Jimin membuka pintu rumahnya. Ia menatap sekeliling kemudian berjalan masuk perlahan diikuti dengan Taehyung di belakangnya.
"Mana mama?"
Jimin sontak menoleh pada Taehyung. Ia membalikkan badannya, menatap Taehyung yang tengah asik menatap setiap inci rumahnya. Taehyung menoleh pada Jimin, lantaran saudaranya tak kunjung angkat bicara.
"Kata mama, ia akan menunggu di rumah?"
Jimin memandang wajah Taehyung yang masih terheran-heran. Dengan hati-hati Jimin berujar, "Mamamu sudah tiada, Taehyung. Ingat?"
Taehyung terdiam, seolah mengingat-ingat sesuatu. Sinar di wajahnya meredup beberapa saat kemudian. Taehyung terkekeh sembari menatap Jimin. Lambat Taehyung menyadari, bahwa kemarin mama yang hadir menyapanya adalah halusinasinya lagi. Sekali lagi, Taehyung merasa bodoh.
"Oh... Hehe."
"Aku pikir-kemarin itu mimpi. Maaf."
Taehyung menghela napas, memandang Jimin yang menatapnya khawatir. Taehyung tersenyum tipis.
"Kalau begitu, antarkan aku ke makamnya saja."
_____
Hari tengah mendung.
Taehyung duduk bersimpuh di samping makam mamanya. Ia menyentuh batu nisan yang tertancap di tanah, mengusapnya dengan jari seraya tersenyum kecil. Taehyung menempelkan dahinya pada batu nisan mamanya. Taehyung menarik nafas berat.
Mamanya sudah melalui hari-hari berat karenanya.
Air mata Taehyung mengalir dalam diam. Dengan bisikan-bisikan yang mulai memenuhi kepalanya.
Iya, kau penyebab dari semua ini, Taehyung.
Taehyung menutup matanya. Wajahnya masih tertutup masker dan topi. Jimin berdiri di samping Taeyung yang duduk bersimpuh dengan hati yang mencelos setiap detiknya.
Namun, meski begitu, Jimin membiarkan Taehyung berlama-lama, menyampaikan rindunya.
Dengan sangat lirih, Taehyung menjawab semua bisikan di kepalanya, "Iya, memang aku penyebabnya."
Kau pembunuh.
"Iya, aku membunuh papa."
Jimin berjongkok, menyentuh pundak Taehyung. Taehyung perlahan membuka matanya kemudian menegakkan duduknya. Ia membuka masker di wajahnya, di susul dengan membuka topi di kepalanya.
"Taehyung?"
"Aku akan menghadapinya," Ujar Taehyung sambil mengusap nisan sang mama. Taehyung mengernyit ketika telinganya kembali mendenging keras. Tangannya gemetar, napasnya mendadak memburu. Jimin memanggil nama Taehyung sekali lagi, gurat khawatir tercetak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me To Life ✔
FanficKim Taehyung pernah berharap bahwa ia tidak pernah mengenal Jimin.