[60] Terms for Taka

231 29 40
                                    

Lama mereka menunggu, akhirnya Takeru keluar dari ruang rawat Hiroki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lama mereka menunggu, akhirnya Takeru keluar dari ruang rawat Hiroki.

"Tadi Hiro hampir aja pergi, tapi syukurlah. Waktu aku sebut nama Taka, Hiro kembali lagi. Sepertinya, dia masih ingin bersama sama papanya." Jelas Takeru yang menangani Hiroki beberapa menit yang lalu.

"Aku harap kita bisa secepatnya mendapatkan donor untuk Hiroki." Lanjut Takeru dengan nada penuh harap.

Taka melorot ke lantai. Ia tak kuat lagi untuk berdiri. Air matanya sudah tak bisa di bendung, ia biarkan liquid bening itu membasahi pipinya. Membayangkan betapa sakit dan tersiksanya Hiroki di dalam ruang pesakitan itu.

"Kamu kuat, sayang. Kamu pasti bisa!" lirih Taka sembari membentur-benturkan kepalanya ke tembok.

Akira yang melihat apa yang di lakukan suaminya itu, lantas langsung merengkuh tubuh letih itu ke dalam pelukannya. Ia bisa merasakan bagaimana sakitnya Taka saat ini.

"Kamu harus sabar, mas. Anak kita gak bakal kenapa-kenapa." Ucapnya menguatkan, sembari mengelus punggung Taka.

"Hiro pasti kuat. Percaya sama aku, mas!" tambahnya. Taka semakin membenamkan kepalanya dan memeluk erat tubuh istrinya.

💊💊💊


Toru melangkahkan kakinya memasuki ruangan bercat putih itu. Ia melihat sosok anak kesayangannya terbaring dengan berbagai kabel dan selang yang melilit tubuhnya. Toru merasakan sesak di dadanya.

Sesakit itu kah?

Sesampainya di sisi ranjang Hiroki, pria itu menempelkan telapak tangannya ke pipi Hiroki yang terasa hangat. Pipi yang dulu berisi itu kini terlihat sangat kurus, terbukti dengan semakin menonjolnya tulang rahang anak itu.

"Superhironya daddy kapan mau bangun ?" bisik Toru lembut.

"Kamu bilang sama daddy pengen liburan ke disneyland kan? Kalo kamu bangun, daddy janji bakal bawa kamu liburan kesana."

Tak ada jawaban dari Hiroki, yang jelas-jelas masih nyaman dengan alam bawah sadarnya. Hanya terdengar bunyi EKG yang mengalun teratur.

"Kamu pengen apa lagi sayang? Pengen belanja baju impor yang keren-keren ya? Daddy beliin deh, sepuasnya kamu. Kalo kamu bangun, daddy janji gak bakal paksa-paksa kamu lagi buat belajar sampe nilai kamu bagus, asalkan kamu janji bakal buka mata kamu, sayang." Tangan kirinya mengusap dahi Hiroki lembut.

"Daddy juga gak bakal biarin papa kamu ngejamet lagi, gak bakal biarin papa kamu kasar sama marah-marah ke kamu lagi. Daddy bakal perjuangin kebahagiaan kamu pokoknya."

Setitik air mata tiba-tiba jatuh dari sudut mata Toru. Selama ini dia lah yang paling kuat untuk tidak mengeluarkan air matanya di depan Hiroki. Tapi, hari ini berbeda. Ia sudah tak bisa menahan kesedihannya. Semuanya terlalu sakit.

"Cepet bangun, Ki. Daddy sayang kamu."

💊💊💊

Taka memasuki ruangan dimana putranya berada. Ini adalah kali kesekian ia mencoba mengajak Hiorki bicara, sejak dua minggu yang lalu. Ya, dua minggu sudah, Anak kesayangannya terbaring lemah tak sadarkan diri. Takeru bilang, ia sudah berhasil melewati masa kritisnya. Tapi kemudian Takeru bilang bahwa Hiroki koma, dan tak tahu kapan ia akan sadar. Dielusnya lembut dahi Hiroki. Perlahan bibirnya mengecup dahi putranya dan lagi-lagi ia meneteskan air mata disana.

Growing Up (Vol. 03)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang