Beberapa bulan kemudian...
Selama beberapa menit, gue bulak-balik halaman yang ada di brosur ini. Ada beberapa brosur yang ada di depan gue sekarang. Dan isinya itu brosur beberapa gedung yang mewah.
"Heon, udah belum milihnya? Lama banget." Tiba-tiba Jeongin ngerangkul gue.
"Ih, susah tau! Kamu pikir milih gedung gini kaya milih makanan di warung!"
"Yaudahsih, kalau kamu nggak mau ribet, kita pake outdor aja. Nggak usah pake gedung." Saran Jeongin, yang bikin gue noleh ke arahnya.
"Oh iya, ya. Kenapa daritadi aku nggak kepikiran. Calon jaksa mah beda emang."
Jeongin noyor kepala gue, yang bikin gue melotot, "Yeuh!"
Kita lagi nyiapin segala sesuatunya buat pernikahan kita. Ya, pernikahan. Setelah gue bertunangan sama Jeongin beberapa bulan yang lalu, kita berdua sepakat buat nikah.
Pernikahan kita waktunya tinggal 2 minggu lagi. Dan gue pengennya, kita berdua yang nyiapin semuanya.
"Buat catering udah dari Mamah kamu, 'kan? Terus baju pengantin udah siap, tinggal di ambil H-2 sebelum acaranya. Undangan juga tinggal di sebar. Wedding Orginizer ada di temen aku. Berarti apa lagi?" Gumam Jeongin.
"Tempatnya mau di outdor aja? Tapi 'kan Mamah kamu bilangnya, acaranya mau 2 hari 2 malem. Gimana kalau kita nyewa gedung buat hari pertama. Dan tamunya keluarga semua, sama temen deket. Terus hari keduanya, ditambah sama temen kampus, terus temen sekolah dulu." Ujar gue, dan gue liat Jeongin mikir.
"Bagus juga. Tapi, kamu setuju sama ide Mamah? Emang nggak terlalu wah?" Seru Jeongin.
"Jeong, kita nikah 'kan sekali seumur hidup. Nggak ada salahnya dong kita rayain semuanya kaya gini? Ya, kecuali kalau kamu mau nikah beberapa kali." Kata gue.
Ya, gue emang mau pesta pernikahan yang mengesankan buat gue, dan pasangan gue. Supaya nanti, itu nggak gampang buat di lupain.
"Yaudah, iya. Udah jam 10, aku ada jadwal ke kampus. Kamu mau ke kampus juga?" Tanya Jeongin.
Gue ngangguk, "Aku mau ketemu sama Somi."
J-COUPLE
"Lo tau 'kan, kabar tentang gue sama Jeongin." Ucap gue ke Somi.
Kita lagi ada di taman kampus. Gue yang minta dia buat temuin gue disini.
"Ya. 2 minggu lagi kalian nikah, 'kan? Sukses ya. Semoga lancar sampai acara selesai."
Gue senyum denger jawaban Somi, "Gue nanti ke rumah lo boleh?"
Gue liat Somi ngerutin keningnya, "Loh kok?"
"Gue pengen ketemu sama Bunda. Sekalian minta restu juga dari Bunda."
Somi senyum, terus megang tangan gue, "Boleh. Tapi Heon. Lo harus jngan terlalu sering mikirin keluarga gue. Lo harus hargain posisi Jeongin."
"Ya, gue ngerti kok." Gue ngehela nafas panjang. "Ini untuk terakhir kalinya mungkin. Ah, bukan terakhir kali. Tapi, mungkin kedepannya gue bakal jarang untuk ke rumah kalian."
"Gapapa. Urus aja keluarga lo, dan keluarga Jeongin. Keluarga gue udah ada yang jagain. Kak Guanlin."
J-COUPLE
"Bunda. 2 minggu lagi, Jiheon mau nikah sama Jeongin. Bunda dateng, ya?" Ucap gue, ke Bunda.
Gue sama Jeongin tadi sengaja buat kesini. Gue pengen ngobrol sama Bunda.
Bunda ngelus punggung gue lembut, "Iya, sayang. Bunda pasti dateng, kok. Semoga semuanya nanti lancar, ya."
"Aminn." Seru gue dan Jeongin, bebarengan.
"Bunda yakin, Guanlin juga seneng liat kalian berdua kaya sekarang."
Gue senyum denger penuturannya Bunda. Ya, Guanlin pasti seneng. Gue tau itu.
"Bunda, mungkin nanti, Jiheon nggak akan sesering dulu buat nengokin Bunda disini." Ucap gue, dan gue liat Bunda senyum.
Ya, sebelumnya gue sering bnget nyempetin buat ke rumah ini. Walaupun itu cuma sekedar ngasih makanan, atau nge teh santai sama Bunda.
"Gapapa. Bunda ngerti, kok. Nanti kamu pasti bakal sibuk ngurusin si bandel ini." Kata Bunda, sambil nyolek tangannya Jeongin.
Jeongin ketawa, "Minta restunya ya, Tante. Semoga, saya sama Jiheon kedepannya makin lebih baik."
"Iya. Pasti. Jiheon juga anak Bunda, iya, 'kan?" Bunda noleh ke arah gue, gue senyum buat bales kata-kata Bunda tadi.
"Terus, aku bukan anak Bunda gitu?" Samber Somi, tiba-tiba.
"Ohiya, Bunda lupa, kamu juga anak Bunda. Haha." Canda Bunda.
Dan Bunda berhasil bikin kita semua ketawa.
Look. Guanlin bener-bener nurun ke Bunda. Senyumnya, matanya, bahkan recehnya. Dia bener-bener jiplakan Bunda.
"Kalian mau ke makamnya, Guanlin?" Tawar Bunda.
J-COUPLE
Gue, Jeongin, Bunda, sama Somi udah ada di depan makamnya Guanlin. Kita perlahan mulai ngedeketin gundukan tanah itu. Dan mulai duduk di pinggirnya.
Kita mulai bacain doa buat dia, nabur bunga, dan nyiram makamnya pake air.
"Kak, ini Bunda. Bunda dateng lagi. Kamu apa kabar disana? Bunda yakin banget kamu lagi bahagia 'kan di atas sana?"
Hati gue terhenyuk setelah Bunda bilang gitu, sambil ngelus batu nisan bertulisan nama Guanlin disana.
Mata gue udah merah, nyoba buat nahan tangis. Untung ada Jeongin yang dari awal udah setia megang pundak gue. Jeongin jadi penguat gue disini.
Bunda dan Somi udah bergantian nyampein kata-kata ke Guanlin. Dan pasti, ada air mata di setiap katanya.
Kini giliran gue sama Jeongin yang ngomong ke Guanlin. Gue tarik napas, buat nguatin diri gue sendiri.
"Lin. Kamu pasti tau siapa aku, 'kan? Ya, ini aku. Aku punya kabar baik buat kamu. Aku mau nikah sama Jeongin. Doain kita, ya?"
Gue senyum, tapi air mata itu tetep keluar. Dan pasti, ada Jeongin yang nguatin gue disini.
"Gue juga pengen lo dateng ke nikahan gue sama Jiheon, bro. Tapi, jangan nakut-nakutin tamu yang lain. Gue pengen lo nyaksiin ini."
Gue nggak ngerti Jeongin ngomong apaan. Tapi, semoga aja Guanlin beneran bisa liat pesta nikahan gue nanti. Semoga.
J-COUPLE
Helloooo!
Aku bek dengan membawa bonchappp!
Niatnya cma bikin 2 bonchap sih.Ohiya, aku jga mau promosiin work terbaru akuu!
Hyunjin x Nakyung stan, mana suaranyaaaa!
Kalian bisa cek work nya di profil pribadi aku, yaaaa? Ok?
Terimakasihhh!
Jangan lupa vote+comment! Makasih lagiii!
KAMU SEDANG MEMBACA
J-COUPLE || Jeongin x Jiheon✅
Fiksi Penggemar"Plis, Heon. Sekali lagi." -Jeongin "Gue tau, di setiap hubungan pasti selalu ada aja masalah. Tapi buat ini gue terlalu cape. Sorry." -Jiheon "Heon. Gue bisa berubah." -Jeongin "Bosen gue ngedengernya. Sekarang, kita temenan aja. Jadi, lo bisa beba...