•]22 The Emergence Of New Conflicts

441 62 0
                                    

--Jeongin's pov.--

Sehari sebelumnya.

Akhirnya, gue bisa ngebatalin perjanjian tolol itu. Dan mulai dari sekarang, gue harus cari kerjaan paruh waktu, buat nambah-nambah duit.

Gue mulai pake helm, dan ngejalanin motor kesayangan gue ini. Dan gue, pergi ngejauh dari cafe.

Belum jauh gue pergi dari area cafe, gue ngeliat cewe jalan, yang kemungkinan besar bakalan beradu sama mobil yang ada di depannya.

"Tu orang buta, atau lagi mabok sih?" Gumam gue.

Eh tunggu, tapi, gue kayak kenal tuh cewe.

"Yuqi awas!"

Itu bukan gue yang teriak, tapi,

itu Guanlin.

"Yuqi?"

Gue bengong dulu. Nggak tau kenapa gue jadi bloon kaya gini.

Setelh ngeluangin waktu, kurang lebih 1 menit buat bengong sendirian di atas motor, gue langsung nyamperin Yuqi di tengah jalan itu.

"Yuqi!" Teriak gue.

"Jeongin?" Guanlin ngedongak.

"Dia, ketabrak mobil?" Tanya gue.

Guanlin cuma ngangguk.

"Bawa dia ke rumah sakit sekarang!" Titah gue, ke Guanlin.

Gue langsung gendong dia, ke arah mobil Guanlin, dan masukin dia ke jok belakang mobilnya.

"Lo bawa dulu dia ke rumah sakit. Gue bakal pergi ke rumahnya, buat kasih tau nyokap sama bokapnya." Kata gue.

"Alamat sama nomer kamar rumah sakit Yuqi, ntar gue kirim ke lo." Ujar Guanlin, yang langsung gue anggukin.

Gue mulai majuin motor gue ke rumah Yuqi.

J-COUPLE

"Kalian berdua, akan saya jodohkan." Seru Om Song, Bokapnya Yuqi.

"Apa Om?! Nggak, saya nggak bisa!" Tolak gue.

"Hey! Punya hak apa kamu menolak keinginan saya! Ingat, hutang dia belum juga terbayar sampai sekarang! Dan juga, dengan tiba-tiba kamu ingin membatalkan perjanjian itu?! Hah, kurang ajar!" Serunya lagi, sambil nujuk Bokap gue yang nunduk ke dia.

"Om! Mau berapa kali saya bilang, kalau saya hanya menganggap Yuqi itu adik saya! Saya hanya menyayanyi satu wanita, Om! Dan itu bukan anak Om!"

Plak!

Tamparan mulus Om Song, mendarat di pipi gue.

"Udah cukup! Kamu nggak seharusnya nampar dia! Jeongin. Mending kamu pulang." Kini Papah mulai angkat bicara.

"Saya nggak mau tau, pokoknya, saya akan menjodohkan Jeongin dengan anak saya!" Keukeuhnya.

"Kalau saya tau akan begini kejadiannya, mungkin saya akan membiarkan anak Om tergeletak di jalanan, dan nggak akan ngasih tau Om tentang Yuqi!" Sesal gue.

"Besok, datang ke rumah sakit dimana Yuqi dirawat. Saya akan tunggu kamu." Ujar Om Song.

"Saya nggak bisa. Ada acara yang harus saya hadiri."

"Oh, baiklah. Kalau begitu, mungkin wanita bernama Agatha Jiheon Revandria itu akan terlihat berlumuran darah saat sore harinya."

Gue berbalik.

"Song! Berhenti!" Teriak Papah.

"Jiheon? Beraninya Anda mengancam saya dengan itu, huh?!" Seru gue.

"Apa? Jiheon itu wanita yang kamu cintai itu, bukan?" Katanya, sambil melipat lengannya.

"Mungkin akan bagus, jika dia mati. Dan dengan pasti, tidak akan ada yang mengganggu kamu dengan anak saya." Lanjutnya.

Gue narik kerah bajunya Om Song, "Jangan ganggu dia!"

"Kamu ingin itu? Wanita yang bernama Jiheon akan selamat, jika kamu mau menerima perjodohan itu, dan datang besok ke rumah sakit."

Gue ngelepasin cengkraman gue. Tanpa ngomong lagi, gue mulai pergi dari rumah like a hell itu.

Isinya penjahat semua, gila!

Liat aja, kalau emang sampe dia berani nyentuh Jiheon, gue nggak bakal ragu-ragu lagi buat ngehancurin semua yang dia punya!

J-COUPLE

"Lo dijodohin?!" Teriak Guanlin.

"Itu semua gara-gara Om lo! Nggak habis pikir gue sama tuh aki-aki!" Gerutu gue.

"Terus, lo mau?"

"Nah! Itu yang masih bikin gue bingung. Masalahnya, kalau gue nolak, pasti tuh aki-aki bakal nyakitin Jiheon. Tapi, kalau gue terima, ya gimana, orang gue nggak sayang sama Yuqi. Gue nggak mau nikahin orang dengan cara paksaan kaya gini. Gue takut nyakitin hatinya Yuqi nanti." Jelas gue.

Nggak tau kenapa, gue liat ekspresinya Guanlin kok kaya yang lega gitu ya.

"Lin, lo kenapa?" Tanya gue.

"Euh, Jeong. Menurut gue sih, mending lo terima perjodohan itu. Dan lo tau 'kan, kalau cinta dan sayang bisa dateng dengan terbiasa. Dan itu mungkin akan berlaku di perasaan lo ke Yuqi. Jiheon juga bakalan aman. Walaupun mungkin, dia bakal sedih sama kenyataannya. Tapi seenggaknya, lo masih bisa buat liat dia." Saran Guanlin.

Gue mikir lagi.

Apa yang Guanlin omongin tadi emang ada benernya, sih. Tapi, nggak se-gampang itu buat gue.

Dengan gue terima perjodohan itu, lagi-lagi, gue harus nyakitin hati Jiheon.

Disaat gue kira semua masalah bakal beres, dan hubungan gue sama Jiheon bakal berlangsung normal lagi, kenapa ini semua malah terjadi?

Kenapa ini malah makin ribet jadinya?

Terlalu banyak rintangan buat gue sama Jiheon. Gue cape, harus terus-terusan nyakitin hatinya Jiheon.

Heon, maafin gue.

J-COUPLE || Jeongin x Jiheon✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang