-DISTRUTTO 25-
Setelah memperkenalkan dirinya, Rega bergegas masuk ke mobil, melajukan kendaraannya dan meninggalkan Genta yang terdiam. Mantan pacar Akela terlihat sangat terkejut, sampai-sampai bunyi klakson dari mobil di belakangnya mulai saling bersahutan.
Merasa jaraknya sekarang dengan tempat tadi sudah jauh, Rega menurunkan laju mobilnya. Menarik tangan kanan Akela dan menggenggamnya erat, sesekali dipandanginya wajah pacarnya yang memucat.
"Maaf," ucap Akela lirih.
"Kamu enggak salah," balas Rega.
Wajah Akela masih tercetak jelas rasa takutnya, pertemuannya dengan Genta tadi menimbulkan shock pada jiwanya. Hatinya masih belum tertata baik dan mantan Akela itu dengan seenak jidatnya datang untuk meretakkan pertahanan yang ada.
Seharusnya Genta tidak menampakkan dirinya, seharusnya ia tidak menyapa Akela, dan seharusnya Genta tidak usah pernah muncul di hidupnya lagi. Akela takut, takut akan perasaan saat bersama Genta dulu. Perasaan sesak yang membelenggu raganya.
"Aku takut," ucapnya lirih.
Rega menatap sekilas pada cewek di sampingnya, menarik tangan Akela mendekat ke mulut, menciumnya pelan. "Ada aku di sini."
Akela tersenyum, berusaha mengalihkan pikirannya. Perjalanan mereka diisi oleh keheningan.
"Rumahnya yang mana?" tanya Rega sembari meneiliti perumahan elit di sepanjang jalan.
Akela diam, tidak mendengar apa yang cowok di sampingnya katakan.
"Kela!" panggil Rega menaikkan volume suaranya.
Tubuh Akela terlonjak, reaksi terkejut cewek itu tercetak jelas.
"M-Maaf, kamu bilang apa tadi?"
Rega menghela napas. "Rumah Kei yang mana?"
Akela memperhatikan sekitarnya. "Kita udah sampai?"
"Sudah, Akela. Jangan dipikirin lagi soal tadi"
Akela menggangguk. "Rumah Kei di blok B, ini blok mana?"
"D," jawab Rega sembari menjalankan mobilnya kembali.
"Yang itu." Tunjuk Akela pada rumah nomor tiga dari ujung jalan.
Rega menghentikan mobilnya di halaman rumah Kei, menghadapkan tubuhnya pada Akela. "Kamu kenapa?" tanyanya lembut, berharap dengan cara ini dapat menenangkan sang pacar.
Akela menggeleng dengan kepala tertunduk, gadis itu terlalu takut menatap Rega.
"Akela," panggil Rega dengan tingkat suara yang diturunkan,
Suara tangisan mulai terdengar. Ia terlalu takut, takut akan Genta yang kembali merusuhi hidupnya, takut dirinya tidak sekuat yang dibayangkan, takut jika ia berhasil dibodohi lagi. Ketakutan itu terus menghantuinya sepanjang jalan, membayangkan saja membuat Akela frustrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUTTO 👌
Teen Fiction(COMPLETED) Siapa sangka hubungan yang dirajut selama setahun akhirnya kandas begitu saja, belum lagi masalah-masalah lain yang terus datang menghampiri Akela Senarita secara bertubi-tubi berhasil menghancurkan tembok pertahanan yang gadis itu...