Part 13

59 6 0
                                    

Seluruh siswa kelas XI IPA dan IPS mendapat kabar yang menyenangkan dari kepala sekolah, tidak sia-sia rasanya mereka mendengarkan ceramah yang begitu panjang hingga membuat lutut mereka serasa ingin patah saja. Sedangakan Siswa kelas X dan XII hanya mendengus kesal mendengar pengumuman kepala sekolah barusan.

Seluruh penghuni kelas XI akan pergi camping ke daerah puncak untuk menghabiskan liburan mereka disaat seluruh kelas XII menghadapi pertaruhan untuk masa depan mereka, lebih tepatnya mereka akan menghadapi ujian nasional. Sedangkan untuk kelas X, mereka masih belum dipercaya untuk bepergian ke tempat yang agak jauh.

"Dih, paan sih lo pada teriak-teriak, gajelas banget deh, habis dapet lotre lo?!" kesal Aletha karena semua orang disekitarnya sekarang sedang membahas hal yang tidak ia ketahui, mereka membahas yang baru saja di sampaikan pak susianto, kepala sekolah SMA Gradian.

"Yee, makanya kalo Pak Susianto ngomong tu di dengerin" Anita menoyor kening Aletha.

Anita berani bersikap seenaknya kepada Aletha karena mereka berdua bisa di bilang sudah lama kenal karena sempat satu sekolah juga di waktu SMP, walupun mereka tidak sekelas tetapi Anita dan Aletha sering bercengkrama dikarenakan Anita seorang sekertaris OSIS dan Aletha seorang bendahara OSIS di Smp nya.

Tapi ia jerah mengikuti kegiatan osis untuk yang kedua kalinya di SMA, ia sudah cukup memakan banyak cubiran pedas dari para anggota yang ia datangi dan memaksa mereka segera membayar uang kas OSIS nya.

Karena mereka tau siapa Aletha, mereka pun tidak mau berurusan lebih panjang dengan Aletha. Entah siapa yang memilihnya sebagai seorang bendahara, Aletha bisa di bilang memiliki pergaulan yang tidak biasa, ia hanya dekat dengan para anak yang notabene nya pembuat onar.

Ruangan Bk adalah tempatnya sehari-hari, karena ia sering bolos jam pelajaran, cabut, melawan guru dan lainnya, syukur kalau yang menanggung perbuatannya hanya dirinya sendiri, sebagai abang, Revan juga ikut terseret kedalam masalah Aletha sehingga sekarang ia menyuruh Aletha tidak memberitahukan status mereka.

Sampai Aletha dipertemukan oleh seseorang yang dapat mengubah sifatnya dan menampakkan sedikit sisi wanitanya. Tetapi waktu itu tidak lama. Aletha kembali menjadi seorang yang membenci yang namanya seorang yang selalu mencari perhatiannya dan ingin memaksanya membuka hatinya. Ia jerah.

Oke.back to topic,hehe.

"Emang ya penduduk di negara berkembang, ditanya kenapa malah noyor. Gila emang" Sinis Aletha kepada Anita yang menatapnya aneh.

"Upacara selesai, barisan dibubarkan." perkataan protokol yang membuat seluruh siswa gradian berhamburan seperti anak ayam kehilangan induknya.

***

"Ban, gue mual deh, kayaknya asam lambung gue kambuh ni." Adu Aletha sedikit berbisik kepada Bandi yang notabenenya adalah teman sebangku nya.

Karena sekarang adalah mata Pelajaran bu Merlin, Aletha tidak berani berbicara kepada Keisha yang ada di sebelahnya. Karena itu bisa mengundang amuk bu merlin.

"Etdah lo, masa preman sakit" Bandi terkekeh sangat pelan.

"Serius!".

"Kenapa?, pasti lo ga Sarapan ya?" Selidik Bandi kepada Aletha.

"Ga sempat gue, takut telat, mana upacara lagi" jawab Aletha menidurkan kepalanya di meja sembari memegang perutnya yang terasa sakit.

"Yuk gue temenin ke UKS" tawar Bandi ikut prihatin melihat kondisi Aletha.

"Gausa deh, tolong beliin gue air mineral sama roti aja". tolak Aletha.

"Yaudah, lo masih kuat kan tha."

"Iya, buruan."

Bandi permisi pada bu Merlin untuk ke kantin  membeli air mineral untuk Aletha. Ya tentu saja. Sebelum ia diizinkan keluar, Bandi harus mendapatkan siraman rohani yang keluar dari bibir bu Merlin yang tipis.

***

Alvaro duduk di kantin sambil menikmati es jeruk dan nasi goreng yang baru saja sampai di hadapnnya. Apalagi kalau bukan bolos mata pelajaran. Emang cowok satu itu selalu saja mencari masalah.

Sudah hampir dua minggu Alvaro tidak bertemu dengan Sintia di sekolah sejak Sintia mengajak Alvaro berbicara serius, Alvaro jadi memikirkan hal apa yang ingin dibicarakan Sintia padanya.

Alvaro R.D
Da lama ga ngechat, kenapa? Uda makan belum? Gue antar ke kelas ya makanan nya.

Alvaro hanya mendengus karena pesannya barusan hanya mengeluarkan centang satu yang menandakan Sintia tidak Aktif.

'Kemana sih, khawatir gue, oh oke nanti gue datang aja kali ya kerumahnya' Alvaro berguman didalam hatinya.

"Woi cocan" Teriak Alvaro memanggil seorang cowok yang baru saja memasuki kantin menuju stand air mineral

Bandi melirik ke arah Alvaro sebentar dan memalingkan kembali wajahnya ke bu kantin untuk memberikan uang membayar belanjaan yang diambilnya dari stelling.

"Eh sini bentar, mau stalking Aletha ni gue" minta Alvaro kepada Bandi.

"Kok disini sih say? Bolos lagi?" Tanya Bandi berjalan ke arah dimana Alvaro sedang duduk.

"Say? Nenek lo bulet" Alvaro terkekeh kecil dengan sifat temannya ini. Centil. Mungkin kata itu yang bisa mendefinisikan Bandi dimata Alvaro.

"Lo sendiri? Ngapain disini?" lanjut Alvaro bertanya kepada Bandi.

"Ni, gue beli ini buat Aletha" Bandi sembari menunjukkan barang yang baru saja ia beli. Bandi lupa bahwa Aletha membutuhkan itu sekarang.

"Kok tumben ga dia sendiri yang ke kantin" kepo Alvaro, karena biasanya Aletha tidak pernah menyuruh orang untuk ke kantin. Kantin adalah surga bagi Aletha, jadi mana mungkin ia menyuruh orang untuk menggantikannya ke surga.

"Mampus gue!" Bandi menepuk jidat nya karena ia melupakan bahwa Aletha sedang sakit.
"Lo sih ganteng banget, jadi buyar ingatan gue, yaudah gue balik dulu" sambung Bandi pamit kepada Alvaro.

"Eh bentar, kenapa? Aletha ya, dia kenapa? Sakit? Gamungkin la ya Preman gradian sakit." tanya Alvaro berusaha mencairkan suasana.

"Iya, dia pucet banget, mual juga katanya, gue takut dia pingsan. Yaudah gue balik" Bandi menyempatkan diri untuk menoel pipi Alvaro lalu dia ngacir keluar kantin.

'Aletha? Seriusan Aletha sakit? pucat? Mual? Mau pingsan?' Alvaro bertanya kepada dirinya.

"Eh tunggu" perkataan Alvaro membuat Bandi menoleh ke arah tempat duduk Alvaro semula, ternyata tidak ada orang.

Ia kembali menolehkan pandangannya keluar kantin dan ternyata Alvaro sudah ada tepat didepan wajahnya.

"Ayo, gue ikut" Alvaro menarik tangan Bandi secepat mungkin agar cepat sampai di kelas Aletha. Dan sontak membuat Bandi kehilangan keseimbangan dan hampir saja jatuh. Untung ga jadi.

Stay tune❤
Jangan lupa VoMent

ALVaThaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang