-DISTRUTTO 06-
Genta memang marah, tapi tidak mendapati Akela di kelas membuatnya cemas. Ia tidak ingin gadis itu kenapa-napa di kalanya emosi begitu.
Dari awal berpacaran, Akela memang mengaku ia adalah tipe pecemburu dan Genta tidak menyangka kalau cemburunya Akela sudah berada pada tahap akut. Memang ada saat Genta merasa frustrasi tapi terlepas dari itu semua, ia yakin Akela hanya takut kehilangannya.
Di lain sisi, Akela seperti tidak berniat hidup, pipinya ia tempelkan pada meja kantin, matanya mengarah kosong ke depan. Gadis itu tidak ada selera untuk bergosip bersama kedua sahabatnya yang menemani Akela bolos. Tadi ia sempat melarikan ke perpustakaan, ketika mendengar bel berbunyi ia balik ke kantin.
"Gue curiga kalau Genta belum move on dari Kei," celetuk yola.
Akela bergumam pelan, dirinya terlanjur kecewa. Malas membahas hal yang membuatnya semakin emosi.
"Kalau gue jadi lo udah gue labrak sih Kei." Letta berusaha menghidupkan api yang tertidur.
"Padahal kemarin kalian yang bilang kalau Kei lebih dari gue dan gue sekarang sadar," kata Akela lemah, gadis itu masih mempertahankan posisinya.
Yola meringis. "Emang sih, tapi tetap aja lo ceweknya dan sebagai sahabat yang baik, kami mendukung lo untuk labrak Kei."
"Cewek itu tak tau diri, ya. Dulu dia yang putusin Genta, sekarang malah ngedeketin, ditambah pas baru putus dari Reno lagi. Nampak betul jiwa penghancurnya." Letta bergumam keras.
"Pinginnya gitu, tapi kalau labrak Kei, yang ada gue putus dari Genta."
"Tapi gue lihat kayaknya Genta berubah deh, dulu ia gak segininya. Masa demi Kei, semuanya ia relakan." Yola kembali protes.
"Udah ya, gue capek bahasnya." Akela muak mendengar nama Genta maupun Kei, gadis itu masih memikirkan cara untuk menyingkirkan Kei tanpa berhubungan dengan hubungannya.
"Hebat! Adik gue bolos, aduin sama Mamalah," celetukan seseorang yang suara kentuntya aja Akela hapal di luar kepala. Siapa lagi kalau bukan Nakula, abang tersayangnya.
"Bising lo!" dengus Akela kesal. Orang lagi panas malah disiram bensin, kan gila.
Dengan tidak malunya, Nakula duduk diikuti sang pacar. Akela menepis tangan abangnya yang seenak jidat ditaruh di bahu kecilnya.
"Dia kenapa?" tanyanya pada Letta.
Akela menatap sahabatnya penuh ancaman. "Kalau lo kasih tau dia, gue juga beberin ke Agil tentang kemarin."
Letta nyengir, tentu saja ia lebih memilih tutup mulut agar apa yang seharusnya tidak pacaranya tau itu terjaga. Nakula mengarahkan pandangan pada Yola, menatap dengan tatapan memelas.
"Akela marah, soalnya Genta bela Kei."
Sepertinya Akela ingin menukarkan sahabatnya dengan segelas susu, siapa suruh punya sahabat tapi enggak bisa diajak kerjasama.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUTTO 👌
Ficțiune adolescenți(COMPLETED) Siapa sangka hubungan yang dirajut selama setahun akhirnya kandas begitu saja, belum lagi masalah-masalah lain yang terus datang menghampiri Akela Senarita secara bertubi-tubi berhasil menghancurkan tembok pertahanan yang gadis itu...