Part 5

86 24 2
                                    

Revan dan Aletha pamit kepada kedua orang tuanya. Setelah berpamitan mereka mencari jalan masing-masing untuk berangkat sekolah.

Revan telah pergi lebih dulu mengendarai range Rover hitam miliknya. Mobil itu sengaja di hadiahkan Matteo saat ia mendapatkan juara umum di sekolahnya.

Sementara Aletha menunggu pak Eko yang sedang mencari sarapan. Biasanya Aletha pergi sekolah dengan mengendarai motor Ninja hitam miliknya sehingga pak Eko tak perlu mengantar ataupun menjemputnya. Tetapi karena kejadian kempis kemarin, Motornya masih berada di shorum untuk mendapatkan perawatan.

Sebenarnya papanya menolak untuk membelikan motor untuk Aletha dan ingin menggantinya dengan mobil keluaran terbaru. Tetapi ia menolak dan mogok sekolah bila tak dibelikan. Mau tak mau suka tak suka papanya harus menurutinya. Apalagi dengan bantuan mamanya untuk membujuk papanya.

***

Seorang pria tampan memasuki area sekolah dengan mobil sport hitam andalannya menuju ke arah lobi. Semua mata menuju kepada lelaki itu seperti singa melirik mangsanya seolah-olah tak ingin melepaskan pandangannya dari laki-laki itu.

Disisi lain wanita cantik bermata hazel keluarga dari mobil range rover putih seraya mengucapkan terima kasih kepada pak Eko.

Seluruh mata lelaki memandanginya tak henti sambil bergumam kagum betapa indahnya makhluk ciptaan tuhan yang berada di depan matanya saat ini.

Seluruh mata siswa itu berhenti saat menatap Alvaro saat dia berjalan mendekati Aletha. Begitu juga seluruh siswa lelaki,mereka juga berhenti menatap Aletha saat Alvaro mendekatinya.

"Pagi tha" sapa Alvaro mendekat.

"Aelah lo pagi-pagi udah buat mood gue ancur aja" balas Aletha menjauhi Alvaro.

Alvaro mengejar Aletha ingin mensejajarkan langkahnya dengan gadis pujaannya itu.

"Balas kek salam gue gaada kasiannya sih lo"

"Pagi! Yaudah deh sana jangan ngikutin gue" balas Aletha.

"Yaudah deh,bye calon." tambah Alvaro menoel pipi Aletha.

"Jijik gue ihhhhhh" Pekik Aletha mengusap-usap pipinya yang baru di toel Alvaro.

Setelah itu Aletha pergi menuju koridor anak iPA sedangkan Alvaro pergi menuju koridor anak IPS.

***

Kringggg..kringggg

Hal yang paling membuat siswa Gradian kerap kali bersorak dalam hatinya.

Semua siswa berlari menuju kantin. Seluruh siswa kelaparan telah memenuhi sudut kantin.

Seperti biasa Alvaro dan teman-temannya langsung mengambil tempat langganan mereka disebelah kantin paling sudut agar bisa memantau seluruh keadaan kantin,terlebih siswi-siswi cantik penghuni Gradian high school.

***

Sebenarnya Lamia tidak ingin ikut ke kantin bersama kedua sahabatnya. Tetapi yang begitulah Aletha ia akan terus memaksa hingga apa yang di inginkannya kesampaian.

"Udah deh gue nitip air mu eral dingin aja" seru Lamia menepis tangan Aletha.

"Lo harus ikut! Seumur-umur gue ga pernah liat lo keluar kelas, ga berlumut lo dikelas mulu" sanggah Aletha.

"Ayo deh mi, mau aja deh lo ngebangke di kelas yang tak seberapa ini" tambah Keisha.

'Gimna ni,mampus gue' batin Lamia.

"Udah deh gue males tau harus berhadapan sama makhluk-makhluk kelaparan di kantin" sanggah Lamia.

"Udah ayok!" Aletha menarik tangan Lamia.

Sebenarnya bukan karena alasan-alasan yang sering dibuatnya yang membuat Lamia tidak mau ke kantin. Tapi karena ia tidak mau bertemu dengan orang yang dapat membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Sebenarnya sudah lama ia ingin menceritakannya kepada kedua sahabatnya. Tetapi niat itu tidak jadi disampaikannya. Bukan karena ia tidak mempercayai sahabatnya itu, melainkan ia malu untuk mengungkapkannya meskipun itu hanya di depan para sahabatnya.

Holaa part ini udah selesai ni
Maaf kalo masih ada typo
Jangan lupa voment💕

Happy reading:)

ALVaThaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang