-DISTRUTTO 10-
Akela bergabung dengan Letta dan Yola di kantin, keduanya asik mengobrol.
"Tumben, mana pacar kalian?" tanya Akela bertepatan dengan bokongnya yang menyentuh bangku kantin.
Letta memandang Akela dengan senyuman mengejek. "Seharusnya itu yang menjadi pertanyaan kami, tumben lo enggak makan sama Genta?"
Rengutan di wajah Akela bertambah, gadis itu menghela napas beberapa kali. "Genta kayaknya nutupin sesuatu, gue kesal."
"Kenapa lo mikirnya gitu?" tanya Yola.
Mengalirlah cerita dan alasan yang Akela yakini.
"Iya sih, aneh banget kalau Genta sampai lupa sisihin bawang goreng," ucap Letta.
Yola ikut menimpali, "Apalagi sampai lupa kalau lo alergi semangka."
Letta mengetuk-ngetuk dahinya, teringat akan hal janggal di kantin ini. "Waktu gue sama Yola ke sini, kayaknya pada ngomongin Genta deh. Tapi gue gak dengar, gue kira lo mesra-mesraan di kantin makanya pada iri."
Yola yang cepat tanggap, memanggil Ara, gadis manis berambut panjang.
Ara berjalan menghampiri meja mereka, meninggalkan mangkok bakso yang baru ditaruhnya. "Ada apa?"
"Tadi ada apa di kantin? Kayaknya pada ngomongin Genta." Letta mewakili ketiganya, mengerti maksud Yola memanggil Ara.
Mata Ara melirik terus-menerus ke Akela, takut apa yang ia ceritakan nantinya menjadi urusan panjang.
Menyadari itu, Akela berucap santai. "Gak papa, santai aja."
"Tadi Genta sama Kei ngobrol bareng di dekat tempat nasi goreng, akrab banget. Banyak yang berasumsi mereka ada apa-apa, terus ada beberapa orang bilang kalau Genta kembali terima tawaran Kei untuk endorse barang couple, nah yang ngomong ini kebetulan ikut antre di sekitar mereka."
Akela tertegun, ternyata ini yang disembunyikan Genta. Keterlaluan, Akela tidak habis pikir, apa Genta tidak menghargai perasaannya?
Ara kembali bersuara. "Itu yang gue lihat dan dengar, maaf kalau buat lo enggak nyaman. Gue duluan ya, mau lanjut makan."
Akela berusaha menampilkan senyum terbaiknya. "Terima kasih, Ra!"
Ara membulatkan jari telunjuk dan jempolnya, tanda ia menerima ucapan terima kasih Akela. Teman sekelas mereka itu kembali bergabung dengan anak lainnya.
"La, lo baik-baik aja, kan?" Letta menatap sahabatnya khawatir.
"Gue baik-baik aja tapi hati gue enggak, sakit," keluh Akela sedih.
Yola menatap Akela serius. "Kali ini beneran kelewatan. Lo kalau enggak ambil alih pasti berantakkan."
Gadis yang lahir di bulan September itu menghela napas. "Gue bingung, takut nanti Genta putusin gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUTTO 👌
Fiksi Remaja(COMPLETED) Siapa sangka hubungan yang dirajut selama setahun akhirnya kandas begitu saja, belum lagi masalah-masalah lain yang terus datang menghampiri Akela Senarita secara bertubi-tubi berhasil menghancurkan tembok pertahanan yang gadis itu...