Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Esoknya, di rumah mama Taehyung. Pagi hari, diselimuti awan mendung bekas hujan semalam.
Jimin menerobos batas polisi, masuk ke dalam rumah yang tidak terkunci. Meniti setiap ruangan. Ia kembali masuk pada ruangan yang juga diberi batas polisi. Kamar mama Taehyung. Masih ada bekas darah di mana-mana. Bau anyir. Busuk. Jimin mendadak mual.
Ia kemari demi memenuhi permintaan terakhir seorang wanita paruh baya, yang telah berkorban mati-matian untuk anaknya. Jimin mengambil sebuah foto album bersampulkan hitam yang tertulis nama Taehyung di atasnya.
Jimin membukanya, membalik satu persatu halaman. Senyum tipis terukir saat memandang foto demi foto. Mama Taehyung ternyata suka mengoleksi foto Taehyung dari kecil hingga besar. Memotretnya diam-diam, benar-benar alami.
Saat Taehyung masih bayi.
Beranjak balita.
Kemudian saat Taehyung yang menangis dengan menggenggam coklat dan lumer di mana-mana.
Saat Taehyung pertama kali masuk sekolah.
Hingga, saat Taehyung mengangkat medali emas pertamanya tinggi-tinggi. Dengan pakaian lengkap memanah.
Jimin terus memandang setiap foto. Baik foto Taehyung sendirian, atau foto Taehyung bersama dengan mamanya. Bahagia sekali, waktu itu. Keduanya sama-sama tersenyum lebar dengan eyesmile yang mempesona. Sampai pada akhirnya, Jimin mencapai halaman terakhir. Yang berisi foto-foto ayah kandung Taehyung, ayah tiri Jimin sekarang.
Begitu banyak foto. Saat sedang memanah, memegang medali emas bersama dengan mama Taehyung. Mengenakan jas dokter dan yang terakhir, foto pernikahan.
Lalu, mama Taehyung meminta Jimin untuk membakar semua ini? Astaga, yang benar saja.
Ponsel Jimin bergetar. Ada pesan masuk. Jimin meletakkan album foto di tangannya. Mengambil ponsel di saku, kemudian membuka kunci layarnya. Pesan dari ayah.
Taehyung mencoba bunuh diri. Pulang sekarang.
Sial. Jimin mengumpat dalam hati. Meletakkan ponsel dengan kilat di saku celananya kemudian mengambil album foto milik mama Taehyung dan berlari keluar.
_____
Jimin masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa. Sesekali tersandung perabotan rumah dan berhasil membuatnya mengaduh, ia kembali mengumpat keras-keras. Setelah meniti anak tangga, Jimin membuka pintu kamar Taehyung. Ibunya ada di samping Taehyung yang kini sudah tertidur dengan tangan yang di bebat perban. Pecahan kaca di mana-mana, darah dimana-mana. Napasnya tertahan saat melihat kondisi kamar Taehyung. Ayahnya berbalik, menatap Jimin yang termangu di ambang pintu.
"Keluar. Ikut ayah."
Ayah melewatinya, sementara ibunya menatap Jimin dan menghela napas. Jimin berbalik, mengikuti langkah ayahnya sampai di ruang kerja. Sempat hening, menyisakan degup jantung Jimin yang tidak karuan.