawarannya.
Dada Perry bergemuruh saat hal itu disampaikan dan Sven menerima penawaran itu. Bahkan Sven tidak sekalipun menanyakan pendapat Perry.
"Siapa aku yang mengharapkan lebih pada keputusan, Sven. Ingat kau hanya Warrior Perry. Kau bukan siapa-siapa Sven. Kau hanya seorang Warrior dan penghangat ranjang sang Pangeran." Batin Perry miris.
Edward melirik Perry iba. Sven tetaplah seorang Sven. Pangeran egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Sahabatnya itu tidak akan bisa berubah.
Demi mengembalikan haknya, Sven mantap walau harus menikah dengan wanita yang tidak dicintainya. Toh nantinya dia akan mengisi harem-nya dengan para putri dari pernikahan politik.
Sven melirik Perry. Ya, selama Perry ada disisinya, Sven bisa melakukan apapun.
***
Putri Eliss memasuki aula pertemuan Wilayah Utara. Semua mata tertuju pada sang Putri, begitu juga dengan Sven. Mata Sven sepenuhnya tertuju pada Putri cantik yang memiliki kulit sejernih pualam. Perry merasakan sengatan dihatinya.
"Wua, cantik sekali." Gumam Perry.
"Dia adalah salah satu wanita tercantik di Namec, banyak sekali Pangeran yang ingin mempersuntingnya. Beruntung sekali Pangeran Sven bisa mendapatkannya. Dia akan menjadi kandidat kuat Permaisuri." Kata-kata Edward membuat Perry sadar bahwa sekarang Sven bukan lagi miliknya seorang. Perry harus menyiapkan hati melihat lelaki yang dia cintai bersama wanita lain.
Sven dan Putri Eliss bercakap-cakap meninggalkan Edward dan Perry sendiri. Saat hendak meninggalkan aula, Perry menabrak seorang nenek tua renta. Sang nenek itu melihat Perry dengan kekagetan yang nyata.
"Maaf." Ucap Perry sekenanya. Perry sangat ingin pergi dari sini.
Edward menghadang Perry, "Dia adalah Peramal Agung." Perry memandang nenek tua itu.
"Bolehkah aku melihat kedua tanganmu?" Tanya Peramal Agung. Edward memandang Perry.
"Biarkan dia melihatmu, Per. Dia peramal yang sangat hebat." Saran Edward.
"Kau tidak berasal dari sini." Kata sang Peramal.
"Sayang sekali, kalian tidak akan bisa bersatu." Kata peramal itu sembari memegang tangan Perry.
"Aku tahu. Aku tahu itu." Mengetahui hal yang sudah kau ketahui tetaplah menyakitkan.
"Poor, human. Kau memiliki hati yang tulus untuk Pangeran, tapi tali jodoh kalian tidak terikat."
Perry berdesir. Sebanyak apapun harapannya, selalu ada saja hal yang membuat keyakinannya goyah. Sven ditakdirkan untuk sesuatu yang besar dan Perry akan membantu Sven untuk menggapainya.
"Peramal, tahu kah kau bagaimana caranya aku bisa kembali ke Dimensiku?"
"Kenapa? Kau mau kembali ke Bumi?"
Edward membeku. "Jadi Perry manusia dari planet lain?" batin Edward. Walau perawakan Perry yang sangat berbeda dari penduduk Namec, tapi Edward tidak habis pikir kalau ternyata Perry berasal dari planet lain.
"I wanna stay. But I miss them, orang tuaku. Khususnya ibuku. Aku hanya ingin mereka tahu kalau aku baik-baik saja."
"Hari dimana 2 kekuatan tertinggi di Namec bertemu, akan ada garis cahaya yang membentang dari langit hingga dataran. Cahaya itu adalah portal yang tercipta antardimensi yang terbuka dan hanya orang sepertimu yang bisa memasuki portal. Dengan memasuki portal itu kau akan kembali ke asalmu. Portal itu terbuka tidak lama, Perry."
"2 kekuatan tertinggi?? Maksudmu Great War? Perang antara Pangeran Sven dan Raja Yacob?" kata Edward.
Sang Peramal mengangguk.
"Jika kau tidak ingin kembali, jauhi Pangeran Sven dan Raja Yacob saat perang. Karena portal itu hanya diperuntukkan untuk orang asing sepertimu."
"Bagaimana mungkin aku bisa menjauhi Pangeran?! Aku adalah seorang Warrior. Aku harus melihatnya menduduki tahta Namec. Aku tidak bisa meninggalkannya."
"Kau tidak bisa hidup di 2 dimensi, nak. Kau harus memilih. Dan Namec bukan duniamu, kau menggunakan terlalu banyak core energy untuk bertahan hidup disini. Kau harus kembali. Ini bukan duniamu." Peramal Agung menepuk prihatin bahu Perry.
"Bukankah di Bumi aku telah tiada?"
"Tidak. Tubuhmu hanya satu dan kau adalah makhluk Bumi. Walau mirip, Namec sangat berbeda dengan Bumi dan itu tidak baik untuk tubuhmu. Kau bisa mati kehabisan core energi jika berada di Namec terus menerus kecuali kau memilih menjadi penduduk Namec."
"Dia akan hancur saat aku menghilang. Aku sudah berjanji akan membawanya ke puncak tahta Namec." Kata Perry pelan sembari memandang Sven dari jauh.
"Aku tahu perasaanmu nak. Tapi rasa kehilangan sang Pangeran tidak akan lama. Pangeran Sven akan segera disibukkan dengan urusan Namec. Kau harus segera kembali. Kau tahu itu kan." Peramal Agung meletakkan tangannya diatas tangan Perry.
Ya, Perry tahu apa alasannya. Tubuhnya sudah tak sebugar dulu. Rasanya bergerak sedikit saja sudah membuat Perry lelah. Setelah selesai berlatih Perry selalu mimisan. Perry merahasiakan semuanya. Semua itu adalah efek dari keberadaan Perry ditempat yang tidak seharusnya dia datangi.
"But remember, sekali kau kembali ke Dimensimu kau tidak akan bisa kembali kemari melalui pintu yang sama. Tapi sebagai gantinya, kau akan kehilangan semua ingatan tentang tempat ini. Setidaknya kau tidak akan terlalu menderita." Lanjut sang Peramal.
"Rahasiakan percakapan kita dari Pangeran Sven." Perry meninggalkan Peramal Agung dan Edward yang berdiri mematung.
"Kalaupun harus kembali ke bumi, setidaknya aku tidak akan merana karena merindukannya bukan?!" Batin Perry.
***
Happy ending?!
Semua ada ceritanya. Kita nikmati aja prosesnya. Karena Warrior masih panjang 💋❤
Jangan lupa untuk baca cerita yg lain ya.
- Fantasy (Untuk semua umur)
- Sweet Escape 18+
- Clueless (Mini Seri) 18+
-Crazy for You (Crazy The Series, Coming Soon)
- Crazy in Love 21++Target 50 vote ya. See you soon 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
WARRIOR (21++)
FantasyWarrior di beberapa jaman dikatakan sebagai pejuang yang rela mengorbankan nyawanya untuk kepentingan negaranya. Tapi di dimensi ini, Warrior berarti tangan kanan Pangeran yang harus siap mati demi keselamatan sang Pangeran. Warrior dipilih langsung...