Part 15

59 8 0
                                    

Waktu tanda pelajaran berakhir sudah berdering sekitar sepuluh menit lalu. Alvaro kini sudah tidak bersama Aletha lagi di UKS. Ia pergi begitu saja kearah koridor IPA, dan Aletha hanya mendengus heran melihat tingkah pria itu.

"Lah? Kok preman ada di UKS, sakit ya? Utututuu" kata seseorang yang membuatnya kesal sekarang.

"Ngapain lo? Hush bukannya khawatir, malah diledek. Dasar!"

"Yuk, pulang." Ajak seorang pria dari luar pintu UKS.

"Apaan lo ngajak gue pulang, siapa lo?" Aletha memalingkan seolah tidak mengenal pria yang kini mulai menjauhi pintu dan mendekat ke arahnya.

"Ck, cepetan tuyul" Pria itu menarik tangan Aletha keluar dari ruangan itu menuju lobi.

"Ishh sepatu gue curut!" teriak Aletha.

"Sans dong, ni udah gue amanin" Pria itu mengangkat sepasang sepatu yang berada di tangan sebelah kirinya sambil menaik turunkan alisnya.

Mereka berdua masuk kedalam mobil. Dan melaju meninggalkan area sekolah.

"Motor?" tanya pria itu tanpa menoleh ke arah Aletha.

"Ga bawa." balas Aletha singkat.

"Ohh, kenapa lo kok bisa masuk UKS? Tadi uda di suruh sarapan bukan sarapan. Bandel sih lo." Omel pria itu kepada Aletha.

"Apasih lo, bukannya gue dibawa ke cafe atau ke mall buat makan gitu. malah di omelin. Dasar gila." Balas Aletha tak kalah kejam agar pria disampingnya itu peka akan kondisi perutnya sekarang.

"Lo ngode gue?" Tanya pria itu acuh tak acuh.

"Pikir aja sendiri." Balas Aletha lebih cuek.

Tak lama kemudian Aletha merasa indra penciumannya dipenuhi semerbak harum dari gedung yang ada didepannya sekarang. Ternyata mobil yang ditumpanginya masuk kedalam sebuah restauran junk food yang tidak jauh dari area sekolahnya. Hatinya tersenyum. Ternyata pria itu peduli padanya.

***

"Loh, mana ni tas Aletha kok udah gaada lagi?, Udalah mungkin udah dibawa sama duo sinting." Alvaro tak mau ambil pusing dengan itu. Karena memang koridor sudah sepi barulah ia pergi dari UKS. Sehingga besar kemungkinan tas Aletha sudah dibawakan oleh Lamia dan Keisha.

Alvaro berlari ke koridor kelas IPS menuju kelasnya untuk menemui sahabatnya dan mengambil tasnya yang masih ada di dalam kelas.

"Woii, kemana ae lo kampret." Albert meyerbu Alvaro dengan suara nyaring hingga memenuhi ruangan yang kini hanya diisi oleh empat orang pria tampan.

"Alah macem lo ga tau aja." Balas Alvaro acuh tak acuh.

"Ck Ck Ck, tobatlah engkau wahai anak bangsat." Kata Albert menyengir menjijkkan.

"Nanti siang main ke rumah abet yuk." Usul Revan yang langsung mendapat tatapan tajam oleh Albert.

"Eh tuyul. Apaan lo abet-abet. Sok imut banget lo, jijik bodat!" cerocos Albert tak terima diberi nama panggilan ucul oleh Revan.

"Aduh, dedek abet gausah malu gitu deh sama mas Revan" Ucap Revan menampakkan wajah yang di imut-imutkan.

"Tabok jangan?" Albert meletakkan tangannya tepat didepan mulut Revan seolah-olah ingin memukul mulutnya. sedangkan Revan hanya menyengir tak berdosa.

"Bye." Alvaro berlari keluar kelas menuju UKS untuk menjemput Aletha.

"Ckckckck" Revan mengelus dadanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dramatis.

"Yaudah yuk balik" Ajak Cakra kepada kedua sahabatnya itu. Dan Di jawab dengan anggukan kepala oleh mereka berdua.

Cakra melangkahkan kakinya terlebih dahulu meninggalkan dua orang yang masih adu mulut didepan pintu kelas IPS 1 itu.

Cakra dan Albert berjalan ke arah parkiran motor yang berseberangan dengan lobi utama dimana mobil terparkir. Sehingga mereka bertiga harus berpisah.

"Bye mas Epan" kata Albert meninggalkan Revan. Mereka berdua telah mendapatkan panggilan ucul masing-masing. Dan tidak ada yang boleh keberatan.

"Dadah dedek abet" kata Revan nyaring. Albert hanya bergidik jijik mendengar tuturan manis itu.

***

Revan berjalan menyusuri koridor untuk pergi ke lobi utama. Tanpa sengaja matanya bertemu dengan Alvaro yang sedang berbicara dengan Sela, seperti yang Revan ketahui Sela adalah ketua ekskul tari yang sudah lama mengincar Alvaro.

Revan mendekatkan diri ke sepasang remaja yang sedang bercengkrama itu, tanpa niat bergabung. Sela seperti sangat antusias berbicara dengan Alvaro. Sedangkan Alvaro hanya menanggapi dengan tersenyum kaku. Sela menarik Alvaro menuju ruangan tari, entahlah apa yang sedang direncanakan cewek itu.

Setelah mereka menjauh Alvaro memutar badan kembali ke arah lobi. Karena lobi utama berada diujung sekolah, Revan harus memutari setengah sekolah untuk sampai kesana.

Tepat disamping ruangan UKS Revan seperti mendengar krasak-krusuk dari dalamnya. Karena ia adalah seorang bokep berakhirlah dia masuk kedalam ruangan itu.

Dengan sedikit perkelahian Revan mengajak orang yang ada didalam ruangan itu pulang.

-/-

Bokep itu "bocah kepo ya gaiz, Hehe.
Maapkan author buat kalian nethink, huhu(:
Ditunggu next partnya⚡
Pliss tinggalin jejak kalian yaa❤

Oiya aku mau bilang makasih buat kalian yang dengan senang hati mau nambahin cerita ini ke Reading list ya gais,
Alepyuu💜

Buat para siders

Jangan lupa Voment❤

I purple u💜

ALVaThaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang