•]30 Haha, Fake Laugh

381 59 1
                                    

"Ha? Jadi, Nakyung udah jadian sama temen lo yang namanya Jinyoung itu?" Seru gue.

Guanlin yang ada di depan gue cuman ngangguk, nge-iyain pertanyaan gue tadi.

"Terus, dari kapan mereka jadian?" Tanya gue.

"Gue nggak tau kapan mereka jadian. Tapi yang jelas, si Jinyoung ini udah nunjukkin foto temen lo itu udah lama. Sekitar, 4 atau 5 bulan yang lalu." Jelasnya, yang bikin gue kaget.

"What? Itu udah lama, anjir! Berarti mmppp-"

tenang gengs, itu bukan bibir gue yang di anu sama bibirnya Guanlin. Tapi, bibir gue di bekem sama tangan dia. Mana tangannya kotor anjir. Dia 'kan abis makan seblak cekernya Teh Ica. Jorok.

"Ihhh! Lepasin bego! Jorok ih! Tangan lo abis dipake buat nyomotin ceker! Jiji!" Teriak gue.

Guanlin liat ke sekeliling kantin, dan senyum ke mereka-mereka.

"Lo nggak usah teriak, tulul! Malu diliatin." Seru Guanlin, yang bikin gue liat ke sekeliling gue.

Iya bener. Mereka yang lewat pada liatin meja gue sama Guanlin. Gue sama Guanlin cuma cengar-cengir doang.

"Pokoknya, gue harus nanya ini ke Nakyung." Gumam gue.

"Eh, tapi, emang temen lo itu nggak ngasih tau ke lo sama ke yang lain gitu?" Tanya Guanlin, sambil ngelanjutin makan seblaknya itu.

"Nggak, anjir. Tadi juga, kalau si Seoyeon nggak bilang kaya gitu, mungkin dia nggak akan bilang ke kita." Umpat gue.

"Eh, lo itu makan seblak, emang paginya udah sarapan?" Tanya gue, ke Guanlin yang anteng banget makan seblaknya. Mana pedesnya banyak, 'kan. Gue liat dia makan aja kayanya susah anjir.

"Hah? Belom." Jawabnya, santai.

Gue melotot. Nggak lama, gue ngambil mangkok seblaknya.

"Eh, Heon. Itu seblak gue mau di kemanain?" Tanyanya.

"Gue bungkusin dulu. Lo tuh belum sarapan, dan lo sekarang beli seblak. Sama aja bunuh diri, bego." Celetuk gue.

Guanlin malah senyum-senyum gitu. Takut gue jadinya.

"Heh! Ngapain lo senyum-senyum gitu?" Tegur gue.

"Nggak. Gue seneng aja. Seenggaknya, lo udah mulai perhatian ke gue." Katanya, sambil nopang dagunya sendiri.

Gue ngelempar kerupuk yang ada di sebelah gue, "Kaga usah gr ya lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue ngelempar kerupuk yang ada di sebelah gue, "Kaga usah gr ya lo. Lagian lo kaya bocah sih. Udah, gue pesenin nasi goreng, mau nggak? Atau mau beli mie?" Tawar gue.

"Nggak usah, deh. Istirahatnya juga bentar lagi. Lagian juga, tadi 'kan di seblaknya ada mie nya." Jawabnya.

"Yaudah terserah lo. Gue bungkusin dulu ini ke Teh Ica. Udah di bayar, 'kan?" Tanya gue.

"Udah, elah. Tenang aja." Katanya, santai.

"Nice! Takutnya, ntar gue yang di suruh bayar. Yaudah, diem lo disini." Suruh gue, ke Guanlin.

Gue berdiri dari kursi, dan mulai pergi ke warungnya Teh Ica yang ada di paling ujung sana.

"Teh, ini minta di bungkus, ya." Kata gue, ke Teh Ica, sambil nyodorin semangkok seblak punya Guanlin.

"Eh, Jiheon."

Gue noleh, ke sebelah kanan gue. "Jeongin?"

Kenapa harus ketemu sama dia sih, siyal.

"Lagi beli makanan?" Tanyanya.

"Nggak, hehe. Ini, lagi minta bungkusin seblak punya Guanlin." Jawab gue.

Jeongin senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongin senyum.

Yah yah, jangan senyum woi. Nggak usah senyum. Bikin gue lemah aja lo, tai.

"Gue denger juga, lo udah jadian ya sama dia. Bener?" Tanyanya, yang bikin gue buletin mata.

"Ha? Oh iya, haha. Gue dah jadian sama dia." Jawab gue, sambil ketawa-ketawa nggak jelas.

Ya gini, gue kalau gugup, pasti suka ketawa-ketawa kaya gini, buat nutupin gugup gue. Tapi bukannya nutupin gugup, gue malah keliatan kaya orang gila nggak sih?

 Tapi bukannya nutupin gugup, gue malah keliatan kaya orang gila nggak sih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagus deh. Longlast, ya sama dia. Guanlin orangnya baik, kok.  Nggak kaya gue, haha." Katanya, sambil ketawa juga. But, this laugh. A fake laugh. I know it.

Gue udah canggung banget gila sama dia. Padahal sebelumnya, nggak pernah kepikiran gue bisa se awkward gini sama Jeongin.

"Teh, udah belum?" Tanya gue ke Teh Ica.

"Jeong, lama banget sih kamu."

Gue kaget. Serius.

Yuqi nyamperin si Jeongin, main nge rangkul-rangkul tangannya, terus tadi apa? Manggilnya aku-kamu? Alay, anjir!

"Eh, Kak Jiheon. Ketemu lagi, hehe." Sapanya ke gue.

Gue cuma ketawa doang buat bales dia. Sok imut banget anjir. Masih imutan juga gue.

"Kok lama sih?" Tanya Yuqi, ke si Jeongin.

"Iya. Teh Ica nya lagi ngantri. Sabar, ya." Kata Jeongin, sambil senyum ke Yuqi.

Pengen rasanya gue teriak ke depan muka mereka, ADA GUE WOI DISINII! MASIH ADA TEH ICA JUGA! DI SEBELAH KALIAN JUGA ADA SI NAK-- eh, Nakyung?

Gue mau nyamperin Nakyung yang ada di sebelah mereka. Gue mau nanya soal Jinyoung itu ke dia. Tapi tiba-tiba aja, ada yang ngerangkul pundak gue.

Gue nge dongak, buat liat pelakunya siapa. "Guanlin?"

"Eh, hai, Lin. Gue denger, kalian jadian, ya?" Tanya Yuqi.

"Iya." Jawab Guanlin.

"Wahh! Langgeng ya kalian berdua! Semoga, nggak ada kata putus, haha, iya nggak, In?" Kata Yuqi, sambil ngeliat ke arah Jeongin juga.

"Nggak ada kata putus gimana. Tadi lo nyebutin putus." Gerutu gue, pelan tapi.

Guanlin langsung nggak ngasih jarak antara gue sama dia. "Haha, iya. Semoga aja." Jawabnya.

Gue liat ke sebelah mereka, dan Nakyung udah nggak ada di sana.

Ih! Gara-gara si Guanlin nih! Jadi Nakyung ilang.

J-COUPLE || Jeongin x Jiheon✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang