"Pa!"
"Taehyung berhenti!" Mamanya berteriak saat Taehyung membuka satu persatu pintu yang ada dirumah mama dan papa tirinya. Mama menahan tangan Taehyung dan membalikkan Taehyung secara paksa. Taehyung menatap mamanya dengan sorot mata lelah dan kantung mata yang menghitam karena sejak kemarin tidak tidur.
"Papa dimana ma?"
"Berhenti, mama mohon."
"Papa mana?!" Taehyung kembali membentak dan menyebabkan mamanya mundur beberapa langkah sembari membekap mulutnya sendiri. Taehyung menekan pelipisnya yang semakin lama semakin pening karena efek samping dari narkoba kemarin malam.
"Maaf, ma." Belakangan Taehyung menyadari bahwa air mata mamanya mengalir dalam diam. Taehyung menarik tubuh mamanya dan membawanya dalam dekapan. Taehyung membiarkan mamanya menenggelamkan wajahnya di bahu lebarnya.
"Iya, Taehyung berhenti. Mama jangan menangis. Kasihan kandungan mama." Taehyung menutup matanya dan mengeratkan pelukannya. Taehyung menghela nafas berat dan membiarkan hatinya menjadi lebih terpotong sampai berkeping-keping saat menyadari mama terisak di dekapannya.
Taehyung bersumpah, siapapun orang yang menyakiti mama dan ayahnya, Taehyung tidak akan tinggal diam. Sekalipun itu ibu tirinya, Jimin atau suami baru mama.
_____
"Bilang saja pada ayah aku menginap di rumah teman dan mengerjakan tugas."
Taehyung menghela napas setelah Jimin mengiyakan dari seberang telepon. Malam ini Taehyung tiba-tiba ingin sekali bercerita pada Jimin. Tapi, Taehyung urungkan niatnya.
"Apa benar-benar tidak ada yang terjadi hari ini?"
Taehyung tersenyum kecil walaupun Jimin tidak bisa melihatnya. Ia berdehem kemudian menjawab pertanyaan Jimin,
"Iya, jangan khawatir. Aku baik-baik saja."
"Hm. Kalau ada apa-apa, bilang saja. Aku akan mendengarkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me To Life ✔
Fiksi PenggemarKim Taehyung pernah berharap bahwa ia tidak pernah mengenal Jimin.