-DISTRUTTO 19-
"Akela," panggil bi Ijah dengan kepala yang menyembul dari balik pintu.
Putri Ana itu menoleh, mengalihkan diri dari novel yang sedang ia baca. Ia masih menikmati waktu santai seperti ini sebelum fokus pada sekolah, mengingat ia murid pindahan sehingga harus mengejar semua nilai yang tertinggal.
"Ada apa, Bi?" tanya Akela masih setia duduk di sofa kamarnya.
"Di depan ada Rega."
Mata Akela membelalak, waktu baru menunjukkan pukul Sembilan pagi tapi kenapa Rega ada di sini? Seharusnya cowok itu sekarang berada di kafe miliknya.
"Makasih, Bi!" ucap Akela lalu buru-buru ke ruang santai, sudah menjadi kebiasaan cowok itu kalau datang disuruh duduk di sana.
Akela memandang Rega yang sibuk dengan ponselnya. "Tumben," tuturnya sembari duduk di sebelah Rega.
Rega menoleh. "Apanya?"
"Kok ke sini? Bukannya kamu harus ke kafe?"
"Mau antar kamu, katanya semalam mau ke tempat tante Ana."
"Tapi kan bisa sama Nakula, lagian kamu sibuk sama kafe."
Rega tersenyum. "Enggak papa, demi kamu."
Ruang terasa menyempit, udara serasa menghilang. Akela sadar pipinya sudah bersemu seperti tomat, gadis itu tersenyum menahan luapan indah yang akan keluar dari mulutnya.
"Akela sama Rega mau sarapan apa? Biar Bibi buatkan." Bi Ijah bertanya tanpa tau suasana.
Akela menjawab cepat, "Enggak usah Bi, tadi udah sarapan."
Raut bingung sangat kentara terbaca dari wajah bi Ijah. "Tapi kan Bibi belum masak apa-apa, Akela kapan sarapannya? Lagian dari pagi di kamar terus."
Rega menahan tawa di sebelah Akela, gadis itu seperti tertangkap basah mengintip orang mandi. Ia tertawa hambar menjawab ucapan Bibi, "M-maksudnya Akela makannya di tempat Mama aja."
Bibi mengangguk. "Kalau gitu Bibi permisi ke belakang dulu."
Setelah Bibi pergi, suasana menjadi sunyi. Akela sibuk merutuki mulutnya yang sulit dikontrol sedangkan Rega memilih memandangi Akela.
"Jadi? Tadi udah sarapan atau belum?" goda Rega memecah kesunyiaan.
"Jangan ngeledek, katanya mau ngantar ke tempat Mama. Yuk?"
Rega tersenyum. "Aku tunggu di mobil."
Setelah Rega berlalu, Akela melompat-lompat. Gadis itu benar-benar salah tingkah, jantungnya pun terus berdegup, membuat dirinya sulit dikontrol.
Tidak mau membuat Rega menunggu lama, Akela kembali ke kamar. Mengambil tas selempangnya kemudian mengoleskan lip glos ke bibirnya, gadis itu memtatut diri, mengecek penampilannya. Merasa telah menampilkan yang terbaik, Akela bergegas keluar lalu masuk ke mobil Rega.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUTTO 👌
Ficção Adolescente(COMPLETED) Siapa sangka hubungan yang dirajut selama setahun akhirnya kandas begitu saja, belum lagi masalah-masalah lain yang terus datang menghampiri Akela Senarita secara bertubi-tubi berhasil menghancurkan tembok pertahanan yang gadis itu...