(24)

186 20 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-DISTRUTTO 24-

"Aku pulang!" ucap Akela saat memasuki dapur kafe, di depan meja terlihat Rega sibuk menata seporsi seblak goreng pada piring putih.

Rega melirik sekilas kemudian menaruh untaian mi terakhir yang diolah berbarengan dengan kerupuk dan macaroni.

"Mau makan apa?" tanya Rega sembari mengelap tangannya.

"Apa aja," jawab Akela sembari memperhatikan kegiatan Rega. Cowok itu menaruh piring berisi seblak tadi di atas nampan kemudian meminta salahsatu karyawannya untuk mengantar ke depan. Kemudian Rega berjalan mendekati kulkas dan berkutat di depan benda mati itu.

Sudah lima hari lamanya Akela bersekolah di Lagoi dan sesuai perkataan Daru, Regalah yang mengantarnya pulang ke rumah. Jika sibuk, Akela akan menunggu Rega sembari mengerjakan tugas yang ada ataupun bermain ponsel. Cowok berlesung pipi itu sangat perhatian, seperti saat ini, Rega akan memasakan makanan untuk ia santap setiap pulang sekolah dan Akela menyukainya. Semenjak ia bersekolah, waktunya dengan Rega hanya ada di kafe dan perjalanan menuju rumahnya, Rega tak pernah mampir lama karena harus balik ke kafe.

Di sekolah barunya Akela merasa nyaman, semua murid menerimanya dengan tangan terbuka dan di sana ia berteman baik dengan Iza, adik sepupu Rega. Tidak ada masalah yang berarti kecuali Akela harus berusaha lebih giat untuk mengejar pelajaran yang lumayan banyak tertinggal.

"Aku masakin Ayam balado aja, ya?" tawar Rega sembari menunjukan potongan ayam segar yang ia keluarkan dari kulkas.

Akela menggeleng. "Yang simpel aja, nanti kamu ribet jadinya."

Rega kembali menaruh ayam tadi, lalu sibuk membongkar kulkas.

"Ga, nanti temanin aku rumah Kei, ya?" tanya Akela.

Sudah beberapa hari ini berita tidak enak mengenai Kei terus bersilewaran di sekitar Akela, Letta dan Yola juga mengatakan kalau anak sematawayang Ela itu tidak pernah bersekolah lagi bahkan semua akun media sosialnya tidak aktif. Ia khawatir, meskipun Kei dulu pernah berbuat jahat padanya tetap saja rasa kemanusiaan di diri Akela lebih mendominasi. Gadis itu tau betapa frustrasinya hidup ketika dunia seolah menekan kepalanya untuk terus menunduk, membiarkannya tidak menatap dunia luar.

Rega menghentikan kegiatannya, memusatkan perhatian pada gadis yang sudah berstatus pacarnya itu. "Mau ngapain?"

"Aku pingin jengukin dia."

Rega menghela napas kemudian mengambil dua butir telur dan sebungkus mie, tak lupa beberapa cabe merah dan hijau. "Ya udah, aku temanin."

"Makasih, ya!" teriak Akela bahagia.

Rega mengangguk, tangannya lihai memasukkan mi ke dalam panci yang sudah ia isi air. Selagi menunggu mi matang, Rega memotong cabai hijau dan merah tadi lalu dimasukkan ke dalam wadah yang sebelumnya sudah berisi telor, garam, dan lada. Setelah mi matang, Rega meniriskannya perlahan, mi tadi ia masukkan ke wadah disusul dengan bumbu mi. setelah merasa semua bahan sudah masuk, cowok Akela itu mulai mengaduk hingga merata.

DISTRUTTO 👌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang