Part 6

95 21 0
                                    

"Kita duduk disini aja ya" seru Lamia sambil duduk di tempat yang berjauhan dengan Alvaro and the geng.

"Ah ga asik lo, gabisa dong gue mesra-mesraan sama yayang cakra" sanggah Keisha memanyunya bibirnya.

"Udah deh cha kita disini aja, males gue liat tu curut pasti makan gue ga tenang nanti" Setuju Aletha pada perkataan Lamia.

"Yaudah deh". Ucap Keisha menyerah.

Mereka memesan makanan dan minuman dan membawanya ke meja yang sudah mereka pilih.

***

"Balik yok" Ajak Alvaro.

"Tumben aja lo mau balik cepet" Sanggah Albert.

"Pasti karna gaada Aletha di kantin deh" Tebak Revan sangat tepat.

"Tau aja deh lo" tambah Alvaro.

Mereka menyudahi kegiatan yang mereka lakukan di kantin dan beranjak untuk keluar dari kantin.

"Eh mata ditarok dimana sih!" Pekik seorang cowok dari dekat pintu keluar.

"Maaf kak, aku ga sengaja" Seru seorang adik kelas membalas miminta ampunan.

Sintia tidak sengaja menabrak Darwin kakak kelasnya ketika ingin keluar kantin hingga membuat minuman di tangannya membasahi seragam milik Darwin.

Seluruh isi kantin melihat kejadian itu tidak ada yang berani melerai.

Darwin adalah anak baru sekolah mereka sejak satu minggu lalu. Ia begitu terkenal dengan gayanya yang begitu menyebalkan dan membuat orang takut.

Baru satu minggu dia menjadi penghuni gradian high school dia sudah menjadi incaran guru Bk.

Dari kejauhan Aletha melihat Alvaro mendekat terlebih dahulu ke arah Sintia dan Darwin.

'Sok jadi pahlawan kesiangan tu anak' Batin Aletha mengejek.

Aletha memilih duduk di tempat menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh Alvaro.

Teman-teman Alvaro tidak tinggal diam. Mereka ingin maju tetapi dilarang oleh Alvaro karena berbagai Alasan. Mereka hanya menurut Apa yang dikatakan Alvaro.

"Hei bro kenapa ni marah-marah" Ucap Alvaro menahan tangan darwin yang ingin memukul Sintia.

"Wah belagu amat sih lo! Mau jadi pahlawan kesiangan buat si Nerd ini?" Timpal darwin.

Alvaro tertawa mengejek mendengar perkataan Darwin yang membuat Darwin menjadi kesal padanya.

Darwin mencoba menahan emosinya kepada Alvaro dan kembali fokus memarahi Sintia.

"Eitss.. Enak aja lo asal mau mukul anak orang" Cegah Alvaro untuk yang kedua kalinya.

Darwin semakin geram,
"Bacot baget sih lo"

'Bukk

Pukulan keras diterima Alvaro di Pipi kirinya.

"Gini dong cowok lawan cowok"
Tambah Alvaro menyengir.

'Bukk

Hampir saja untuk yang kedua kalinya Alvaro mendapat pukulan di pipi kanannya. Ia menahan tangan kanan Darwin yang hendak melayangkan pukulan. Alvaro berhasil memukul pipi kiri milik Darwin hingga membuatnya terlempar mencium lantai.

Sintia hanya meringis melihat pergaduhan kedua orang yang sangat di segani di seluruh penjuru Gradian High School.

Yang satu disegani karena ramah dan frendly, yang satu karena nakal dan tidak takut akan BK.

"Berani banget lo ya bangsat" pekik Darwin.

Selagi Darwin mencoba untuk membangkitkan dirinya, Alvaro menarik Sintia  keluar kantin.

"Mau kemana lo! Banci" Pekik Darwin yang sudah mengeluarkan darah segar di ujung bibirnya serat menahan pergelangan kaki Alvaro dengan satu tangannya.

Alvaro gemas mendengarkan kata 'Banci' yang dikeluarkan oleh Darwin.

Ia mengempaskan tangan darwin di kakinya dengan cara kasar. Ia jongkok dihadapan Darwin dengan tatapan sangat mengejek.

Alvaro Menarik keras kerah baju seragam Darwin dan memberikan senyuman penuh arti.

"Haha! Bancian mana sama cowok yang berani mukul cewek karna hal kecil!".

"Sebanci apapun gue selagi gue sadar tugas gue sebagai cowok itu melindung bukannya memberikan kesedihan gue masih lebih bangga dari pada jadi cowok yang taunya buat cewek nangis apalagi sampe maen tangan!" Seru Alvaro sambil menepuk-nepuk pipi Darwin.

Alvaro menghempaskan keras kerah baju Darwin yang di pegang nya. Dan melanjutkan aksinya menarik Sintia keluar kantin.

'Tunggu aja balasan gue' batin Darwin menyumpahi Alvaro karena membuatnya malu.

Aletha yang sedari tadi melihat kejadian itu hanya tidak percaya seorang Alvaro mengatakan hal sebijak itu.

Ia keluar kantin mengikuti Alvaro yang sedang membawa Sintia keluar.

'Etdah gue ngapain coba ngikutin mereka ga guna banget gue' batin Aletha.

Aletha pun melangkahkan kakinya berbalik arah dari tujuan semulanya.

'Udah deh tanggung udah setengan jalan,hehe' Ia membalikan langkahnya kembali ke arah Alvaro dan sintia.

"Lah kemana tu orang dua" bisik Aletha pada dirinya.

"Ya udah deh cari aja"

Ia melanjutkan langkahnya mencari Alvaro dan Sintia.

Ia berhenti di Lab Kimia karena mendengar suara isak tangis seorang wanita.

Holaaa gaes,
part ini uda selesai..
Jangan lupa Voment💕

Happy reading:)

ALVaThaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang