Part 16

61 6 0
                                    

Alvaro berlari kearah UKS dengan senyuman mengembang dan hati yang sangat gembira.
Ia sudah merencanakan mengajak Aletha berkeliling di mall. Dan menghabiskan waktu hingga sore.

Setelah sampai di dekat ruangan UKS Alvaro menarik nafas tenang untuk menetralisir kebahagiaan yang sudah memuncak di dadanya. Dengan gaya yang dibuat setenang mungkin Alvaro mendekati pintu UKS dan masuk kedalamnya.

***


"ARRGHH!"
"SHIT!"
"BEGO!"
"ARRGHH!"

Alvaro mengacak rambutnya gusar. Untuk saat ini, ia sangat membenci dirinya. Ia merasa sangat bodoh, makhluk idiot yang tidak sengaja dilahirkan.

"SIAL!"
"DASAR. ORANG. BEGO!"
Alvaro memukul kepalanya dengan kedua tangan setiap ia mengucapkan satu kata dengan penekanan.

"Alvaro yang begonya luar biasa, lo baru aja buang kesempatan berharga, bego! Lo baru aja ngebiarin kesempatan emas yang lama lo tunggu ninggalin lo bego." alvaro merik nafasnya teratur mencoba mengendalikan emosinya, bagaimanapun ia harus pulang dengan berkendara. Dan untuk saat ini ia belum mau mati. Mati dalam keadaan menyesal.

Merasa sudah cukup tenang, Alvaro menjalankan mobilnya keluar area sekolah. Ia berniat mampir ke tempat makan terlebih dahulu untuk melampiaskan kemarahannya.

Ya, Alvaro memiliki kebiasaan aneh. Ia selalu makan saat sedang emosi atau pun kesal. Ia merasa makanan dapat membuat moodnya naik seketika.

Ia memutar stir mobilnya kedalam restoran junk food, setelah mendapakan parkiran. Alvaro terdiam sebentar di kursi kemudi, ia tersenyum miris meratapi nasibnya, menyumpahi kebodohannya hari ini.

"Seharusnya var, kalo aja otak lo ga ogeb ni ya, Aletha udah keluar dari mobil ini bareng lo, uda makan didalam sana bareng lo."

Alvaro memutar kembali kejadian saat dia dengan PDnya masuk ke dalam UKS dan mengajak Aletha pulang. Dan ternyata yang ia dapat hanya ruangan kosong. Tanpa melihat seseorang yang sangat ia harapkan pulang bersamanya hari ini disana.

Lagi, Alvaro tersenyum mengenang kebodohannya.

Setelah merasa cukup tenang, Alvaro keluar dari mobil dan segera memasuki tempat dimana ia dapat meluapkan kekesalannya.

Alvaro sengaja mengambil tempat duduk di bagian ujung agar tidak terganggu dalam proses meluapkan emosinya pada 3 porsi jumbo burger, 5 porsi chicken spicy wings, 2 Large french fries, 2 potong dada ayam, 3 ice flurry dan 3 botol cola. Oh ya, tidak lupa ia memesan 2 porsi nasi putih, biasalah orang yang tinggal di negara berflower, ga afdol rasanya kalo gapake nasi. Hm.

Setelah makanan datang, ia tersenyum bangga dengan dirinya sendiri. Entah kenapa masalahnya tiba-tiba berkurang hanya dengan mencium aroma lezat dari hidangan didepannya sekarang.

Alvaro memakannya dengan sangat tenang. Jika ada yang berfikir ia akan makan semuanya dengan bringas dan seperti orang kesetanan maka kalian salah.

Dengan santai ia menghabiskan hidangan lezat yang ada di depannya. Dimulai dari Dada ayam dengan nasi, lanjut ke burger pertama, berpindah ke spicy wings, kembali lagi ke burger, meneguk sedikit cola, melanjutkan dengan burger yang lain, berpindah ke satu cup ice flurry, ke porsi spicy wings yang lain, hingga semua hidangan habis.

Oh iya, masih ada 2 porsi french fries di depannya. Mungkin ia sudah cukup kenyang untuk menghabiskan makanan penutup itu sekarang juga.

Alvaro menarik nafas, agar tidak sesak karena kekenyangan. Ia berdiri dari kursi membawa sisa makanannya untuk menuju kasir dan memesan tambahan 5 porsi french fries lagi.

Walaupun moodnya sudah baik karena makan, akan lebih baik jika ia bertemu dengan teman-teman dekilnya itu bukan. Lagian mereka sudah punya janji hari ini.

Setelah menerima pesanan, Alvaro keluar restoran menuju dimana mobilnya berada. Setelah masuk kedalam mobil, ia tersenyum sambil mengelus-elus perutnya yang terasa sangat penuh.

"kayanya gue harus balas dendam deh nih. Oke, hari minggu kita nge-gym ya perut, terus kita lari sore juga, okeyyy."

Alvaro tertawa sendiri mendengar perkataan yang baru diucapkannya.

"Oke fix. Gue gila" katanya lagi.

"Okedeh let's go."

Alvaro menghidupkan mesin mobil dan mulai menjalankan kendaraanya dengan senyuman.
Sebelum ia menangkap pandangan didepannya.

"Anjing! Shit! Bangsat! Penghianat."

Alvaro mengumpat sedemikian karena melihat seorang gadis yang selama ini dikejarnya keluar dari restoran yang tadi dikunjunginya bersama sahabatnya.

Seketika darahnya naik ke kepala, ingin sekali saat ini ia keluar dan mencabik-cabik wajah pria itu. Ia sudah curiga dari awal saat Revan menanyakan akan keseriusannya pada Aletha.

Alvaro menarik nafas agar membuatnya tenang. Dan menunjukkan senyuman sinisnya ke pria yang kini sudah duduk di dalam mobil bersama gadis pujaanya.

Ia mengalihkan pandangannya ke depan dan mulai menjalankan mobilnya membelah jalan raya menuju rumah Albert yang berjarak tidak terlalu jauh dari tempatnya sekarang. Dan tentu saja ia akan menepati janjinya untuk bertemu para sahabat sintingnya itu disana. Ups, maaf kecuali penghianat itu. Fikirnya.

I purple you💜
Jangan lupa Voment💕

Happy reading:)

ALVaThaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang