Part 9

18.9K 667 19
                                    

Jangan lupa vote & komen ya, biar author makin semangat 💪


Selamat Membaca ❤

Diperjalanan, Sven dan Perry berhenti di penginapan. Perry yang tidak sanggup menghadapi hasrat Sven yang sangat besar, memesankan beberapa wanita penghibur untuk menemaninya. Perry menghabiskan malam itu minum-minun bersama para penghuni penginapan. Ada sedikit rasa tidak rela yang menghinggapi hati Perry.

Saat subuh tiba, Perry berjalan sempoyongan menuju kamar. Efek alkohol yang diminumnya belum hilang. Para pengunjung penginapan yang rata-rata adalah seorang pengembara sudah tidur di ruang tengah penginapan karena mabuk.

Perry mengunci kamarnya dari luar dan mulai melepas bajunya satu persatu. Alkohol membuat Perry kepanasan. Setelah melepas semua lapisan bajunya, dengan masih menutup mata, Perry melepas ikatan rambutnya. Rambut gelap halus Perry terurai menutupi payudaranya yang berisi.

Sven menggeram. Perry membuka matanya.

"Pangeran... Kenapa kau disini?!" Perry menegang. Begitu pula Sven.

"Every time challenge my bottom line."

"Maksudmu?"

"Kau membuatku mengeras seperti ini." Dengan cepat Sven menghampiri Perry dan membawa tangan Perry ke kejantanannya yang sudah menegak minta dipuaskan. Perry meninju lengan Sven.

"Dasar kuda! Kau tidak puas semalam sudah tidur dengan para wanita penghibur itu?!"

Perry tidak tahu bahwa Sven tidak bisa orgasme. Entah kenapa semua wanita itu tidak bisa memuaskan Sven. Para wanita penghibur puas namun Sven sangat tidak puas. Dan kali ini Sven sangat menginginkan kepuasan.

Sven merengkuh Perry dan mencium Perry dengan kasar.

"Sven.. Mmmh.." Sven membungkam mulut Perry dan menggigit bibir Perry hingga berdarah. Sven tidak suka melihat Perry bersenda gurau dengan para pemabuk di ruang tengah yang berada di lantai bawah.

Sven meraih gundukan payudara Perry yang seolah-olah menantangnya. Sven menggigit dan menjilat payudara penuh milik Perry. Saat Sven mulai melepas pakaiannya, Perry mendorong Sven.

"Woa..tidak semudah itu Sven. Kau baru saja menyetubuhi wanita penghibur. Aku tidak mau kau memasukkan itu begitu saja ke dalamku."

"Aku sudah membersihkan diriku, Perry. Dan aku menginginkamu sekarang." Sven menghimpit Perry ke dinding. Tubuh mungil Perry dengan gampang terangkat. Perry yang sedang mabuk sangat tidak bisa melawan Sven yang sedang birahi.

Sven langsung memasuki liang Perry.

"Sial! Sempit sekali." Gumam Sven.

Perry hanya bisa membuka mulutnya saat berlipat-lipat kenikmatan menderanya. Sikap Sven yang kasar selalu disukai Perry. Setiap hujaman Sven membuat punggung Perry menabrak dinding.

"God! Sven... Ini... Enakk... Aaa..." racau Perry. Perry memejamkan matanya tidak mengetahui senyum puas sedang bertengger diwajah tampan Sven.

Melihat Perry sedang dalam kondisi ini membuat Sven sangat senang. Sven mengeluarkan kejantananny, sedetik kemudian memasukkan kembali kejantanannya pada kewanitaan Perry dengan cepat. Membuat keduanya gila akan kenikmatan yang dihasilkannya. Baik liang kewanitaan Perry mau pun rahim Perry, diobrak-abrik oleh kejantanan besar, panjang nan berotot milik Sven.

"Akh! Ya tuhan..." Perry menggigit bibir bengkaknya.

"Jangan ditahan, Per. Lepaskan!" Sven merasakan kewanitaan Perry makin menyempit karena remasan yang dihasilkan saat Perry hendak mencapai klimaks.

Perry menggigit punggung Sven saat klimaks datang. Sedangkan Sven menghujam sangat dalam saat klimaks melandanya. Sven puas, amat sangat puas. Bahkan andai saja ada 100 wanita penghibur Sven yakin tidak akan bisa memuaskannya seperti ini.

***

"Sakit?" tanya Sven saat melihat memar kemerahan dipunggung Perry.

"Tidak." jawab Perry singkat, masih mengantuk.

Sven menjilat memar kemerahan di punggung Perry, seketika itu memar Perry sembuh.

"Sven, jangan..." gelenyar aneh memenuhi dada Perry.

"Tenagamu akan berkurang saat kau menyembuhkanku." Perry berkilah, mengabaikan gelenyar yang memenuhi dadanya.

"Aku yang membuatmu seperti ini, Per. Aku juga yang harus bertanggung jawab menyembuhkanmu."

Perry membalikkan tubuhnya untuk menghadap Sven. Sven menyentuh bibir Perry yang terluka akibat perbuatannya. Sven mencium Perry, luka dibibir Perry menghilang.

"Maaf atas kekasaranku."

Jantung Perry berdetak sangat kencang.

"Jangan.. Ya tuhan kumohon jangan." Batin Perry. Perry memejamkan matanya kala rasa itu datang.

Ya, Perry jatuh cinta. Perry membuka matanya dan melihat Sven sedang menatapnya. Perry jatuh cinta dengan sangat dalam. Perry menutup matanya lagi. Sven melihatnya. Melihat tatapan aneh itu dimata Perry.

"Perry.."

"Hmm.."

"Lihat aku."

Perry membuka matanya.

"Apa artinya?"

Perry menautkan alisnya. "Maksudmu?"

"Pandanganmu tadi. Apa artinya?" tanya Sven.

"Aku tidak tahu apa yang kau maksud, Sven. Tidurlah." Perry tidur membelakangi Sven.

Perry tidak jujur padanya. Sven tahu itu. Pandangan tadi berarti lain karena Perry tidak pernah melihatnya dengan cara itu. Pandangan itu seperti pandangan mendiang Ayahnya, King Edz, saat melihat sang Ibu, Ratu Enia.

***

Jangan lupa untuk baca ceritaku yg lain ya.
- Fantasy (Untuk semua umur)
- Sweet Escape 18+
- Clueless (Coming Soon entah kapan)
- Crazy in Love 21++

Oke mulai sekarang target 40 vote ya. Kalau vote sedikit mohon maaf berarti Warrior bakal Slow Update. Jadi please jangan jadi silent reader ya kesayanganku semuanya. Apalah arti memencet tombol vote dan komen penyemangat (gak lebih dari semenit lo) 💋❤

See you soon 👋😘

WARRIOR (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang