(01)

13K 557 41
                                    

-DISTRUTTO 01-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-DISTRUTTO 01-

Mata Akela terhunus tajam, menatap lekat Genta. Gadis itu terlampau kesal dengan cowok yang sudah menjalin hubungan setahun lebih dengannya. Sejak awal, Genta selalu masa bodoh dengan segala hal mengenainya, dulu Akela mengira pacarnya itu malu karena mereka baru berpacaran, nyatanya Genta tetap bertahan dengan sifat menyebalkannya itu.

Akela masih ingat sekali bagaimana ekspresi Genta waktu menyatakan perasaan, cowok itu pasang raut biasa seolah apa yang akan ia ucapkan itu bukan sesuatu yang penting. Bahkan, ia sempat mengira kalau Genta hanya bercanda, siapa yang tidak beranggapan begitu kalau Genta-nya aja santai kayak di pantai, selo kayak di pulo. Kalau bukan karena suka, Akela tidak yakin mau menerima pernyataan dari Genta.

Helaan napas sudah berkali-kali dilakukan cewek berzodiak virgo itu, dirinya tidak diacuhkan. Genta lebih memilih memainkan ponsel dibandingkan menatap pacar cantiknya yang sudah memasang tampang jutek.

Akela menyerah, ia benci diabaikan, apalagi Genta yang melakukannya. Ia memanggil Genta dengan nada manjanya, membuat siapapun yang tidak mengenal Akela akan mencibir.

Genta bergumam, tidak menoleh sedikitpun. Merasa usahanya sia-sia, Akela memilih menenggelamkan kepala di antara lipatan tangan di meja.

Suasana kelas sangat ribut, guru bahasa inggris yang seharusnya mengajar berhalangan hadir dikarenakan sakit. Akela menyukai jam kosong, lagian murid mana yang tidak menyukai momen sepert ini? Murid pintar sekalipun terkadang suka. Biasanya waktu seperti ini ia gunakan untuk berduaan dengan Genta tapi semua hanya tinggal angan-angan.

Akela kembali menatap Genta dan yang ditatap masih dalam posisi yang sama, cukup, Akela muak. Dengan langkah dihentak-hentakkan ia berjalan ke kantin, berniat berkumpul bersama kedua sahabatnya yang tadi sempat mengajak Akela tetapi ditolak gadis itu.

Sepanjang koridor, Akela menggerutu kesal, mengabaikan tatapan aneh dari murid lain. Di kantin, gadis itu mengedarkan pandangan, setelah mendapati letak posisi kedua sahabatnya, ia menghampiri mereka dengan wajah senderut.

"Enggak di kelas, enggak di kantin, kita selalu jadi obat nyamuk nih," sindir Letta dengan sisipan nada bercanda.

Yang disindir malah balas menatap mereka aneh, lalu mengikuti jari telunjuk Yola yang mengarah ke pintu kantin. Genta berjalan dengan santai menghampirinya, tangan kanan cowok itu dimasukkan ke saku celana. Dengusan terdengar dari mulut Akela, dirinya tidak mengerti mengenai jalan pikiran pacarnya. Genta selalu semena-mena, mengobrak-abrik hatinya. Terkadang ia bisa cuek banget lalu sedetik kemudian ia bertingkah manis, persis bunglon.

Tanpa mau tau apa niat Genta, Akela duduk bersama kedua sahabatnya, membuat Letta dan Yola berteriak kesempitan karena bangku yang mereka duduki hanya berkapasitas dua orang tapi dipaksa Akela. Sedangkan Genta memilih duduk di depan ketiga gadis itu.

Sepertinya Dewi Fortuna sedang cuti, buktinya bel istirahat berbunyi membuat Akela berteriak frustrasi. Di saat ia ingin menghindari Genta, ada aja yang mengagalkan.

DISTRUTTO 👌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang