•]41 Kuatin Mental Lo

314 44 0
                                    

"Lin, bangun! Guanlin!" Seru gue.

"Udah, Heon. Percayain sama dokter. Kita harus bawa dia ke ruang UGD sekarang, ya?" Jeongin nenangin gue.

Sementara Guanlin, dia masih tidur di kasur rumah sakit, dengan keadaannya yang bisa di bilang parah. Kemudian, dengan sigap, para perawat itu ngebawa Guanlin ke ruang UGD. Gue dan Jeongin juga udah di depan pintu ruang UGD.

"Gue takut dia nggak bisa bangun lagi, Jeong. Ini udah kedua kalinya gue nyebabin dia celaka. Padahal, belum lama dia ninggalin rumah sakit ini. Tapi sekarang, dia harus masuk lagi karena gue."

Jeongin nyentuh pundak gue, "Ini bukan salah lo. Ini udah takdir. Masing-masing punya takdirnya sendiri, bukan? Mending sekarang, kita obatin luka lo dulu, ya? Kita bawa juga lo ke ruang rawat."

J-COUPLE

Sekarang, para perawat itu lagi berkutat sama semua luka di tubuh gue. Dan seperti perkiraan gue tadi, terlalu banyak darah yang keluar.

"Udah selesai. Nanti, jangan terlalu banyak gerak. Takutnya, darah itu keluar terus. Khawatir, kamu akan kekurangan darah, dan bahkan lebih parah daripada ini. Saya tinggal dulu." Ucap Dokter itu, lalu pergi dari pandangan gue sama susternya.

"Terus, gue harus ngapain disini? Ah, handphone. Handphone gue mana, ya?" Gue mulai meraba-raba saku dari jaket ini. Dan akhirnya, gue bisa temuin benda berbentuk persegi panjang ini.

Gue langsung ngebuka, dan banyak banget missed call, juga line dari Jeongin. Ya, kayanya dia nyari gue tadi.

Mamah, Ayah, Bang Hyunjin, Nakyung, sama Seoyeon juga ikut-ikutan kaya Jeongin. Mereka juga nanyain keberadaan gue sekarang.

Jangan heran. Ini udah jam 8 malem, dan gue belum pulang ke rumah dari pulang sekolah tadi.

Lagi, handphone gue berdering, nandain ada panggilan masuk.

Bang Hyunjin is calling...

Dengan segera, gue ngegeser nya ke arah kanan, dan muncul suara seseorang disana.

"Heh, Jiheon! Lo kemana aja?! Mamah sama Ayah khawatir sama lo! Ayah sampe paksain balik dari kantor, gara-gara Mamah ngasih tau ini!"

"Wa'alaikumsalam."

"Assalamu'alaikum. Udah, 'kan? Kasih tau dimana sekarang lo?"

Gue kasih tau nggak ya, kalau gue ada di rumah sakit.

"De! Jawab anjir."

"Ish! Berisik banget sih lo. Gue di-- gue lagi-- di--"

"Dimana? Lama banget lo ngomong."

"Ini, gue di rumah Nakyung. Lagi mau namatin drama, bareng sama Seoyeon juga."

Eh anjir, gue lupa. Tadi juga mereka 'kan nyariin gue. Gimana kalau mereka sekarang lagi di rumah gue. Duh.

"Kalau mau ngebohong, pinter dulu. Mereka ada di rumah. Cepetan bilang, lo dimana? Atau foto-foto yang ada di kamar lo itu gue coret-coret."

"Ih anjir. Masa ngancemnya langsung ke poster sih! Iya iya. Gue lagi di rumah sakit."

"Hah?! Rumah sakit?! Lo kenapa woi? Rumah sakit mana? Gue kesana sekarang."

"Rumah sakit yang deket sama SMP lo waktu itu."

"Jangan kemana-mana, lo. Tungguin gue disana."

J-COUPLE

"Aw." Rintih gue.

Gue lagi nyoba buat jalan, tapi kenapa rasanya sakit. Padahal, tadi waktu gue lari, gue biasa aja. Ini kenapa malah nambah sakit.

"Sshh." Muka gue juga sakit banget. Tepatnya di bagian pipi, juga sudut mulut gue. Mungkin, akibat mulut gue yang tadi mereka taliin itu.

Tangan gue juga nggak luput dari rasa sakit. Tepat di siku nya, terdapat perban disana.

Ini kenapa malah jadi kerasa sakitnya sekarang.

"Jiheon!"

Gue yang tadi sibuk buat merhatiin luka-luka itu, kini beralih ke lima orang yang ada di depan gue. Mereka lari nyamperin gue. Atau lebih tepatnya, cuma berdua. Karena sisanya cuma jalan santai sambil berlagak sok ganteng.

Di rumah sakit aja masih sok ganteng. Di gebet setan tau rasa, batin gue.

"Anjir, Heon. Lo kenapa bisa sampe kaya gini? Lo digebugin?" -Nakyung.

"Lo ikut tawuran sekolah mana? Bisa nyampe bonyok gini." -Seoyeon.

"Goblok." Umpat gue.

"Aw!"

Bukan, gue teriak bukan karena luka gue. Tapi Bang Hyunjin yang tiba-tiba aja ngedorong kepala gue.

"Heh, bocah! Makannya, kalau ada apa-apa tuh bilang. Akhir-akhir ini kalau balik sekolah, lo pasti telat. Udah kejadian kaya gini tau rasa 'kan, lo? Liat, lo udah jadi kaya mumi. Banyak perban." Ceramahnya.

"Iya. Maafin gue." Ucap gue, nunduk.

Gini-gini juga, gue suka takut kalau Bang Hyunjin marah. Serem.

"Sekarang, balik. Gue udah urus biaya administrasinya." Ucapnya.

"Nggak bisa. Gue harus nungguin Guanlin sadar."

"Guanlin? Emang dia kenapa?" Tanya Kak Jinyoung.

Ya, Kak Jinyoung juga ikut. Felix juga ada. Kayanya, mereka emang pada nganterin doinya.

"Ntar gue cerita, kita kesana dulu sekarang."

J-COUPLE

Dijalan menuju ruang UGD, gue nyeritain kejadian tadi ke mereka. Dan mereka bener-bener speechless sama ke-gantle-an Guanlin.

"Eh, itu di depan ruang UGD, si Jeongin lagi ngobrol sama siapa?" Tanya Felix.

"Itu nyokapnya Guanlin." Jawab Kak Jinyoung.

"Heon, lo yakin mau kesana? Katanya, nyokapnya dia nggak suka sama lo." Ucap Seoyeon.

"Sebenernya juga, gue takut. Tapi, gue harus minta maaf."

"Gue nemenin lo, De. Nggak usah takut." Kata Bang Hyunjin.

"Kita berempat juga bakal nemenin lo. Yuk." Ujar Nakyung, yang bikin gue senyum.

Ok, lo harus kuatin mental lo disini, Jiheon.

J-COUPLE || Jeongin x Jiheon✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang