Beberapa menit kemudian dua orang suster berlari memasuki kamar rawat Hiroki di ikuti seorang dokter di belakang mereka. Dengan langkah tergesa mereka langsung menghampiri Hiroki yang masih dalam posisi memeluk bundanya. Kejang-kejangnya sudah sedikit mereda.
"Kadar oksigennya rendah, dok." Seru salah seorang suster disana.
"Bisa anda tunggu di luar, bu?! Kami harus memeriksa pasiennya." Timpal satu suster lainnya, yang kini tengah memegang tubuh Hiroki.
Akira yang mengerti langsung bangkit dari duduknya, dan sekarang pandangannya terpaku pada pria berjas putih di depannya. Ia mengenal pria itu.
"Mas Eru?" ucap Akira sebelum akhirnya di dorong keluar oleh suster.
Akira dan Taka tengah menunggu dengan cemas di depan ruang rawat anak kesayangan mereka. Sudah hampir 15 menit dokter di dalam memeriksa keadaannya.
Taka terduduk di bangku tunggu sambil menumpu kepala menggunakan kedua tangannya.
"Ini semua salah aku, Ra. Kamu bener, gak seharusnya aku ngebentak Hiro." terdapat nada penuh penyeselana dari semua kata yang keluar dari mulut pria itu.
Akira mengusap punggung letih itu perlahan.
"Udah mas, gak usah nyalahin diri sendiri. Semua udah terlanjur terjadi, yang aku minta sekarang kamu harus janji gak boleh bentak Hiro lagi, bisa kan?"
"Bisa, Ra! Aku janji, bunuh aku kalo sampe aku bentak dia lagi." Ucap Taka mantap. Bukan hanya pada Akira, ia juga sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyakiti anaknya.
Tepat 20 menit, akhirnya pintu kamar rawat Hiroki terbuka. Taka terkejut saat melihat pria di hadapan mereka. Takeru Miyazaki. Kakak kandung Akira dan tentu saja kakak ipar Taka. Akira hanya diam, ternyata dugaannya benar. Dokter yang tadi memeriksa Hiroki adalah kakaknya.
"Kejang-kejangnya sudah berhenti, tekanan darahnya sangat rendah. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, besok kita lakukan test darah. Dan untuk sekarang tak usah khawatir, keadaan Hiroki sudah stabil. Dia sudah di beri obat penenang agar bisa beristirahat." Jelas Takeru panjang lebar. Taka masih terpaku di tempatnya, mencerna setiap kata yang di ucapkan oleh kaka iparnya.
"Akira, kamu ikut saya sebentar!" Takeru manatap Akira di sebelah Taka, lalu sedetik kemudian berjalan meniggalkan mereka.
Akira bergeming, ia memandang suaminya sekedar meminta jawaban, apa yang harus ia lakukan sekarang? Taka yang mengerti akan maksud istrinya hanya tersenyum lalu mengangguk, seolah ia berkata 'pergilah, temui kakakmu.'Sepeninggal Akira, Taka lalu masuk ke kamar rawat putranya.
💊💊💊
"Kamu bahagia Ra, hidup bersama pria itu?" tanya Takeru saat Akira sudah berada di dalam ruangannya.
"Kalo mas nyuruh aku kesini Cuma buat bahas itu, mending aku pergi sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Up (Vol. 03)
FanficTak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baik atau buruknya.