Malam ini suasana di rumah keluarga Moriuchi sedikit lebih ramai dari biasanya karena kehadiran teman-teman Taka yang sedang merayakan kesuksesan konser mereka minggu lalu. Sekarang mereka tengah berkumpul di halaman belakang rumah besar itu.
“Papa! Papa inget kan waktu Hiro koma katanya papa bilang kalo Hiro sembuh, papa mau nurutin apa aja keinginan Hiro!?” Tanya Hiroki antusias pada papanya yang sedang mengobrol dengan Tomoya.
“Nah lo, Tak. Di tagih noh!” ujar Tomoya sambil menunjuk Hiroki dengan dagunya.
“Iya sayang, kamu pengen apa, hm?” Jawab Taka mengerti maksud anaknya.
“Hiro pengen nikah, pa.” Seketika semua orang membelalakkan matanya tak percaya mendengar pernyataan Hiroki barusan.
“EH, KI JANGAN NGACO DEH!” balas Taka dengan suara melengkingnya.
“Hiro pengen gendong bayi, pa.” Lagi. Pernyataan Hiroki membuat semua orang hanya membuka mulutnya lebar, termasuk omanya yang sedang meracik bumbu di dekatnya.
“PAPA BELOM SIAP JADI OPA OPA, WOY!! Ihh ini bocah ngawur amat ngomongnya. Mama.. mama tiga bulan ini ngasih Hiro makan apa sih? Ngomongnya kok ngelantur gini?”
Taka benar-benar tak habis pikir dengan omongan anaknya barusan. Taka masih menatap Hiroki ngeri sampai akhirnya anak itu kembali besuara.
“Abisnya Hiro minta adek gak di kasih-kasih!”
Sedetik kemudian terdengar gelak tawa dari orang-orang di samping Taka. Taka mendengus kesal ke arah teman-temannya.“Kamu kira bikin adek itu kayak bikin adonan perkedel, yang di bejek-bejek terus di bulet-bulet langsung jadi? Ini juga papa lagi usaha, Ki.” sahut Taka pada anaknya.
Hiroki memutar bola matanya jengah. Ia sudah bosan mendengar ucapan papanya barusan, ya kalo gak perkedel pasti bakwan. Fix papanya gak kreatif.
“Omaaa.. dulu waktu hamil papa, oma ngidam apa sih? Kok kayaknya otak papa rada oleng ya?”
“Gak tau deh, orang papa kamu tiba-tiba ada di dalem perut oma. Mau oma tuker sama beras di pasar gak ada yang mau.” Hiroki tergelak mendengar jawaban omanya, dan Taka hanya membuka mulutnya lebar. Sambil menatap mamanya tak percaya.
“Hahahaha.. anjir Tak, lo anak yang gak di harapkan ternyata.” Ryota tertawa puas di belakang Taka.
“Berisik lu, kecebong kutub.” Kesal Taka.
“Yaudah, Hiro bakal ngancem papa pokoknya.” Ujar Hiroki kembali berbicara pada papanya.
“Ngancem apaan si, Ki?”
“Kalo dalam waktu sebulan bunda gak hamil-hamil, Hiro mau bikin bayi sendiri pokoknya.” Ancam Hiroki, dan Taka hanya bergidik ngeri.
“Eh kok gitu? Yaudah gih kamu nagih sama bunda, masa papa doang yang di tagih?!” titah Taka sambil menunjuk Akira.
Akira menatap Taka, lalu kemudian ia menatap Hiroki.
“Kamu mau minta adek cewek, apa cowok?” Tanya Akira sembari mendekati Hiroki.
“Hmm.. Hiro mau adek cewek.” Hiroki menjawab penuh semangat.
“Kenapa pengen cewek?”
“Kalo cowok, entar Hiro kalah saing. Kan Hiro mau jadi anak gantengnya bunda selamanya.”
“Lah, masih gantengan papa juga!” timpal papanya tak mau kalah.
“Diem ah berisik!” geram Hiroki pada papanya.
“Pokoknya Hiro mau adek cewek ya, bun.” Sambungnya meminta.
Akira lalu menarik tangan Hiroki menyentuh perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Up (Vol. 03)
FanficTak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baik atau buruknya.