•]5 New Day

694 99 1
                                    

Hari ini, gue bangun di tepat jam 4.30 pagi.

Dengan biasa, gue lngsung mandi, sholat, di baju, dan santai-santai dulu di kamar.

Ini hari baru buat gue.

Hari dimana gue harus terbiasa tanpa Jeongin.

Gue harus bisa lupain dia dimulai dari hari ini. Walapun gue tau, itu gak akan gampang buat gue.

Waktu gue lagi asik-asik maen handphone gue, tiba-tiba aja mata gue terpaku sama sebuah foto yang ukurannya cuma secuil. Foto itu ada di sudut kanan gue. Atau lebih tepatnya, di sudut sana adalah semua barang kesukaan gue. Dan ya, termasuk foto itu.

[ps: anggap aja itu foto-foto Jeongin-Jiheon, terus barang-barang berharga gitu lah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ps: anggap aja itu foto-foto Jeongin-Jiheon, terus barang-barang berharga gitu lah. mainkan imajinasi kalian kawan:v]

Gue ngehampirin foto yang mungkin udah diambil dari bulan-bulan lalu. Gue ambil, dan gue mulai perhatiin foto itu baik-baik.

Hati gue.

Gue gak tau, apa yang lagi terjadi sama hati gue.

Tapi yang jelas, sekarang hati gue lagi bergemuruh di dalemnya.

"Gue bakal buang ini." Monolog gue, dan langsung injek bagian bawah dari tempat sampah yang ada di samping gue, fungsinya, supaya si tutup kebuka.

"Ade! Cepet turun! Sarapan dulu!"

Sial.

Kenapa Mamah harus manggil sekarang.

Bukannya cepet-cepet ngebuang foto itu, tangan gue malah bergerak buat nyimpen foto itu di tempat semulanya. Ogeb.

Gue turun ke bawah, gak lupa dengan beberapa alat yang wajib gue bawa ke sekolah.

Gue senyum waktu liat senyuman Ayah yang udah ada di meja makan.

"Pagi, De. Gimana tidurnya? Nyenyak?" Basa-basi Ayah jadi pertanyaan pertama gue di hari ini.

Gue cuma ngangguk sambil senyum jawabnya, "Hm."

"Bohong banget, anjir. Lo baru putus sama Jeongin, gimana lo bisa tidur nyenyak?" Bang Hyunjin dengan santainya ngomong itu, sambil nyimpen tasnya yang ada di sebelah gue.

Eh anjir. Licin banget tuh mulut.

Pengen gue sumpel pake 5 garpu rasanya.

Untung cecan sabar.

"Loh, De. Kamu putus sama Jeongin? Kapan?" Tuh kan, Mamah dateng langsung nanyain yang kaya gitu. Udah tau mulut Mamah itu cerewet.

"Eum, itu Mah. Kemaren." Jawab gue.

"Heh, lo tau dari mana gue putus? Jangan bilang lo ngintip ya kemaren?" Insten gue ke Bang Hyunjin. Gue nodongin jari telunjuk gue ke arahnya.

Bang Hyunjin nyengir, "Hehe. Tadinya, gue mau keluar. Tapi pas liat lo sama Jeongin nyampe di depan rumah, gue gak jadi."

"Hah? Berarti, lo tau dari awal?"

Dia ngangguk.

"Semuanya?"

"Semuanya, dan dari awal. Gue tau itu."

"Ish! Lo tuh gak sopan banget ya! Nguping tuh gaboleh, tai!"

"Ade!"

Mampus, gue lupa. Ada Ayah.

"Kamu cewe. Jaga bahasa kamu." Tegur Ayah.

Ayah itu kalau negur ya kaya gitu. Dengan nada datar. Karena Ayah gue udah dari sana nya punya sifat dingin.

"Maaf, Yah." Gue nunduk.

"Duduk. Sarapan dulu. Abis itu, berangkat sama Hyunjin." Kata Ayah.

Ohiya, gue lupa belum duduk.

"Kenapa gak sama Ayah?" Tanya gue.

"Ayah harus mampir dulu ke rumah temen Ayah. Dan itu gak searah sama sekolah kamu. Hyunjin, kamu juga lagi ada jadwal pagi, 'kan?"

"Iya, Yah."

J-COUPLE

"Mah, minta uang buat bekel sekolah." Kata gue, sambil nengadahin tangan gue, di depan Mamah.

"Nggak ada."

"Hah? Kok nggak ada?" Suara gue meninggi.

Ini maksudnya nggak ada apa? Gue gak akan di kasih bekel duit gitu?

"Ini hukuman buat kamu." Ucap Mamah.

"Hukuman apa, Mah?" Tanya gue.

"Itu yang tadi. Kamu bilang tai di depan Ayah kamu. Gak sopan."

"Ya Allah, Mah. Seenggaknya, ambil setengah uang jajan Ade, bukan semuanya." Gue mulai bernegosiasi.

"Nggak hari ini? Atau selama 1 minggu kamu nggak akan Mamah kasih uang jajan."

Anjerrr, kenapa jadi belibet gini doang.

Gara-gara tai doang ini.

Dasar tai.

"Tau ah. Ade pergi. Assalamualaikum." Ucap gue, sambil nyium tangan Mamah dan Ayah, bergantian.

J-COUPLE

Istirahat hari ini, gue lewatin tanpa pergi ke kantin. Kalian pasti tahu penyebabnya.

"Heon! Hayu ngantin yu!" Teriak Seoyeon, tepat di belakang gue.

"Anjir. Gue kaga budek, mbanya. Jadi, bisa ngomong ke saya dengan perlahan." Kata gue, menyindir.

"Baiklah. Mba Ji--"

"Mau ke kantin gak kalian? Kaga usah banyak drama, elah." Potong Nakyung.

"We, anjir. Lo kenapa, Kyung? Badmood? Perasaan yang harusnya badmood gue. Tapi knapa lo, ya?" Tanya gue sendiri.

"Emangnya kenapa, Heon? Lo ada masalah?" Antusias Seoyeon.

"Gue putus dari Jeongin."

"What?!" Kompak mereka berdua.

"Ditambah, hari ini gue gak di kasih duit jajan."

"Waw, sudah kumplit sepertinya penderitaan anda sekarang, Nyonya Agatha." Seru, Seoyeon.

"Kyung, Yeon, talangin dulu gue nasi goreng, ya? Gue lapar. Besok gue gantiin deh. Beneran." Ucap gue, sambil ngerayu mereka berdua.

"Lo nya mau ikut ke kantin gak?" Tanya Nakyung.

"Kaga, hehe. Gue harus kumpul OSIS dulu. Jadi, taro aja di meja gue. Hehe, Thank's. Gue duluan." Kata gue, sambil pergi ngeduluin mereka.

Gue berhasil, 'kan?

Gue berhasil buat keliatan baik-baik aja, 'kan?

Gue harap, gue masih bisa ber-akting kaya gini di depan Jeongin, kalau gue ketemu.

J-COUPLE || Jeongin x Jiheon✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang