Ayah. Aku. Mama.
Waktu itu, semua masih sempurna.
Ayah yang mencintai mama.
Mama yang mencintai ayah.
Dan, aku-
Bahagia.▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
"Ayah, aku baik-baik saja."
Usai terbangun, Taehyung langsung mengajukan permintaan untuk menghadiri sidang mamanya yang diadakan pagi ini. Ayahnya jelas melarang keras dengan alasan kuat kejadian kambuhnya sakau Taehyung kemarin. Taehyung menghela napas dan menengok jam dinding, berharap sidangnya belum di mulai.
"Taehyung janji tidak akan mengamuk seperti kema—"
Ayah buru-buru memotong ucapan Taehyung, "Tidak ada yang tahu kapan sakau-mu kambuh, nak."
"Ayah tahu, Taehyung mengonsumsi narkoba."
Taehyung memejamkan matanya saat mendengar ucapan ayahnya. Ia tahu bahwa dirinya tidak bisa menyembunyikan hal seperti ini selamanya. Lambat laun, ayah pasti akan sadar dan mengetahui kelakuan bejatnya.
Taehyung kembali membuka matanya dan menatap ayah dengan tatapan memohon.
Ayah menghela napas, "Tidak. Lagipula, kau masih harus mengenakan kursi roda, luka tusukanmu bukan hal sepele, Taehyung."
"Taehyung tidak apa-apa kalau harus duduk di kursi roda, yah."
"Ayah tetap tidak mengijinkan."
"Yah—"
"Mamamu mencoba membunuhmu, nak! Tidak bisakah Taehyung berhenti?"
Taehyung akhirnya diam dan memalingkan wajahnya kesal. Padahal, ia ingin sekali datang kesana, bertemu mama dan memeluknya sebelum wanita paruh baya ringkih itu mendekam di jeruji besi. Ia tahu, mamanya mencoba membunuh Taehyung. Taehyung tahu, benar-benar tahu.
Sementara benaknya sibuk mengomel lantaran ayahnya tidak mengizinkan, semangat yang terpantri di wajahnya sejak tadi sedikit demi sedikit mulai memudar. Sampai rasanya Taehyung kembali kosong, hampa seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me To Life ✔
FanfictionKim Taehyung pernah berharap bahwa ia tidak pernah mengenal Jimin.