Part 4

120 21 2
                                    

Akhirnya mobil sport hitam Alvaro memasuki komplek perumahan elite milik Aletha. Terlihat jejeran rumah mewah didalamnya.Alvaro memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah dengan cat bewarna putih.Rumah Aletha begitu besar.Banyak rumah mewah di komplek ini tetapi rumah milik keluarga kenan lah yang terlihat paling besar dan paling megah.

"Makasih"ucap Aletha singkat ingin membuka pintu mobil Alvaro. Tapi Alvaro segera menekan tombol kunci di kanannya agar Aletha tidak bisa membuka pintunya dulu.

"Makasih yayang" koreksi Alvaro,rasanya ia tidak tenang apabila tidak menganggu Aletha.

"Ih jijik banget.Alay lo!"

"Yaudah,aku ga bakalan buka kuncinya.

"Ish" Aletha mendengus kesal.

"Buruan bilang! Oh aku tau pasti sengaja lama-lamain biar bisa lebih lama berduan sama aku didalam mobil kan,yaudah deh gausah bilang juga gapapa" Alvaro menyengir tak berdosa melihat Aletha menjadi kesal karena tingkahnya.

"Yee! ngarep lo!dasar"

Aletha hanya mendengus kesal ia mencoba menahan emosinya karena saat ini ia sadar sedang meminta tolong. Agar ia terbebas dari cowok yang ada di sebelahnya itu ia pun harus mengatakan apa yang diperintahkan Alvaro.
Saat ini Aletha berada diantara hati yang ingin segera keluar dan mengatakan hal itu dan fikiran yang terus saja melawan hati.

"Makasih yank" celetuk Aletha sengaja dilembut-lembutkan yang membuat Alvaro merasa sangat kegirangan. Alvaro tersenyum penuh kemenangan.

"Iya sama-sama yank jangan bosen ya" Alvaro mengulas senyuman tulus. Sangat tulus.

'Manis' batin Aletha.

Ada rasa aneh di dalam diri Aletha rasa yang seperti membuatnya ingin terus melihat senyuman itu.

***

"Ciee dianterin,hmm siapa ni yang bakal jadi calon menantu mama?"
Selidik Lavina menggoda anak bungsunya itu.

"Apaan sih ma,cuman temen yang mau bantuin bukan gimana-gimana!"seru Aletha mengerucutkan bibirnya.

"Oiya mama ga ke rumah sakit" tanya Aletha kepada mamanya. Bisanya jam segini Lain belum kembalin ke rumah.

"Engga sayang, uda mama suruh gantiin dokter shift."

"Oh gitu, ya udah ah ma, Aletha capek.Aletha ke kamar dulu ya.bye mama" Aletha tersenyum kepada mamanya. Aletha berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua.

Lavina hanya tersenyum melihat gelagat anaknya itu.

Belum sempat Lavina memalingkan pandangannya Aletha membalikaan badannya tepat di anak tangga ke empat.

"Oh iya ma, Motor aku masih di lobi sekolah. Bilangin pak Eko buat ambilin ya ban nya kempis" seru Aletha pada mamanya.

"Iya sayang, yaudah sana bersiin badan kamu". Sahut Lavina.

"Oke mama sayang" tambah Aletha.

***

Aletha membenahi dirinya agar bersih dari keringat ia sedikit bingung dengan dirinya sendiri. Di dalam kamarnya Aletha hanya meruntuki dirinya sendiri. Kenapa dia bisa mengucapkan kata-kata najis seperti tadi.

Seulas senyum tersembul dari bibir Aletha. Ia membayangkan senyum yang keluar dari bibir Alvaro. Kenapa ia baru saja menyadari jika pria itu memiliki senyum yang begitu menawan.

ALVaThaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang